Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - AirAsia Indonesia merupakan bagian integral dari jaringan penerbangan AirAsia yang lebih luas. Di bawah payung PT AirAsia Indonesia Tbk, perusahaan ini mengoperasikan penerbangan komersial berjadwal dengan jangkauan yang luas di seluruh Indonesia. Meskipun nama AirAsia sudah sangat familiar, banyak orang mungkin belum menyadari bahwa perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang kompleks dan jaringan operasi yang meluas di berbagai kota di Tanah Air.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut buku Duel Baru Lion vs AirAsia: Persaingan Bisnis Penerbangan, karya PDAT (2021), PT AirAsia Indonesia Tbk, melalui anak perusahaannya PT Indonesia AirAsia (IAA), fokus pada penerbangan komersial berjadwal. Dengan satu kantor pusat dan 16 kantor pelayanan serta penjualan di 12 kota besar di Indonesia, perusahaan ini telah membangun profilnya dengan tujuan memberikan layanan penerbangan yang terjangkau kepada semua orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia AirAsia, sebelumnya dikenal sebagai Air Wagon International (AWAIR), muncul sebagai maskapai penerbangan dengan fokus pada biaya rendah. Didirikan pada 1999 oleh Abdurrahman Wahid, maskapai ini mengudara pada 2000 dengan pesawat Airbus 300/310. Setelah menghentikan operasinya pada Maret 2002, AWAIR beroperasi kembali pada Desember 2004 sebagai bagian dari AirAsia.
Pada 1 Desember 2005, AWAIR resmi mengubah namanya menjadi Indonesia AirAsia dan menyediakan layanan perjalanan di wilayah tersebut. Seiring dengan pengembangan usahanya, AirAsia mengakuisisi Batavia Air pada 2012, yang awalnya menimbulkan kontroversi tetapi akhirnya menghasilkan rencana aliansi ground handling.
AirAsia Group, yang meliputi beberapa anak perusahaan seperti AirAsia Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, India, dan Jepang, telah berhasil membangun jaringan rute yang luas dengan total 293 destinasi. Dari jumlah tersebut, 90 rute unik hanya dapat dinikmati melalui jaringan AirAsia Group.
Pada 2017, AirAsia memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri penerbangan dengan menerbangkan 435 juta penumpang dan meningkatkan armadanya dari 2 pesawat pada 2001 menjadi 205 pesawat pada akhir 2017.
AirAsia telah meraih sejumlah prestasi, termasuk penghargaan sebagai maskapai penerbangan tarif rendah terbaik di Asia dan dunia. Rute perjalanan yang disediakan meliputi berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, serta destinasi internasional seperti Australia, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Keberadaan AirAsia tidak bisa dipisahkan dari sosok Tony Fernandes, yang tidak hanya menjabat sebagai CEO tetapi juga merupakan pendiri maskapai tersebut. Fernandes berhasil mengubah lanskap pasar penerbangan di Malaysia ketika ia membeli AirAsia dari pemerintah. Selain itu, ia juga merambah bisnis lain, termasuk mendirikan jaringan hotel hemat dan memiliki tim Formula Satu, Caterham Lotus, yang sukses.
Setelah mengakuisisi AirAsia, Fernandes benar-benar mengubah nasib maskapai ini. Ia berhasil mentransformasi AirAsia menjadi perusahaan publik dan memperkenalkan konsep penerbangan murah pertama yang sangat sukses di Malaysia.
Untuk mendukung kesuksesan bisnisnya, Tony Fernandes melakukan berbagai upaya strategis, termasuk melobi pemerintah Malaysia agar menandatangani perjanjian langit terbuka dengan Indonesia, Singapura, dan Thailand pada 2003. Tidak berhenti di situ, pada 2009, Fernandes menjalin kerja sama dengan Richard Branson untuk menyediakan penerbangan jarak jauh berbiaya rendah antara London dan Kuala Lumpur.
MICHELLE GABRIELA | ANGELINA TIARA PUSPITALOVA | DELFI ANA HARAHAP