Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak semua orang paham langkah-langkah membuat laporan. Padahal laporan yang jernih, lengkap, dan tidak multitafsir bisa menuntun pimpinan untuk dapat mengambil kebijakan yang tepat. Sebaliknya, laporan yang membingungkan berisiko membuat pimpinan mengambil keputusan yang salah dan tak jarang berakibat fatal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah-langkah membuat laporan wajib dipahami oleh penulis laporan. Sebuah laporan tak jarang sampai beratus halaman, tebal dan cenderung intimidatif, membuat enggan membaca keseluruhan laporan. Akibatnya, banyak data dan temuan penting ‘terkubur’ di antara tumpukan laporan. Padahal laporan menjadi pijakan setiap pengambilan keputusan. Laporan yang baik dibuat secara terstruktur, efektif dan spesifik menyasar audiens.
Canadian Foundation for Healtcare Improvement memfomulasikan laporan 1-3-25. Angka-angka di format ini mengacu pada jumlah halaman, Tempo Institute mengadopsi format ini. Satu halaman pertama untuk atasan yang sangat sibuk, berisi pesan utama, opsi-opsi dan rekomendasi. Tiga halaman ringkasan eksekutif berisi konteks laporan, overview proses, kesimpulan, dan saran atau rekomendasi. Ringkasan eksekutif ini sebisa mungkin disajikan dengan bahasa yang populer. Terakhir adalah laporan lengkap, maksimal dua puluh lima halaman.
"Pengambil kebijakan biasanya akan membaca ringkasan eksekutif," ujar Yus Ardiansyah Kepala Divisi Pelatihan Tempo Institute. Alasannya ringkasan eksekutif memuat gambaran laporan secara menyeluruh, tapi dengan penyajian yang efektif, padat, tidak bertele-tele, jernih, dan dilengkapi dengan infografik. Infografik membantu pembaca mencerna data yang rumit.
Menulis laporan yang efektif menjadi salah satu kunci sukses. Seperti laporan perjalanan dinas, laporan program CSR (Corporate Social Responsibility), laporan tahunan, laporan hasil audit, laporan studi banding, laporan kelayakan, laporan studi kasus, dan lain-lain. Langkah-langkah membuat laporan perlu dipelajari agar kita bisa membuat laporan yang terstruktur, efektif dan spesifik menyasar audiens. Karena itu, Tempo Institute menggelar “Pelatihan Menulis Laporan Efektif,” yang bertujuan membantu profesional berbagai bidang berlatih menulis laporan yang efektif.
"Pelatihan menulis laporan efektif berlangsung selama tiga hari, yakni 19-21 Maret 2019, Selasa sampai Kamis, dengan konsep interaktif dan kaya praktek," kata Sonya Rahmatika, dari divisi pelatihan di Tempo Institute, Kamis, 7 Februari 2019. Para jurnalis senior Tempo akan memandu langkah-langkah membuat laporan, mereka adalah Philipus Parera (Redaktur Eksekutif Koran Tempo), Susandijani (Redaktur), Jajang Jamaludin (Redaktur Utama Tempo), dan Yosep Suprayogi (Pemimpin Redaksi teras.id).
Baca juga: Ikuti Informasi Pelatihan di Tempo Institute
Selama tiga hari, peserta akan belajar tentang langkah-langkah membuat laporan, ragam laporan, teknik menulis laporan, tahapan menulis efektif, dan infografis. Peserta juga akan langsung praktek antara lain belajar membuat outline, memilah dan menyajikan data yang relevan, menarasikan laporan secara sistematis, dan memilih kata yang lugas.
Pelatihan menulis laporan ini dimulai pukul 09.00-16.00 WIB. Selain diajarkan langkah-langkah menulis laporan, peserta juga akan mendapatkan fasilitas berupa modul, sertifikat, kaos ekslusif, tas jinjing, konsumsi dan snack, serta voucher kelas online di Tempo Institute senilai Rp150.000.
Demi menjaga kualitas pelatihan menulis laporan, peserta kelas dibatasi maksimal 20 orang. Silakan segera mendaftar melalui www.tempo-institute.org, atau menghubungi Putri di 081288151738 atau email ke info@tempo-institute.org. Informasi lengkap tentang pelatihan menulis laporan Tempo Institute dapat dilihat di www.tempo-institute.org.