Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Lockbox Wesel Patah Biang Anjloknya KA Pandalungan, KNKT Minta Kemenhub-KAI Perhatikan Perawatan

Buntut anjloknya KA Pandalungan, KNKT merekomendasikan Kemenhub memastikan pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik.

17 Februari 2024 | 07.51 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap penyebab anjloknya Kereta Api 75A Pandalungan di emplasemen Stasiun Tanggulangin, Sidoarjo, Daerah Operasi (Daop) Surabaya pada Minggu, 14 Januari 2024. Investigator IK Perkeretaapian KNKT, Hertriadi Ismawan, menyebut, patahnya lockbox wesel 1 Stasiun Tanggulangin menjadi penyebab kecelakaan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hertriadi menyebut, akibat patahnya lockbox wesel 1, lidah kanan wesel 1 stasiun Tanggulangin dalam keadaan tidak terkunci. Patahnya lockbox juga Akibatnya handel sinyal masuk tidak dapat ditarik untuk memberikan indikasi 'aman'.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dari pengamatan terhadap komponen lockbox yang patah, diketahui bahwa patahnya lockbox ini diakibatkan oleh defleksi arah vertikal pada jalan rel," ujar Hertriadi dalam Media Rilis Laporan Akhir Hasil Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian di Kantor KNKT, Jakarta Pusat, pada Jumat, 16 Februari 2024. 

Lockbox adalah kotak keamanan yang digunakan untuk menyimpan kunci atau perangkat kunci lainnya yang digunakan untuk mengunci atau membuka bagian-bagian penting pada kereta, seperti pintu masuk atau kontrol wesel.

Menurut dia, sebelum kecelakaan terjadi, Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Tanggulangin meyakini wesel 1 dalam kondisi baik sebab sudah dilalui kereta sebelumnya. Petugas juga meyakini wesel 1 mengarah ke Jalur II berdasarkan posisi handel. PPKA beranggapan bahwa gangguan yang terjadi pada saat itu adalah gangguan persinyalan dan memutuskan untuk memberikan perintah berhenti ke KA Pandalungan.

KA Pandalungan anjlok pada 14 Januari 2024 lalu. Tak ada korban jiwa, namun kecelakaan tersebut menganggu lalu lintas kereta yang melewati jalur tersebut. Banyak penumpang akhirnya diangkut menggunakan bus dan penumpang di kereta lain yang terdampak membatalkan perjalanan. 

Awalnya kereta dijadwalkan untuk melintas langsung di Stasiun Tanggulangin menggunakan jalur II, tetapi terhenti karena sinyal masuk menunjukkan status berhenti. Saat itu, ketika petugas Pangatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) akan memberikan sinyal aman, petugas tidak bisa menarik handel sinyal masuk dari arah Stasiun Sidoarjo. 

Kemudian, melalui Pengendali Perjalanan Kereta Api Terpusat (PPKP), petugas memerintahkan masinis untuk tetap melanjutkan perjalanan meskipun sinyal menunjukkan berhenti. Masinis kemudian melanjutkan perjalanan masuk ke Stasiun Tanggulangin, namun mengalami anjlokan di wesel 1.  

Setelah temuan ini, KNKT merekomendasikan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan untuk memastikan pedoman pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik untuk mendeteksi kondisi komponen penguncian secara menyeluruh, mengawasi geometri jalan rel di sekitar wesel, dan memastikan prosedur pelayanan KA untuk persinyalan mekanik saat gangguan sinyal.

KNKT juga merekomendasikan kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk meninjau kembali pedoman pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik, mengevaluasi potensi bahaya terkait geometri jalan rel di sekitar wesel, merevisi prosedur pelayanan KA untuk persinyalan mekanik saat gangguan sinyal, dan menyelenggarakan pelatihan berkala untuk petugas operasional KA terkait sistem persinyalan. 

YOHANES MAHARSO JOHARSOYO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus