Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Penagih Utang Diamuk Nasabah, Bos PNM Mekaar: Tak Bisa Dihindari

Penagih PNM Mekaar kerap menghadapi nasabah yang mengamuk ketika angsuran kreditnya ditagih.

30 April 2024 | 16.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi, buka suara perihal nasabah PNM Mekaar yang mengamuk ketika angsuran kreditnya ditagih. Ada yang melempar account officer atau penagih dengan piring, bahkan hingga mengancam menggunakan parang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kejadian seperti ini, kata Arief memang tidak bisa dihindari. Sejak 2016, PNM sudah memberikan pembiayaan kepada 20,2 juta perempuan di 6.165 kecamatan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini fakta di lapangan yang enggak bisa kita hindari. Kalau ada fenomena 1 2 seperti itu, bukan kami mengecilkan, ini jadi perhatian kami," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta Pusat pada Selasa, 30 April 2024.

Menanggapi kejadian tersebut, Arief mengutus Corporate Secretary PNM untuk langsung berangkat ke lokasi nasabah. Baik nasabah yang melempar piring di Lamongan, maupun nasabah yang melempar parang di Sumatera Barat. 

"Kami laporkan ke aparat penegak hukum. Kalau yang parang itu lanjut proses, yang Lamongan laporannya sudah masuk proses, tapi karena pertimbangan dan masukan dari pemuka-pemuka di sana, kami selesaikan melalui kekeluargaan," kata Arief. 

Arief menjelaskan, PNM Mekaar merupakan pembiayaan kelompok. Dengan demikian, pastinya tak bisa dihindari bahwa nasabah tersebut bisa saja dimusuhi oleh teman-teman kelompoknya jika ogah membayar angsuran. 

"Rasanya agak agak susah dia direkomendasikan oleh teman-temannya untuk mendapatkan pembiayaan kembali," kata Arief.

Dia mengatakan, masyarakat yang dibiayai PNM sudah dapat rekomendasi dari lingkungan. Termasuk dari masyarakat yang akan jadi teman satu kelompoknya. 

PNM Mekaar, kata dia merupakan reaktualisasi akar budaya bangsa dari gotong royong, saling tolong menolong untuk membangun kepercayaan diri dan sebagainya. Sebagai salah satu bentuk perlindungan kepada penagihnya, PNM memastikan akan melakukan tindakan-tindakan preventif dan pre-emptive. 

"So far, ini masih bentuk kejadian kecil, tapi kami tidak sepelekan hal ini. Tetap kami perhatikan dan pencegahan untuk timbulnya hal-hal ini," ujar Arief. 

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro Holding Ultra Mikro BRI (Persero) Tbk. Supari menambahkan, para penagih PNM Mekaar telah dibekali kapabilitas untuk menggunakan empati ketika menagih. Dengan melibatkan rasa empati, kata dia, dapat memahami situasi pelaku usaha dan para pelaku usaha yang tengah bermasalah. 

"Harapannya apa? Dua pihak bisa mengambil jalan tengah dan nanti timbul solusi."

Sebelumnya pada Desember 2023, viral seorang nasabah PNM Mekaar di Langkat, Sumatera Utara, mengacungkan parang kepada penagih saat hendak ditagih membayar angsuran. Sementara penagih di Lamongan pada April 2024 dilempar piring ketika hendak menagih angsuran ke nasabah. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus