Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Para pendiri GoTo dan Tokopedia menjual saham untuk keperluan pribadi.
Banyak pendiri perusahaan teknologi kehilangan kendali di posisi tertentu.
Harga saham GoTo sudah di bawah nilai ketika IPO.
HENGKANG dari Tokopedia, Leontinus Alpha Edison mengadu nasib di bidang politik. Pada pemilihan presiden 2024, pria yang akrab disapa Leon itu bergabung dengan tim ekonomi Anies Baswedan, yang menjadi salah satu calon presiden. Sayangnya, jagoannya kalah. Sembari menunggu langkah politik Anies berikutnya, Leon kini mendirikan hedge fund. “Seperti Warren Buffet mendirikan Berkshire Hathaway, tapi customer-nya saya sendiri," katanya pada Rabu, 19 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Leon mendirikan Tokopedia bersama William Tanuwijaya pada 2009. Pada 2022, dia menjadi miliarder ketika perusahaan yang ia dirikan bergabung dengan Gojek dan melepas saham di Bursa Efek Indonesia. Saat itu Leon memiliki 26.389 unit saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, entitas gabungan Gojek dengan Tokopedia. Dengan harga penawaran perdana saham GoTo ke publik Rp 338 per lembar, nilai saham milik Leon mencapai Rp 1,9 triliun. “Tapi kan belum diuangkan. Kalau harga saham GoTo turun, aset saya turun juga,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah GoTo melantai di pasar modal, Leon sempat kesal sekaligus geli karena disebut sebagai orang kaya baru. Dia mengaku menerima berbagai permohonan "bantuan dana", baik dari lembaga maupun perorangan. "Tadinya ada orang yang tidak pernah berkontak mendadak mengirim pesan WhatsApp dengan sopan,” katanya, lalu tertawa geli. Belakangan, Leon merasa terganggu oleh cap orang kaya. Puncaknya, pada masa kampanye pemilihan presiden, dia disebut sebagai salah satu pengusaha kaya yang mendukung Anies Baswedan dengan nilai aset melebihi kekayaan Jusuf Kalla, pemilik Kalla Group sekaligus mantan wakil presiden.
Leon juga menerima tagihan pembayaran pajak initial public offering atau IPO GoTo yang nilainya 0,5 persen dari valuasi aset saham—dihitung berdasarkan harga IPO. Padahal, Leon menjelaskan, dia tak mengantongi duit tersebut karena nilai sahamnya masih di atas kertas. "Saya terpaksa jual sebagian saham itu buat bayar pajak,” ucapnya, lalu kembali tertawa.
Andre Soelistyo di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, April 2022. Dok. GoTo
Selain Leon, beberapa pendiri Tokopedia lain dan pendiri Gojek melakukan aksi jual saham. William Tanuwijaya, misalnya, beberapa kali melego saham GoTo dan diperkirakan mengantongi Rp 96,32 miliar sejak awal 2023. Dalam keterbukaan informasi publik, William menyatakan penjualan saham tersebut bertujuan membayar utang. Kini sisa saham William di GoTo tinggal 19,8 miliar lembar, dari semula 20,6 miliar lembar.
Adapun co-founder dan mantan Chief Executive Officer GoTo, Andre Soelistyo, menjual 100 juta lembar saham senilai total Rp 8,6 miliar pada akhir 2023. Andre melego sahamnya pada harga Rp 86, jauh di bawah harga IPO yang sebesar Rp 338. Sama seperti William, dia menyatakan penjualan saham itu dimaksudkan untuk membayar utang. Setelah penjualan tersebut, Andre masih memiliki 9,88 miliar saham GoTo yang terdiri atas 3,15 miliar saham seri A dan 6,73 miliar saham seri B.
Baik Andre, William, maupun Leontinus sudah tidak mendapat jabatan direktur ataupun komisaris di GoTo. Mereka kini menjadi pemegang saham minoritas. Leon, misalnya, menjabat komisaris Tokopedia pada 2021 dan melepas posisi itu pada 2023. Adapun Andre dan William tak lagi menjadi komisaris GoTo seusai rapat umum pemegang saham luar biasa pada Selasa, 11 Juni 2024.
Walhasil, kini nyaris tak ada lagi pendiri Gojek ataupun Tokopedia baik di posisi direktur maupun komisaris. Tinggal karyawan awal Tokopedia, Melissa Siska Juminto, yang tersisa di perusahaan dagang elektronik atau e-commerce itu. Ketika GoTo menggelar IPO, Melissa mendapat saham dengan hak suara ganda. Melissa pernah menjabat Chief Executive Officer Tokopedia.
Sejak ByteDance menjadi pengendali Tokopedia pada Januari 2024, Melissa menjadi Presiden Direktur E-Commerce ByteDance, induk usaha TikTok. "Melissa bertanggung jawab mengawasi dan mendorong pertumbuhan bisnis e-commerce ByteDance di Indonesia, yang mencakup Tokopedia dan Shop Tokopedia,” tutur Vice President Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak pada Kamis, 20 Juni 2024.
•••
BUKAN hanya Gojek dan Tokopedia yang ditinggal pergi para pendirinya. Di dunia, banyak pendiri perusahaan yang terutama bergerak di bidang bisnis berbasis digital melepas kepemilikan mereka. Pendiri Microsoft, Bill Gates, misalnya, melepas kursi chief executive officer 24 tahun lalu. Sedangkan pendiri Amazon, Jeff Bezos, mundur dari kursi CEO pada 2021 dan memilih menjadi executive chair. Bezos beralasan hendak berfokus pada sejumlah aktivitas amal dan bisnis baru, seperti Blue Origin.
Menurut riset Noam Wasserman, profesor kewirausahaan Harvard Business School, Amerika Serikat, empat dari lima pengusaha terpaksa mundur dari jabatan CEO. Alasannya, mereka dipaksa melepaskan kendali perusahaan oleh para investor. Para pendiri ini didepak dari jabatan dengan cara yang tidak disukai dan jauh sebelum mereka ingin turun takhta. Orang-orang ini tak punya kendali karena saham mereka tergerus oleh investor baru.
Salah satu pendiri Tokopedia, Leontinus Alpha Edison, mengaku melepas jabatan Chief Technology Officer Tokopedia karena alasan tersebut. Dia menyebut dirinya memiliki tipikal perintis, bergairah ketika membangun sesuatu yang baru. Dia bukan orang yang gemar mengelola perusahaan dan terlibat dalam angka-angka pembukuan. “Setelah IPO, investor melihat kinerja keuangan. Itu topik yang saya tidak sukai,” kata Leon. “Sebagai engineer, saya suka membuat sesuatu. Sudah saatnya yang memimpin adalah orang yang cocok dengan kebutuhan perusahaan.”
Leon mengungkapkan, bersama William Tanuwijaya, sesama pendiri Tokopedia, dia sudah menyerahkan kendali perusahaan sejak mulai mencari pendanaan dari investor. Dia mengatakan, ketika pendiri dan pemodal sama-sama ngotot memperdebatkan strategi perusahaan, ujung-ujungnya pemegang saham terbesar yang menang. Leon lalu memutuskan menjadi pemegang saham biasa, yang ia dapatkan dari jerih payahnya mendirikan Tokopedia bersama William.
Setelah melepas sebagian saham di GoTo, Leon mengaku belum punya rencana lagi untuk melego sisa kepemilikannya. Dia kini memperlakukan saham GoTo sebagai bagian dari diversifikasi aset. “Saya akan tetap pegang saham GoTo meski tidak mau semua aset saya ditanam di sini,” ujarnya.
Menurut dua orang yang mengetahui situasi GoTo terbaru, keputusan Leon memegang saham tersebut adalah hasil pendekatan Patrick Walujo yang kini menjabat CEO GoTo. Dua orang ini mengatakan Patrick mendekati para pendiri GoTo agar mereka tidak melepas saham secara bersamaan sehingga harga aset itu tidak tertekan.
Dua petinggi perusahaan ini mengungkapkan, di antara semua pemegang saham, pendiri seperti William dan Leon bisa mengerti untuk tidak menjual saham bersama-sama. Berbeda dengan investor baru, terutama perusahaan investasi, yang melepas saham ketika ada kondisi tertentu. Taobao, anak usaha Alibaba, misalnya, melepas 16,20 miliar saham GoTo pada Februari 2024. SoftBank melalui SVF GT Subco juga melego 250 juta lembar sahamnya di GoTo. Ini yang menyebabkan harga saham GoTo tertekan.
Leon tak menjawab ketika dimintai tanggapan tentang hal ini. Demikian pula William Tanuwijaya dan Andre Soelistyo. Direktur External Affairs GoTo Nila Marita juga tak memberi jawaban mengenai informasi tersebut.
Menurut Leon, William kini lebih sering berada di Singapura, merintis bisnis modal ventura atau private equity. Sedangkan Andre berada di Sydney, Australia. Setelah melepas jabatan CEO GoTo, Andre mengambil jeda dari segala pekerjaan. “Mudah-mudahan setelah ini bisa merintis perusahaan baru lagi,” ucapnya pada Jumat, 21 Juni 2024. “Cari inspirasi dulu.”
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna mengatakan hengkangnya semua pendiri GoTo—termasuk Tokopedia—hanya dalam dua tahun seusai IPO sah-sah saja. Yang penting, kata dia, hal itu disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan. “Berdasarkan pantauan kami, hingga saat ini Andre Soelistyo, Kevin Bryan Aluwi, William Tanuwijaya, dan Melissa Siska Juminto masih menjadi pemegang saham perseroan,” tutur Nyoman pada Kamis, 20 Juni 2024.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Setelah Pendiri Angkat Kaki"