Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Siaran Hilang Setelah Menang

Satu-satunya stasiun televisi lokal pemenang tender LP3M justru tak dikenal warga setempat. Diduga berhenti siaran setelah menang lelang.

9 Juni 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kantor pusat Banten Sinar Dunia Televisi (BSTV) di Karawaci, Tangerang, tampak sepi, Jumat pekan lalu, meski matahari sudah meninggi. Tak ada karyawan yang keluar-masuk kantor atau mobil media yang parkir di halaman rumah toko kawasan Lippo Cyberpark, Jalan Boulevard Gajah Mada Nomor 2112, itu. Menara pemancar juga tak terlihat di sekitar kantor. Satu-satunya atribut televisi yang tampak hanyalah papan "BSTV, Channel 24 UHF".

Petugas keamanan yang duduk di depan ruko itu melarang Tempo masuk. "Di dalam tak ada siapa-siapa. Orangnya sedang rapat di kantor First Media," katanya sambil menunjuk ruko di samping BSTV. Kantor BSTV berada di deretan kantor Lippo Group. Sepanjang jalan, berjejer kantor First Media, PT LinkNet, hingga PT Matahari.

Menurut Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Provinsi Banten, ruko tiga lantai itu merupakan kantor pusat BSTV. Stasiun televisi yang mendapat evaluasi uji coba siaran pada 15 Februari tahun lalu itu mendapatkan izin penyelenggaraan penyiaran (IPP) dua bulan kemudian. Menurut Muhibuddin, Ketua KPID Banten, BSTV hanya mengudara di Malingping, Kabupaten Lebak, Banten.

"Enggak bisa ditonton di Jakarta. Di Serang saja tak bisa," ujar Muhibuddin, Kamis pekan lalu. Stasiun pemancar yang terpasang di Malingping, kata dia, tidak bisa menembus bukit-bukit Banten untuk menjangkau Jakarta atau Tangerang.

Nama BSTV mendadak jadi sorotan ketika memenangi tender Lembaga Penyiaran Penyelenggara Penyiaran Multipleksing (LP3M) tahun lalu. Stasiun ini satu-satunya TV lokal yang memenangi tender LP3M dan memberikan komitmen paling besar dalam menyediakan set top box, alat penerima siaran digital untuk TV analog. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya 3 juta. "Kami pemenang seleksi dengan komitmen terbesar," ucap Peter F. Gontha, Komisaris Utama First Media, Kamis pekan lalu.

Padahal harga satu unit set top box tak murah, mencapai Rp 200-300 ribu per buah. Peter mengatakan serius dengan komitmen itu. "Itu memang komitmen. Tapi sekarang yang punya TV digital kan banyak. Sudah mulai dipasarkan," katanya.

Komitmen penyediaan set top box menjadi penentu kemenangan seleksi LP3M di Zona 4 Jakarta-Banten. "Semua ribut kalau TV besar yang menang. Tapi TV lokal dimenangkan, semua pada tanya. Ini berarti kami tak membedakan pemain lama dan pemain baru," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring.

Seleksi di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kepulauan Riau itu, kata Tifatul, menghasilkan komitmen 6,5 juta set top box. Kementerian berencana mengadakan 250 ribu set top box selama lima kali tahun anggaran untuk mempersiapkan era digitalisasi TV pada 2018. "Itu kalau anggarannya tidak dibintangi, ya," ujar Tifatul.

Setelah memenangi tender LP3M, BSTV dikabarkan berhenti mengudara. Padahal, bila stasiun TV berhenti mengudara atau tak membayar biaya hak penggunaan frekuensi, Undang-Undang Penyiaran mengamanatkan pencabutan IPP. Peter membantah berhentinya siaran BSTV. "Mengudara, kok. Di Jabodetabek juga ada," katanya.

Muhibuddin, yang mengecek mengudaranya stasiun itu saat evaluasi uji coba sementara tahun lalu, tak tahu nasib BSTV saat ini. "Belum ke sana lagi setelah pengumuman seleksi LP3M. Tapi di sana listriknya memang tak stabil," ujarnya.

Yang jelas, nama BSTV terdengar asing bagi warga Tangerang dan sekitarnya. "Namanya aja baru dengar, boro-boro nonton siarannya," kata Tati Hartati, 40 tahun, warga Cikupa, Tangerang. Televisi di rumahnya menerima siaran stasiun TV lokal Banten. "Itu juga CTV dan Banten TV. Enggak ada BSTV," ucapnya. Nur Avivah, warga Ciledug, Tangerang, juga tak pernah melihat tayangan stasiun ini. "Di mana bisa lihatnya?" wanita 36 tahun itu balik bertanya.

Amandra Mustika Megarani, Joniansyah (Tangerang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus