Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batam - Proses pembangunan Terminal 2 Bandara Hang Nadim Internasional Batam resmi dimulai, Kamis pagi, 30 Mei 2024. Ditargetkan pembangunan terminal ini selesai 2027 mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur PT Bandara Internasional Batam (BIB) Pikri Ilham Kurniansyah mengatakan, total investasi pembangunan tahap pertama Terminal 2 ini sebesar Rp 2,4 triliun. "Untuk luas (Terminal 2) ini adalah 50 ribu meter persegi," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sedangkan proyeksi secara keseluruhan pembangunan Bandara Hang Nadim Internasional Batam mencapai Rp 6 triliun. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap hingga ke hangar depan dan menyatukan seluruh fasilitas.
"Nanti juga ada penampungan tempat parkir pesawat baru, tambahan pelantar pesawat itu bisa menampung lebih 10 pesawat dari tambahan sekarang," katanya.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi berharap konsorsium dapat menyelesaikan proyek sesuai kesepakatan yaitu selama 2 tahun kedepan untuk pembangunan terminal 2. “Kami berharap bandara ini menjadi percontohan standar internasional," kata Rudi dalam kesempatan yang sama.
Selain terminal, peningkatan juga dilakukan pada runway agar dapat menampung pesawat berkapasitas besar. "Progres berjalan dengan baik meski ada kendala, namun kami yakin bisa menyelesaikan proyek terminal 2 ini bersama," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, PT BIB merupakan Badan Usaha Pelaksana yang dibentuk oleh Konsorsium PT Angkasa Pura I – Incheon Internasional Airport Corporation (IIAC), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. atau WIKA. Konsorsium tersebut merupakan pemenang lelang pengadaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Bandara Hang Nadim Batam dengan masa pengelolaan 25 tahun.
Kepala BP Batam Muhammad Rudi mengatakan, tidak hanya Bandara Hang Nadim Batam, beberapa obyek vital seperti pelabuhan yang awalnya di kelola oleh BP Batam sudah diserahkan kepada swasta, seperti Pelabuhan Batu Ampar sudah diserahkan ke persero, Rumah Sakit Otorita Batam dan lainnya.
"Kami ingin, kalau swasta yang megang, lebih cepat dari pemerintah, bukan hanya bandara, keseluruhan," kata Rudi saat memberikan sambutan.
Sedangkan kalau jalan, kata Rudi, tetap dibangun oleh pemerintah, karena jarang investor mau membangun jalan. "Kecuali dijadikan jalan tol, tetapi tidak mungkin jalan Batam dijadikan jalan tol, karena luasnya hanya 415 kilometer persegi," katanya.