Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler yang banyak mendapat perhatian pembaca adalah mengenai protes Federasi Serikat Guru Indonesia atau FSGI yang menolak rencana pengalihan dana bantuan operasional sekolah atau BOS untuk program makan siang gratis. Menurut FSGI, pendidikan di Indonesia masih banyak mengalami persoalan pendanaan. Sedangkan alokasi anggaran untuk pendidikan terbatas. Jika dana yang terbatas itu diambil untuk program makan siang gratis maka akan menyebabkan dunia pendidikan terpuruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita lain yang juga mendapat perhatian pembaca adalah tentang kritik Deputi Inklusi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md Jaleswari Pramodhawardani terhadap sikap Presiden Jokowi yang dianggap ikut membahas program kerja Prabowo, padahal Prabowo belum resmi sebagai pemenang pemilihan presiden. Salah satu yang dia sorot adalah tentang keikutsertaan pemerintah Jokowi membahas program makan siang gratis yang diusung pasangan calon presiden-wakil presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian berita tentang calon presiden Prabowo Subianto yang mengatakan siap membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman seperti kelapa sawit, tebu hingga singkong.
Lalu berita mengenai kenaikan harga beras yang mencapai rekor tertinggi di pemerintahan Jokowi. Harga beras melonjak usai pemilihan presiden, salah satu penyebabnya adalah keputusan Jokowi untuk merapel penyaluran Bansos beras menjelang pemilihan presiden. Keputusan yang banyak menuai protes karena dianggap politis dan menguntungkan pasangan Prabowo-Gibran itu cadangan beras Bulog terkuras dan membuat harga beras naik tak terkendali. Lantas apakah harga beras akan mencetak rekor baru?
Berikut rangkuman berita terpopuler Tempo.co:
- FSGI Protes Program Makan Siang Gratis Prabowo akan Ambil Dana BOS: Dana Pendidikan sudah Minim, Jangan Dikurangi
Federasi Serikat Guru Indonesia atau FSGI menolak usulan penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk program makan siang. Makan siang gratis adalah salah satu program pasangan calon presiden-wakil presiden, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Berdasarkan hasil penghitungan suara sementara, ada kemungkinan Prabowo-Gibran memenangkan pemilihan presiden. Kini pasangan tersebut berencana mengalihkan dana BOS untuk membiayai program makan siang gratis.
Menurut Ketua Dewan Pakar FSGI Retno Listyarti, saat ini dana BOS yang diberikan ke sekolah masih minim sehingga perlu ditambah, bukan justru dikurangi apalagi dialihkan semua untuk program makan siang gratis.
Dia berujar besaran dana BOS Afirmasi yang sempat diusulkan sebagai sumber biaya program makan siang gratis biasanya hanya sekitar Rp 100 juta per tahun. Nilai sebesar itu jelas tidak cukup membiayai makan siang gratis selama satu tahun. Artinya, meski sudah mengorbankan pendidikan, dana untuk melaksanakan program makan siang gratis tersebut tetap saja belum cukup.
"Jika anggaran makan siang gratis dibebankan pada dana BOS, maka pembiayaan pendidikan akan tergerus, sehingga pendidikan berkualitas tidak akan tercapai," kata Retno lewat keterangan tertulis pada Ahad, 3 Maret 2024.
Retno menuturkan total Dana BOS yang digelontorkan pemerintah Indonesia ke sekolah-sekolah saat ini hanya Rp 59,08 triliun per tahun. Sementara anggaran program makan siang gratis mencapai Rp 450 triliun per tahun. Sehingga, meski seluruh dana BOS diambil, tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan anggaran program makan siang gratis.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali ...
- Makan Siang Gratis Prabowo Dibahas oleh Pemerintah Jokowi, TPN Ganjar-Mahfud: Anomali
Deputi Inklusi Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Jaleswari Pramodhawardani, mengkritik program makan siang gratis yang diusung oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang dibahas pemerintah Jokowi saat ini. Hal tersebut adalah praktik tak lazim karena tahapan Pemilu 2024 masih berlangsung.
"Suatu anomali sebetulnya bahwa pemerintah sudah mulai menyimulasikan atau membahas secara teknokratik program makan siang gratis yang merupakan program salah satu Paslon peserta Pilpres 2024," kata Jaleswari dalam pesan tertulisnya, Jumat, 1 Maret 2024.
Jaleswari menyampaikan bahwa TPN Ganjar-Mahfud secara mendasar berbeda pandangan atas program unggulan Prabowo-Gibran itu. Menurut dia, APBN mestinya dialokasikan ke program yang lebih memberdayakan masyarakat, terukur akuntabilitasnya, serta menutup celah korupsi.
Lebih lanjut, Jaleswari turut mengomentari gagasan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang ingin menggunakan Dana BOS Afirmatif sebagai sumber pembiayaan makan siang gratis. Dana BOS afirmatif seharusnya digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang membutuhkan tambahan anggaran, bukan justru untuk membiayai program makan siang.
"Jika Dana BOS dipakai untuk program tersebut, bagaimana halnya dengan sekolah-sekolah yang tertinggal yang pasti akan kehilangan kesempatan untuk memperbaiki kualitas layanan pendidikan mereka," tuturnya.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN...
- Prabowo Sebut Sawit dan Singkong Bisa Jadi Sumber Energi Hijau, Ini Kata BRIN
Capres Prabowo Subianto mengatakan siap membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman seperti kelapa sawit, tebu hingga singkong yang tumbuh subur di Tanah Air.
“Nanti kita bukan lagi ambil minyak dari tanah terus habis, gas dari tanah habis. Selama ada matahari dan selama ada hujan, tiap tahun kita bisa panen solar (surya). Banyak negara iri sama Indonesia,” kata Prabowo dalam orasi ilmiah saat Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, Kamis, 29 Februari 2024.
Dalam kesempatan itu, calon presiden nomor urut dua, yang unggul dalam hitung cepat itu, mengatakan bahwa energi terbarukan yang bersumber dari tanaman sangat baik karena tidak membuat polusi sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang tidak ramah lingkungan.
“Kita nanti green energy dan kita akan swasembada energi bensin, dari mana? Dari etanol, etanol dari mana? Dari tebu dan singkong,” ucapnya.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN Yudhistira Nugraha membenarkan bahwa singkong termasuk tanaman yang menghasilkan pati tinggi dan dapat dikonversi menjadi etanol, namun produksinya masih sangat sedikit jika akan digunakan sebagai penghasil energi. Namun, "Indonesia masih harus mengimpor singkong dari luar negeri untuk kebutuhan bahan baku industri dan pangan," kata Yudhistira di Jakarta, Sabtu, 2 Maret 2024.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Selanjutnya: Harga Beras Meroket, Akankah Tembus Rekor Baru Selama Pemerintahan Jokowi?
- Harga Beras Meroket, Akankah Tembus Rekor Baru Selama Pemerintahan Jokowi?
Usai Pemilu, terbitlah kenaikan harga beras. Tepat setelah lima hari pelaksanaan pemilu, harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang menembus harga Rp14.700 ribu per kilogramnya. Harga ini naik Rp2.700 dibandingkan tahun lalu.
Harga beras premium pun melonjak sampai Rp18.000 per kilogramnya. Harga ini cukup jauh dibandingkan dengan target harga eceran tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp14.800 per kilogramnya. Naiknya harga beras diakibatkan adanya rapel bantuan sosial yang diberikan pemerintah pada awal Februari.
Pembagian bantuan sosial biasanya diberikan satu bulan sekali atau paling lambat tiga bulan sekali. Rapel atas perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini memberikan bantuan sosial (bansos) sekaligus enam bulan di awal yang mengakibatkan Bulog menguras cadangan beras sebanyak 1,32 juta ton. Padahal jika tidak dirapel, Bulog hanya akan mengeluarkan 220 ribu ton beras saja.
Kenaikan harga beras ini disebut sebagai kenaikan tertinggi sepanjang sejarah kepemimpinan era Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan pun merasa siaga dengan lonjakan kenaikan beras. Ia mengatakan lonjakan kenaikan harga dapat memicu terjadinya inflasi.
"Meskipun kita juga waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 persen year to date," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita pada Kamis sore, 22 Februari 2024.
Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid mengatakan kenaikan harga beras bukan sesuatu yang mengejutkan walaupun kali ini merupakan kenaikan tertinggi. Ia mengatakan naiknya harga beras disebabkan oleh terlambatnya kedatangan pasokan beras dari daerah produsen.
Berita lengkap bisa dibaca di sini.
Pilihan Editor: Serikat Guru Tolak Prabowo Alihkan Dana BOS untuk Makan Siang Gratis: Tidak Berpihak pada Pendidikan