Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia mengingatkan potensi migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN) seiring meningkatnya pembangunan infrastruktur. Peristiwa ini nantinya akan berdampak pada deforestasi hutan Kalimantan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bagaimanapun, IKN itu adalah episentrum kehidupan. Seolah-olah ia punya magnet yang mana semua orang akan berbondong-bondong datang ke sana," kata Pengkampanye Hutan dan Kebun Walhi Indonesia, Uli Arta Siagian, dalam keterangan tertulisnya kepada Tempo, Kamis, 7 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Uli membandingkan migrasi itu seperti yang telah terjadi di Jakarta. Masyarakat yang mencari kerja, jelas Uli, kerap mendatangi ibu kota untuk memperbaiki perekonomian dengan memperoleh pekerjaan baru.
"Migrasi penduduk ke sana (IKN) akan menyebabkan pembukaan lahan yang lebih luas lagi, seperti pemukiman, dsb," tuturnya. Fenomena ini nantinya, sambung Uli, akan berpengaruh ke lingkungan hidup.
Sebelumnya, penyusutan hutan ini disorot satelit National Aeronautics and Space Administrationcode (NASA) atau Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat. Satelit NASA memotret perbandingan kawasan hutan Kalimantan pada April 2022 dengan kondisi terbaru pada Februari 2024. Hasilnya, kawasan hutan yang hijau tampak menyusut.
Terhadap permasalahan itu, Staf Khusus Kepala dan Juru Bicara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Troy Pantouw membantah terjadi deforestasi hutan Kalimantan akibat pengembangan IKN. Menurut dia, klaim kerusakan hutan itu merupakan hal yang keliru.
"Secara tegas saya sampaikan, tidak ada desforestasi hutan Kalimantan akibat pembangunan IKN. Itu sangat keliru. Justru yang kami lakukan adalah menghutankan kembali alias reforestasi," kata Troy dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Rabu, 6 Maret 2024.