Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Whoosh: KCIC Menanggapi Pernyataan Bos WIKA Soal Kerugian hingga Jumlah Penumpang

PT KCIC atau Whoosh belakangan menjadi sorotan, karena telah menanggapi WIKA yang menyebut perusahaan ini merugi akibat proyek kereta cepat

18 Juli 2024 | 19.31 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh belakangan menjadi sorotan, karena telah menanggapi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang menyebut perusahaan ini merugi akibat proyek kereta cepat. Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa dan Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga  telah menanggapi soal kerugian yang disampaikan oleh Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, Agung Budi Waskito.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. KCIC Menanggapi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manajemen PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) melalui Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa menanggapi pernyataan Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (Persero) Tbk atau WIKA, yang mengatakan perusahaannya merugi, karena proyek kereta cepat atau Whoosh. 

“Proyek Kereta Cepat Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikoordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat,” kata Eva, Selasa, 16 Juli 2024.

Ia menjelaskan, pembangunan kereta cepat ditujukan untuk kemajuan transportasi di Indonesia dengan harapan meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung. Adapun mengenai klaim penyertaan modal triliunan dari WIKA, ia mengatakan semua sudah sesuai alurnya. “Dapat kami sampaikan bahwa dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC, harus melalui prosedur administrasi agar semuanya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,” katanya.

2. Penumpang

Selaku General Manager Corporate Secretary KCIC, Eva Chairunisa menjelaskan soal minat masyarakat untuk menggunakan Whoosh. Penumpang kereta cepat Whoosh yang telah mencapai 4 juta orang sejak dioperasikan pada 17 Oktober 2023.

"Dan, cerminan kepuasan masyarakat terhadap layanan kereta cepat Whoosh yang nyaman, cepat, dan efisien," katanya pada, Selasa, 16 Juli 2024, dikutip dari Antara.

Whoosh melayani perjalanan empat stasiun, yaitu Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. "Stasiun Padalarang, saat ini tercatat sebagai salah satu stasiun dengan jumlah keberangkatan penumpang tertinggi setelah Halim," ucapnya. 

3. Bertahap

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Whoosh terus menunjukkan peningkatan kinerja secara bertahap.Arya menyebut, saat ini PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium beberapa perusahaan yang terlibat dalam proyek KCJB terus meningkatkan operasionalnya secara bertahap.

"Target kami kan 60-an trayek dia, bolak-balik setiap hari, sekarang masih 40-an, bertahap kan. Target awalnya itu mungkin 30-an, sekarang (penumpang) sudah 21 ribuan, enggak mungkin kan misalnya orang baru jualan masa langsung tercapai. Dia bertahap tapi kan sekarang sudah bagus," kata Arya, Senin, 15 Juli 2024 dikutip dari Antara.

4. Penumpang

Eva Chairunisa menjelaskan, Whoosh telah mengalami peningkatan volume penumpang yang cukup signifikan. “Dari 14 perjalanan perhari pada Oktober 2023, saat ini sudah terdapat 48 perjalanan perhari dengan headaway hingga 30 menit,” kata Eva, Sabtu, 13 Juli 2024, dikutip dari Antara.

5. WIKA Merugi

Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Agung Budi Waskito mengatakan perusahaan yang dipimpinnya masih merugi pada 2023. Menurut dia, akibat proyek kereta cepat Whoosh. Agung menyebut kerugian itu memaksa emiten berkode saham WIKA tersebut menerbitkan obligasi.  

Agung mengatakan WIKA juga tertekan karena PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang merugi. PSBI merupakan anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang memiliki mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar 60 persen. Adapun Wika memiliki 38 persen saham PSBI. 

“Kami itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dari penyertaan saja kami sudah Rp6,1 triliun. Kemudian yang masih dispute sekitar Rp5,5 triliun, sehingga hampir Rp12 triliun," kata Agung dalam tanya jawab saat dengan Komisi VI DPR, pada Senin, 8 Juni 2024.

ADIL AL HASAN | ILONA ESTHERINA | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus