Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Personel Polda Sulawesi Tenggara menembakkan gas air mata ke arah kerumunan mahasiswa saat aksi September berdarah di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin, 27 September 2021. Aksi memperingati dua mahasiswa yang tewas dalam demo tahun 2019 ini berujung ricuh. ANTARA/Jojon
Personel Polda Sulawesi Tenggara mengamankan pendemo saat aksi September berdarah yang berujung bentrok di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin, 27 September 2021. Mahasiswa menilai Polda Sulawesi Tenggara lambat dalam menyelesaikan kasus penembakan Immawan Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi dalam demonstrasi mahasiswa. ANTARA/Jojon
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah mahasiswa berlari saat personel Polda Sulawesi Tenggara menembakkan gas air mata pada aksi September berdarah di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin, 27 September 2021. ANTARA/Jojon
Sejumlah mahasiswa memegang poster di depan personel Polda Sulawesi Tenggara saat aksi September berdarah berujung bentrok di depan Markas Polda Sulawesi Tenggara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin, 27 September 2021. Randi meninggal karena luka tembak di dada kiri bawah ketiak dan tembus dada kanan, sedangkan Yusuf meninggal karena benturan benda tumpul di kepala. ANTARA/Jojon
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini