Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gunung Slamet kembali meletuskan asap kelabu pekat pada Kamis pukul 01.45 (13/3). Menurut Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sudrajat, ketinggian asap itu sekitar 500 meter dan terbawa angin ke barat. TEMPO/Dinda Leo Listy
Tiga anggota SAR Perwira Purbalingga bercengkerama di halaman Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang (12/3). Di hadapan mereka, Gunung Slamet meletuskan asap kelabu pekat yang mengandung abu vulkanik dengan ketinggian sekitar 800 meter sampai 1.000 meter. TEMPO/Dinda Leo Listy
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga mengamati Gunung Slamet dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng (12/3). Tim SAR mengatakan, Gunung Slamet pukul 17.30 petang ini mulai mengeluarkan hujan abu vulkanik di sejumlah desa Pemalang dan Brebes. ANTARA/Oky Lukmansyah
Warga berada di luar rumah saat hujan abu vulkanik Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng (12/3). Gunung Slamet yang mulai mengeluarkan hujan abu vulkanik, sehingga masyarakat dihimbau untuk tingkatkan kewaspadaan dan siaga, karena sewaktu-waktu status Gunung Slamet berubah cepat yang bisa mengakibatkan erupsi. ANTARA/Oky Lukmansyah
Sejumlah warga mendatangi Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng (12/3). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menghimbau kepada masyarakat sekitar kaki Gunung Slamet tidak panik dan tetap tenang, meskipun hingga saat ini status Gunung Slamet meningkat dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II). ANTARA/Oky Lukmansyah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini