Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aroma harum kemenangan tengah menyelimuti dunia perkopian Indonesia. Barista kebanggaan Tanah Air, Mikael Jasin, baru saja mengharumkan nama bangsa dengan meraih gelar juara dunia dalam ajang kompetisi kopi paling bergengsi, World Barista Championship (WBC) 2024. Kemenangan ini diraihnya setelah melalui persaingan sengit di Busan, Korea Selatan, pada 1-4 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari laman worldbaristachampionship.org, Mikael Jasin berhasil menyisihkan 53 peserta tangguh dari 50 negara lain di babak final. Ia memukau para juri dengan kemampuannya meracik kopi yang istimewa dan bercita rasa tinggi. Jasin memilih untuk menampilkan dua jenis kopi spesial yang diberi nama yaitu Aji dan Gesha.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemenangan Jasin bukanlah diraih secara instan. Ia merupakan sosok barista berpengalaman yang telah malang melintang di berbagai kompetisi menyeduh kopi. Jasin bahkan pernah membuktikan kemampuannya dengan menempati posisi 4 besar di ajang WBC 2019.
Perjalanannya menuju gelar juara dunia kali ini pun dipenuhi dengan persiapan dan dedikasi yang luar biasa. Ia mempelajari secara mendalam karakteristik kopi Aji dan Gesha, dua varietas kopi istimewa yang menjadi senjata rahasianya. Jasin tak henti-hentinya berlatih untuk menyempurnakan teknik penyeduhan, ekstraksi rasa, hingga presentasi visual yang memikat para juri.
Kopi Aji berasal dari biji kopi varietas lokal Ethiopia yang diinokulasi dengan ragi dan ditanam di Finca El Diviso di Hulla, Kolombia. Salah satu keistimewaan kopi ini adalah dengan penyatuan tiga jenis susu, yaitu susu murni, mete, dan gandum yang diuapkan. Penguapan pun dilakukan hingga konsentrasi tercapai 80 persen.
Lalu, campuran tersebut disempurnakan dengan tambahan jus lemon, infus palo santo, sirup vanila palo santo, dan sentuhan biji kakao Indonesia. Oleh Mikael, campuran tersebut dilebur dan disajkan dalam suhu kurang lebih 50 derajat celsius. Suhu tersebut bisa menciptakan rasa sentuhan melon, sage semangka, ataupun kue black forest.
Untuk varietas kopi Gesha yang berasal dari Volcan, Panama, Mikael menggunakan proses penyeduhan. Penyeduhan tersebut menggunakan rasio 2,5:1 dengan durasi yang lebih panjang dibandingkan kopi Aji. Durasi yang panjang tersebut dapat menghasilkan aroma melati, bunga jeruk, madu, dan sentuhan manis lembut dari rasa kismis.
Pemilihan kedua jenis kopi tersebut oleh Jasin menjadi strategi jitu untuk memikat para juri. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki kopi robusta yang kuat, namun juga kopi arabika berkualitas tinggi yang mampu bersaing dengan kopi dari negara-negara penghasil kopi ternama lainnya.
Dikutip dari laman dailycoffenews.com, untuk sampai ke tahap ini, Mikael memiliki perjalanan panjang yang menginspirasi. Ternyata, World Barista Championship 2024 bukanlah kesempatan pertama yang diperjuangkan, lho! Dalam ajang yang sama, dirinya berhasil menempati peringkat ke-4 di tahun 2019. Tak berhenti sampai di situ, sang Founder So So Good Company kembali mencoba di tahun 2021. Namun langkahnya terhenti di posisi ke-7. Kegigihannya membuahkan hasil di tahun 2024. Dalam ajang lain, di tahun 2019 dan 2020, ia juga berhasil menjuarai Kejuaraan Barista Indonesia.
Kemenangan Mikael Jasin di World Barista Championship 2024 menjadi tonggak sejarah bagi industri kopi Indonesia. Dengan adanya sosok inspiratif seperti Jasin, serta dukungan dari berbagai pihak, kopi Indonesia berpeluang untuk terus berkembang dan semakin mendunia.
Pilihan Editor: Mikael Jasin Barista yang Mewakili Indonesia di Tingkat Dunia