Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lapangan Banteng di Jakarta Pusat sering dipilih sebagai lokasi acara besar. Salah satunya adalah Semasa Piknik yang berlangsung 31 Mei hingga 2 Juni 2024. Area yang luas dan letaknya yang strategis menjadi alasannya. Pengunjung mudah mencapai tempat ini menggunakan berbagai moda transportasi, mulai dari kendaraan pribadi, kereta rel listrik atau KRL, TransJakarta, atau MRT.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi pengunjung yang akan datang menggunakan moda transportasi umum, berikut panduannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. KRL Commuter Line
Lapangan Banteng mudah dijangkau dengan KRL Commuter Line karena dekat dengan Stasiun Juanda dan Stasiun Gambir. Pengunjung dari arah Bogor atau Depok bisa naik KRL menuju Jakarta Kota dan turun di Stasiun Juanda, tanpa transit.
Dari arah Bekasi, pengunjung bisa naik Commuter Line arah Tanah Abang atau Duri dan transit di Stasiun Manggarai. Dari Stasiun Manggarai naik ke jalur kereta tujuan Jakarta Kota dan turun di Stasiun Juanda. KRL tidak singgah di Stasiun Gambir.
Jika datang dari arah Tangerang, naik KRL ke Stasiun Duri lalu naik kereta ke Stasiun Manggarai. Dari sana, barulah naik ke arah Jakarta Kota dan turun di Stasiun Juanda.
Dari Stasiun Juanda, menuju Lapangan Banteng bisa berjalan kaki dengan jarak kurang dari satu kilometer atau naik ojek online maupun Bajaj.
2. TransJakarta
Lapangan Banteng juga mudah diakses dengan bus TransJakarta. Moda transportasi ini sudah tersebar di seluruh Jakarta, bahkan di pinggirannya seperti Depok, Cibubur, dan Tangerang. Ada beberapa halte TransJakarta yang dekat dengan Lapangan Banteng, yakni Halte Lapangan Banteng dan Halte Juanda. Mungkin sebagian orang peru transit untuk pindah koridor yang lewat halte tersebut.
Untuk turun di Halte Lapangan Banteng, pengunjung bisa naik koridor 6H (Lebak Bulus-Senen) atau koridor 1P (Blok M-Senen). Dari halte tersebut, tinggal menyeberang dan jalan kaki sekitar 200 meter. Pilihan lain adalah turun dii Halte Juanda dan jalan kaki sekitar 600 meter.
Halte Juanda dilewati TransJakarta koridor 2 (Pulo Gadung 1-Monas), koridor 8 (Lebak Bulus-Pasar Baru) yang lewat Grogol, dan koridor 7F (Kampung Rambutan-Juanda via Cempaka Putih). Halte ini juga dilewati koridor 2A (Pulo Gadung - Kalideres), koridor 5 (PGC - Harmoni), koridor 5H (Ancol - Harmoni), dan koridor 3 (Kalideres-Pasar Baru)
3. MRT
Bagi pengunjung yang datang dari arah Lebak Bulus dan Fatmawati, bisa lebih nyaman dan cepat naik MRT. Pengunjung bisa turun di stasiun akhir Bundara HI. Dari Bundaran HI, pengunjung bisa berganti moda transportasi dengan menaiki bus tingkat gratis dan turun di Masjid Istiqlal, lalu jalan kaki ke Lapangan Banteng yang jaraknya kurang dari 500 meter.
Pilihan lain, dari Bundaran HI naik TransJakarta 2ST (Juanda-Bundaran HI) dan turun Halte Juanda, atau 1P (Blok M-Senen) dan turun di Halte Lapangan Banteng. Dari Halte Lapangan Banteng tinggal menyeberang dan jalan kaki sejauh 200 meter.
Lapangan Banteng sejak era kolonial sering menjadi tempat untuk pameran. Menurut Rachmat Ruchiat dalam buku The Origin of The Place Names in Jakarta yang dikutip situs resmi Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Pusat, pada masa kolonial Belanda, Lapangan Banteng dikenal sebagai Waterlooplein atau Lapangan Singa. Di sana dulu ada tugu peringatan kemenangan perang di Waterloo, tapi patung singa tersebut dirobohkan pada zaman Jepang.
Sukarno pun usul membangun Monumen Pembebasan Irian Barat yang saat itu baru bergabung dengan Indonesia. Nama lapangan pun berubah menjadi Lapangan Banteng.
Pilihan Editor: Ada Auman Singa di Taman Lapangan Banteng