Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

5 Mei 2024 | 20.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Beredar video amatir benda bercahaya kehijauan melintasi langit Yogyakarta pada Sabtu petang 4 Mei 2024 sekitar pukul 22.12 WIB. Sejumlah warga menduga benda berpendar itu merupakan meteor jatuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Astronom amatir Indonesia yang juga Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marufin Sudibyo menyebut objek asing yang melintasi langit Yogyakarta itu fireball atau meteor terang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Fireball itu terekam bergerak dari selatan ke utara, tak hanya (terpantau) di langit Yogyakarta tapi juga Solo Raya, Magelang, dan Semarang," kata dia pada Ahad, 5 Mei 2024.

Marufin menambahkan, fireball ini memang memendarkan cahaya cukup terang. Ia menggambarkan tingkat keterangannyan bahkan bisa berkisar 15-20 kali lebih terang dibanding Planet Venus.

Ia menjelaskan setiap benda langit memiliki tingkatan terang berbeda yang dihitung berdasar magnitudo. Jika angkanya positif maka cahaya yang dihasilkan semakin redup.

Warna hijau 

Adapun warna hijau pada ekor meteor yang terekam itu, lanjut Marufin, menjadi indikasi adanya konsentrasi nikel tinggi. Senyawa ini yang memicu munculnya warna hijau bercahaya saat bergesekan dengan atmosfer bumi.

"Mungkin meteor ini pecahan asteroid berukuran kurang lebih berdiameter 30 sentimeter," ujarnya.

Fenomena ini menurutnya normal terjadi rata-rata 200 jam sekali secara global. 

"Dampaknya ke bumi tidak ada, karena bumi sudah biasa menerima hujan meteor rata-rata 44 ton per hari," kata dia.

Marufin melanjutkan, meteor yang melintasi langit Yogya itu bergerak tanpa titik spike khas pemecahbelahan atau fragmentasi ketika memasuki atmosfer bumi.

"Meteor ini magnitudonya antara -6 hingga -7 dan tidak menghasilkan dentuman suara atau sonic boom karena tidak ada sisanya," kata dia.

Bukan Eta Aquarids

Menurutnya, dengan luasnya jangkauan gerak meteor ini, patut diduga titiknya bermula dari ketinggian 100 kilometer dan berakhir pada ketinggian 50 kilometer dari permukaan bumi.

"Tapi meteor ini bukan bagian Eta Aquarids, melihat lintasannya dari selatan dan terlihat sebelum tengah malam, jadi bukan (Eta Aquarids)," ujar dia.
 
Eta Aquarids merupakan fenomena hujan meteor yang puncaknya biasa terjadi di bulan Mei setiap tahunnya. Fenomena ini diperkirakan mencapai puncaknya  pada 5- 6 Mei 2024.

PRIBADI WICAKSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus