Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hukum

Edy Rahmayadi dan Bobby Nasution Saling Klaim Kena Lempar, Masing-masing Lapor Polisi

Ketua Tim Hukum Edy Rahmayadi, Yance Aswin, mengatakan pihaknya sudah membuat laporan ke Polda Sumut pada Kamis, 7 November 2024

8 November 2024 | 07.47 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Medan - Debat kedua Pemilihan Gubernur Sumatera Utara yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut pada Rabu malam, 6 November 2024, berlangsung panas. Kedua pasangan calon saling sindir dan ungkit kesalahan, begitu juga dengan para pendukung lewat yel-yel.Kericuhan mulai terjadi saat jeda debat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim Edy-Hasan merasa diancam Tim Bobby Nasution-Surya. Juru bicara Edy-Hasan, Sutrisno Pangaribuan, menuding influencer mereka diancam pendukung kubu 01. Ia meminta aparat keamanan segera mencari pelakunya lewat CCTV.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kita harus gembira, kenapa malah main ancam?" kata Sutrisno, Kamis, 7 November 2024.

Usai debat, kericuhan kembali terjadi. Saat itu, Edy Rahmayadi dan istrinya, Nawal Lubis, sedang berjalan menuju mobil diiringi para pendukung. Tiba-tiba datang lemparan botol air mineral yang diduga dari kerumunan pendukung Bobby-Surya. Beberapa lemparan mengarah ke Edy. Para pendukung pun saling adu mulut.

Edy dan Nawal langsung bergegas menuju mobil yang sudah menunggu di depan kantor DPRD Sumut. Para pendukung Edy berupaya meredam lemparan dan meneriaki pendukung Bobby-Surya 'kampungan'.

"Kami duga kuat dilakukan massa pendukung Bobby karena arah lemparan datang dari mereka berkumpul. Kita mau cari pemimpin di pesta demokrasi, bukan mau adu keras-kerasan. Tolong pak polisi, usut tuntas siapa dalang di balik ini!" ucap Sutrisno.

Ketua Tim Hukum Edy Rahmayadi, Yance Aswin, mengatakan pihaknya sudah membuat laporan ke Polda Sumut pada Kamis, 7 November 2024. Isi laporannya meminta ketegasan Polda Sumut mengusut kericuhan yang terjadi. Menurutnya, saat aksi saling lempar, Edy Rahmayadi terkena lemparan.

"Lemparan dari Bobby Lovers. Kenapa kita sebut mereka, karena benderanya, bajunya semua tulisan Bobby Lovers. Kami sudah mem-fix-kan pelakunya mereka. Siapa orangnya, sulit kami deteksi karena jaraknya dibatasi pagar," kata Yance. 

Ketua Tim Pemenangan Bobby-Surya, Hinca Pandjaitan, mengatakan setelah debat berakhir, paslon 01 dan 02 sepakat bergantian keluar ruangan dan meninggalkan lokasi. Apalagi pengawalan cukup ketat. Hinca yang juga berda di lokasi mengaku ada pelemparan namun tidak mengetahui siapa yang melempar.

"Tapi suara lemparan ada. Saya kebetulan di situ, meski jaraknya jauh karena sudah di mobil. Malam itu saya koordinasi dengan tim hukum untuk membuat laporan," kata Hinca, Kamis siang.

Hinca mengajak untuk saling mendukung paslon dengan baik.  "Malam itu, kami sampaikan langsung ke Pak Kapolrestabes Medan untuk dijaga sampai selesai. Saya cek, sekitar setengah dua malam, teman-teman para pendukung sudah kembali ke rumah, tidak ada masalah. Hanya mobilnya Pak Bobby terkena lemparan," ujarnya. 

Dituding asal lemparan dari pendukung Bobby dan nyaris mengenai muka Edy Rahmayadi, Hinca mengklaim para pendukung 01 semuanya taat aturan. Pasalnya, sewaktu rapat di KPU, mereka sudah sepakat taat aturan dan menjaga ketertiban, baik di dalam ruang debat maupun setelah debat selesai. 

"Kami pastikan tidak ada yang melakukan anarkis, tidak ada yang melakukan pelemparan. Tapi kami merasakan dan bisa dilihat di-video yang beredar, lemparan kena mobilnya Pak Bobby," ujar Hinca.

Edy Rahmayadi mengatakan demokrasi perlu diperbaiki. Menurutnya, saat ini, demokrasi yang terjadi secara berlebihan dan tidak pada tempatnya. 

"Saya merasakan itu, ke depan, demokrasi tak begitu. Program yang dikaji, bukan saling mencelakai, bukan saling mencemooh. Akhirnya rakyat ikut-ikutan, mari kita perbaiki, artinya kita menyayangi Sumatera Utara, menyayangi Indonesia. Saya kena botol yang dilempar, tapi ya sudahlah, saya anggap itulah yang perlu kita perbaiki," kata Edy pada Kamis malam.

Kepala Bidang Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi membenarkan terjadi kericuhan pasca-debat kedua selesai. Dia bilang prosedur tetap pengamanan dan pengawalan dilakukan kepada kedua paslon saat meninggalkan lokasi sampai kediaman masing-masing.

"Polisi meresposn dugaan kejadian tersebut dengan melakukan investigasi. Kami mengimbau masyarakat untuk menyerahkan proses penyelidikan kepada polisi dan meminta tetap menjaga situasi kamtibmas kondusif," kata Hadi.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus