Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswi salah satu universitas swasta di Grogol, Jakarta Barat, tewas setelah diduga melompat dari gedung parkir kampus di lantai 6B pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Kamera closed circuit television (CCTV) merekam tingkah laku mahasiswi berinisial E itu sejak tiba di kampusnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Kepolisian Sektor Grogol Petamburan Komisaris Reza Hafiz Gumilang menjelaskan, E tiba di kampusnya pada pukul 9.37. Setengah jam kemudian ia terlihat mengikuti mata kuliah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada pukul 12.00, E sempat makan bersama dengan kakaknya yang menjadi asisten dosen di cafe kampus selama tiga puluh menit. “Kemudian pukul 12.30 sampai pukul sekitar 17.30 yang bersangkutan duduk sendiri di luar cafe” ucap Reza saat wawancara doorstep di kantornya, Senin, 7 oktober 2024.
Setelah duduk sendiri sekitar 3 jam lebih, E berjalan ke gedung parkir kampus pada pukul 17.30. Menurut keterangan penyidik kepolisian, dari CCTV terlihat sejak pagi E berulang kali menengok ke atas dan memperhatikan lantai tempat ia melompat.
Sebelum akhirnya memutuskan lompat, E sempat mengecek kondisi parkiran di lantai itu terlebih dahulu, kemudian naik lagi untuk menyimpan tasnya ke dalam mobil yang diparkir di lantai 7A. “Pada pukul 18.30 korban ini mengarah, kemudian naik ke atas pinggir gedung parkir dan terlihat oleh sekuriti,” ucap Reza.
Kepala Unit Reserse dan Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Petamburan Ajun Komisaris Aprino Tamara mengatakan, petugas keamanan sudah meminta E untuk tidak meloncat. Namun, mahasiswi baru angkatan 2024 itu hanya menggeleng-gelengkan kepala tanpa berbicara satu kata pun.
Sekuriti tersebut panik lalu pergi mencari temannya E untuk ikut membantu membujuk agar tidak melompat. “Ketika dia lagi nyari temennya itu, sudah mau sampai ke TKP lagi, eh, tiba-tiba sudah jatuh,” kata Aprin.
Polisi hingga kini belum mengetahui motif yang melatarbelakangi E melompat. “Untuk bawaan-bawaan yang ada, baik ponsel, kemudian buku catatan maupun gadget lainnya itu tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan” tutur Reza.
Namun, Reza menyebut polisi menemukan sajak dalam Bahasa mandarin di buku catatan E. “Yang kalau diartikan secara umum oleh pihak keluarga dan Google Translate, itu hanya sajak-sajak mengenai kehidupan.” ucap dia.
Reza menyatakan pihak keluarga memilih untuk menutup kasus ini. Namun, polisi tetap menyelidiki kemungkinan adanya dugaan perundungan yang melatarbelakangi aksi nekat E. “Kami akan mencoba untuk mendalami lagi pada hari ini kepada teman-teman maupun pihak kampus,” ucap dia.
Kepala Hubungan Masyarakat kampus tersebut, Paula Tjatoerwidya Anggarina, menyampaikan pihaknya sudah bekerja sama dengan kepolisian untuk mengungkap motif kematian E. Selain itu, pihak kampus juga sudah berkoordinasi dengan fakultas dan teman-teman yang bersangkutan.
Menurut Paula, teman-teman dan dosen-dosen E ini mengaku tidak menemukan ada perilaku aneh atau tanda-tanda depresi pada E. “Dari hasil kami berkoordinasi, bisa dipastikan tidak ada bullying, ya, dan memang almarhum ini masih maba (mahasiswa baru), jadi belum bisa diketahui dengan dalam bagaimana perilaku sehari-harinya,” ucap Paula saat ditemui di Kampus Untar pada Senin, 7 Oktober 2024.
Catatan Redaksi: Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Dinas Kesehatan Jakarta menyediakan psikolog GRATIS bagi warga yang ingin melakukan konsultasi kesehatan jiwa. Terdapat 23 lokasi konsultasi gratis di 23 Puskesmas Jakarta dengan BPJS.
Bisa konsultasi online melalui laman https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id dan bisa dijadwalkan konsultasi lanjutan dengan psikolog di Puskesmas apabila diperlukan.
Selain Dinkes DKI, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293