Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara resmi meluncurkan kurikulum mangrove tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Peluncuran modul edukasi lingkungan hidup mangrove ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan generasi muda yang berkarakter cinta lingkungan.
Modul yang diluncurkan ini merupakan bagian dari Projek Penguatan Profil Pancasila (P5) dalam kurikulum merdeka, dengan tema Hidup Bijak Bersama Mangrove. Modul ini dirancang untuk membantu guru menyampaikan materi tentang pelestarian mangrove, dari mulai pemahaman dasar mengenai ekosistem hingga langkah-langkah konkret yang dapat diambil siswa untuk menumbuhkan karakter cinta lingkungan sehingga berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama mengatakan, dalam rangka memulihkan ekosistem mangrove dari kerusakan, BRGM mengemban tugas untuk melakukan rehabilitasi mangrove dengan melakukan penanaman 3M yakni Memulihkan, Meningkatkan, dan Mempertahankan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Juga ada aspek edukasi penyusunan modul bersama Dinas Pendidikan, agar para siswa dapat mempelajari untuk membangun karakter cinta lingkungan,” ujar Suwignya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asisten Administrasi Umum Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Lies Handayani Siregar pun mengapresiasi kegiatan peluncuran kurikulum mangrove ini. Menurutnya, pelestarian lingkungan harus dilakukan secara bersama-sama. Ia berharap, kurikulum mangrove ini dapat mendorong keterlibatan generasi muda dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove.
“Saya sangat mengapresiasi acara ini, karena pelaksanaan rehabilitasi mangrove ini tidak bisa dijalankan sendiri oleh satu lembaga. Melalui launching ini, harapannya pelestarian mangrove di Sumatera Utara bisa berjalan lancar, dan generasi muda bisa terlibat langsung didalamnya,” kata Lies.
Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Roedy Fahrizal mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan para guru sebelum nantinya melakukan pengajaran kepada para siswa.
“Kami sedang mempersiapkan pembelajaran, dan kesiapan para guru, harapannya bisa kita integrasikan pada kurikulum yang akan datang. Sehingga harapannya tidak hanya pengaturan sepintas tapi anak - anak terlibat dalam rehabilitasi mangrove ini,” ujar Roedy.
Adapun sebelum kurikulum mangrove ini resmi diluncurkan, para guru di Provinsi Sumatera Utara juga diberikan pembekalan materi dan pemahaman dalam kegiatan pelatihan edukasi lingkungan hidup tematik mangrove. Para guru pun terjun langsung ke Batubara Mangrove Park, di Kabupaten Batubaru, Provinsi Sumatera Utara untuk mengenal ekosistem mangrove serta pengelolaannya.
Selain mempelajari biofisik ekosistem mangrove, para guru juga diajak untuk mendalami serta memberikan solusi terkait sosial, dan ekonomi masyarakat setempat.
Dengan dukungan penuh dari para guru yang akan berperan menjadi fasilitator, para siswa tentunya akan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik untuk memahami dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya mangrove. (*)