Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bersepakat untuk memulai dialog strategis.
Penangkapan seorang pembunuh berantai menguak fenomena penghilangan paksa massal di El Savador.
Pemerintah menyelidiki dugaan monopoli pada bisnis taksi daring Didi Chuxing.
Jenewa
Joe Biden Bertemu Putin
PRESIDEN Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa, Swiss, pada Kamis, 17 Juni lalu. Ini terjadi setelah Biden mengikuti serangkaian pertemuan intens dengan sekutunya dari Pakta Atlantik Utara (NATO), Uni Eropa, dan kelompok G7—forum politik yang beranggota Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertemuan tatap muka pertama kedua pemimpin sejak Biden menjadi presiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara. Setelah pertemuan, keduanya mengeluarkan pernyataan bersama tentang salah satu topik utama diskusi, yakni proliferasi nuklir. "Perang nuklir tidak dapat dimenangi dan tidak boleh diperangi," kata mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepada wartawan, Biden mengatakan dalam pertemuan itu ia berusaha menekankan niat baik Amerika terhadap Rusia. "Ada area kepentingan bersama bagi kami untuk bekerja sama, untuk rakyat kami. Dan juga untuk kepentingan dan keamanan dunia. Salah satu masalah itu adalah stabilitas strategis," tuturnya, seperti dikutip DW. Kedua negara bersepakat untuk memulai dialog strategis dalam waktu dekat.
El Savador
Terkuaknya Fenomena Pembunuhan Massal
Hugo Osorio membuka mulutnya setelah tiba di penjara dengan keamanan maksimum di Zacatecoluca, El Salvador 21 Mei 2021. Secretaria de Prensa de La Presidencia/Handout via REUTERS
PENANGKAPAN Hugo Osorio, bekas perwira polisi tersangka pembunuhan sejumlah perempuan, di Chalchuapa, El Salvador, pada Mei lalu, mulai menguak fenomena pembunuhan dan penghilangan paksa massal di negeri itu. Elsalvador.com melaporkan pada Senin, 14 Juni lalu, bahwa polisi sedang menyelidiki tiga polisi tetangga Osorio. Salah satu dari mereka belum lama ini ditahan karena kasus perundungan seksual.
Kasus Osorio membuat heboh negeri itu karena polisi menemukan sedikitnya 18 mayat dikubur di halaman belakang rumahnya. Semua mayat itu sudah dimutilasi. Penyelidik memperkirakan ada 40 korban kejahatan Osorio. Polisi juga sedang menyelidiki sembilan tersangka lain yang berhubungan dengan kasus ini. Semuanya mantan polisi dan tentara.
Menurut catatan kepolisian dan kejaksaan, 5.381 orang dilaporkan hilang selama dua tahun pertama pemerintah Presiden Nayib Bukele. Para korban kebanyakan perempuan. Media sosial negeri itu dipenuhi laporan orang hilang setiap hari. Lembaga-lembaga hak asasi manusia menduga pelakunya adalah geng kriminal dan petugas keamanan.
Namun pemerintah sering kali menyanggah dugaan itu dan menyebut bahwa mereka hilang karena migrasi ke Meksiko. Bahkan, setelah penangkapan Osorio, pemerintah menyatakan bahwa banyak laporan orang hilang ternyata cuma anak-anak yang lari dari rumah. Pemerintah juga meminta masyarakat berhenti membuat laporan kehilangan secara daring dan melapor saja ke polisi setempat.
Cina
Dugaan Monopoli Taksi Daring Didi
ADMINISTRASI Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) mulai menyelidiki dugaan monopoli terhadap Didi Chuxing, bisnis sewa mobil dan taksi online terbesar di Cina. Hal ini terjadi menjelang Didi menggelar penawaran saham publik perdana (IPO) di bursa New York, Amerika Serikat, IPO Cina terbesar sejak Alibaba pada 2014. Ini juga tindakan keras mutakhir regulator pasar Cina terhadap raksasa teknologi setelah Alibaba dan Tencet. Demikian dilaporkan CNBC pada Kamis, 17 Juni lalu.
SAMR menyelidiki apakah Didi melanggar aturan dengan menyingkirkan pesaingnya yang lebih kecil secara tidak adil. Dalam prospektus IPO, Didi menyatakan bahwa ia dan lebih dari 30 perusahaan Internet Cina telah memenuhi aturan SAMR pada April lalu. Pada Maret lalu, SAMR menjatuhkan hukuman denda sebesar 1,5 juta yuan kepada Chengxin Youxuan, platform komunitas pembelian di belakang Didi, bersama empat perusahaan lain karena menerapkan harga yang tak adil.
Didi menjalankan berbagai bisnis, dari taksi daring, sewa mobil, berbagi penumpang, hingga jaringan pengisian baterai kendaraan listrik. Perusahaan itu beroperasi di 15 negara dengan 493 juta pengguna aktif setiap tahun. Didi mendominasi pasar Cina setelah merger dengan Kuaidi, yang didukung Alibaba, dan unit Uber di Cina.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo