Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Donald Trump mengklaim dalam sebuah wawancara radio bahwa ia telah ke Gaza. Namun tak ada catatan atas kunjungannya itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komentar yang dilontarkan Trump dalam wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Hugh Hewitt yang disiarkan pada hari Senin lalu, Pernyataan Trump itu muncul sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang apakah wilayah pendudukan, yang sebagian besar telah diratakan dengan tanah oleh Israel selama setahun terakhir, bisa dikembangkan menjadi Monako, jika dibangun kembali dengan cara yang benar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu bisa lebih baik daripada Monako. Lokasinya terbaik di Timur Tengah, perairannya terbaik, semuanya terbaik,” jawab Trump. “Saya pernah ke sana, dan itu sulit. Itu tempat yang sulit, sebelum, Anda tahu, sebelum semua serangan dan sebelum bolak-balik yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.”
Ketika diminta klarifikasi, juru bicara tim kampanye Trump mengatakan kepada New York Times bahwa Gaza berada di Israel. Presiden Trump pernah ke Israel.
Padahal klaim Trump bahwa Gaza bagian dari Israel adalah keliru. Gaza tidak pernah berada di Israel. Wilayah Palestina tersebut telah diduduki secara ilegal oleh Israel, begitu pula Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki sejak 1967.
Israel menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada tahun 2005, berdasarkan kebijakan yang oleh pemerintah Israel saat itu disebut sebagai pelepasan diri. Namun, Israel tetap menjadi kekuatan pendudukan di Gaza berdasarkan hukum internasional, karena militernya terus mempertahankan kendali efektif atas perbatasan, wilayah udara, dan garis pantainya.
Militer Israel telah menginvasi wilayah itu lagi selama setahun terakhir menyusul serangan 7 Oktober oleh Hamas.
Trump kerap melakukan klaim palsu. Tidak jelas apakah ini merupakan kebohongan yang disengaja atau apakah klaim tersebut hanya mengungkapkan kurangnya pengetahuannya tentang geografi wilayah tersebut.
Trump mengunjungi Israel dan Tepi Barat yang diduduki pada 2017, tahun pertamanya menjabat. Ia bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat itu. Tepi Barat dan Gaza adalah wilayah pendudukan yang terpisah, yang hanya dapat dicapai melalui Israel.
Komentar Trump tentang Gaza menggemakan pernyataan menantu laki-lakinya sekaligus mantan penasihatnya, Jared Kushner, awal tahun ini. Kushner menyebut properti tepi laut Gaza sangat berharga.
Dalam wawancara dengan Hewitt, Trump juga merujuk pada lokasi tepi laut Gaza. "Mereka tidak pernah memanfaatkannya," katanya. "Anda tahu, sebagai pengembang, tempat itu bisa jadi tempat terindah – cuacanya, airnya, semuanya, iklimnya. Tempat itu bisa jadi sangat indah. Tempat itu bisa jadi yang terbaik di Timur Tengah, tetapi bisa jadi salah satu tempat terbaik di dunia."
AL JAZEERA
Pilihan editor: Netanyahu Klaim Bunuh Dua Calon Pemimpin Hizbullah Pengganti Nasrallah