Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Pelapor Khusus PBB: Israel Memang Lakukan Genosida

Pelapor Khusus PBB menyimpulkan ada alasan yang masuk akal untuk meyakini Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina.

31 Maret 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

FRANCESCA Albanese, Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk situasi hak asasi manusia di Palestina, menyatakan ada “alasan yang masuk akal” untuk meyakini Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza dalam perang Hamas-Israel. Albanese menyatakan ini saat menyampaikan laporan terbarunya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Swiss, Selasa, 26 Maret 2024. Salah satu temuan kuncinya adalah para pemimpin eksekutif dan militer serta tentara Israel telah dengan sengaja memutarbalikkan prinsip-prinsip yang mengatur perilaku permusuhan (jus in bello) untuk melegitimasi genosida terhadap rakyat Palestina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setelah hampir enam bulan serangan Israel yang tak henti-hentinya terhadap pendudukan Gaza, adalah tugas saya untuk melaporkan hal terburuk yang bisa dilakukan umat manusia, dan menyajikan temuan saya,” kata Francesca Albanese. “Ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa ambang batas yang menunjukkan dilakukannya kejahatan genosida... telah terpenuhi.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Laporan Albanese keluar setelah Dewan Keamanan PBB berhasil mengadopsi resolusi yang menuntut gencatan senjata segera di Gaza yang dilanda perang sejak Oktober 2023 dan menyerukan pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat. Operasi militer Israel telah merenggut nyawa lebih dari 32 ribu warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan sekitar 1,7 juta orang mengungsi.


Thailand

Menuju Pengakuan Pernikahan Sesama Jenis

Komunitas LGBT Thailand berpartisipasi dalam parade komiunitas LGBT di Bangkok, Thailand, November 2018. Reuters/Soe Zeya Tun/File Photo

PARLEMEN Thailand memasuki tahap akhir pembahasan rancangan undang-undang perkawinan yang akan menetapkan pernikahan sebagai kemitraan di antara dua individu, bukan antara pria dan wanita. Hal ini akan memberikan hak yang sama bagi pasangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) untuk, antara lain, mendapatkan warisan dan pengurangan pajak pendapatan karena menikah.

“Ini adalah awal dari kesetaraan. Ini bukan obat universal untuk setiap masalah, tapi ini adalah langkah pertama menuju kesetaraan,” ucap Danuphorn Punnakanta, anggota parlemen dan ketua komite kesetaraan pernikahan di majelis rendah, dalam sidang parlemen pada Rabu, 27 Maret 2024. “Undang-undang ini ingin mengembalikan hak-hak itu kepada kelompok orang tersebut, bukan memberikan mereka hak tersebut,” ujarnya seperti dikutip PBB.

Bila undang-undang itu dapat disahkan pada akhir tahun ini, Thailand akan menjadi negara pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara yang mengakui hubungan sesama jenis. Namun parlemen sejauh ini menolak usulan mengizinkan orang berganti identitas kelamin meskipun komunitas transgender cukup besar di negeri itu.


Rusia

ISIS Serang Gedung Konser

KELOMPOK Negara Islam Irak dan Suriah-Provinsi Khorasan (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan di Crocus City Hall di Moskow pada Jumat, 22 Maret 2024. Sejumlah orang bersenjata menyerbu gedung konser itu dan membunuh sedikitnya 143 orang serta mencederai 80 lainnya. Hingga Selasa, 26 Maret 2024, Polisi telah menahan delapan tersangka penyerangan.

Seorang tersangka mengaku melakukan serangan itu dengan imbalan uang sebesar 500 ribu rubel atau sekitar Rp 86 juta. “Saya menembak orang di Crocus demi uang; (saya dijanjikan) sekitar 500 ribu,” katanya dalam rekaman video yang dikutip kantor berita Rusia, TASS. Dia menyatakan separuh uang tersebut telah ditransfer ke kartunya, tapi kartunya hilang saat ia mencoba melarikan diri dari polisi seusai penyerangan.

ISIS sudah lama memusuhi Rusia, terutama karena tindakan Rusia dalam perang Chechnya dan kebijakan bumi hangus di Kaukasus. Dua tahun lalu, misalnya, ISIS-K mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri di dekat kedutaan Rusia di Kabul, Afganistan, yang menewaskan enam orang, termasuk dua staf kedutaan. 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus