Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin sering berkomentar mengenai isu-isu politik dan sosial di Amerika Serikat. Para pejabat Amerika telah berulang kali memperingatkan upaya negara-negara asing untuk ikut campur dalam pemilu Amerika mendatang. Namun, terbaru ia bilang mendukung Kamala Harris dalam Pemilihan Presiden Amerika 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Februari, Putin lebih mendukung Biden dibandingkan Donald Trump, dan menyebut presiden saat ini lebih mudah diprediksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Putin
Vladimir Putin mengatakan pada Kamis, 5 September 2024 dia mendukung Kamala Harris dalam persaingan Pemilihan Presiden Amerika. Pernyataan ini dilontarkan Putin sehari setelah Amerika menuduh Moskow melakukan campur tangan dalam Pemilihan Presiden.
“Pertama, (Presiden Amerika) Biden merekomendasikan semua pendukungnya untuk mendukung Nyonya Harris,” kata Putin saat sesi tanya jawab di Forum Ekonomi Timur Rusia di Vladivostok.
“Di sini, kami akan melakukan hal itu juga, kami akan mendukungnya,” kata Putin. “Dia tertawa dengan sangat menular sehingga menunjukkan bahwa semuanya baik-baik saja,” kata pemimpin Rusia itu.
2. Persaingan
Dikutip dari Antara, jajak pendapat terbaru pada Rabu, 4 September oleh CNN menyebut Wakil Presiden Amerika Kamala Harris dan mantan presiden Donald Trump bersaing ketat dalam Pemilihan Presiden 2024 di negara-negara bagian penentu antara lain Arizona, Georgia, Michigan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin.
Hasil menunjukkan Harris mengungguli Trump di wilayah Wisconsin dan Michigan. Ia unggul tipis atas Trump di Georgia dan Nevada. Di Arizona, Trump unggul dari Harris. Kedua kandidat bersaing ketat di Pennsylvania dengan perolehan suara imbang.
3. Negosiasi Soal Gaza
Pada Senin 2 September 2024, Kamala Harris bersama Joe Biden juga bertemu para negosiator Amerika terkait gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera, menurut pernyataan Gedung Putih.
Pertemuan yang berlangsung di Situation Room Gedung Putih ini dilaksanakan setelah ditemukannya jenazah Hersh Goldberg-Polin dan lima sandera lainnya di Gaza. Ini yang memicu protes terhadap pemerintah Netanyahu pada akhir pekan lalu.
"Mereka membahas langkah-langkah selanjutnya dalam upaya berkelanjutan untuk mengamankan pembebasan sandera."
4. Menolak Embargo Israel
Kamala Harris menolak kemungkinan dia akan memberlakukan embargo senjata Amerika terhadap Israel. "Saya tegas dan teguh dalam komitmen saya terhadap pertahanan Israel dan kemampuannya untuk mempertahankan diri, dan itu tidak akan berubah," kata Harris dalam wawancara pertamanya sejak dia menjadi calon presiden dari Partai Demokrat, Kamis, 29 Agustus 2024 sebagaimana dikutip dari Antara.
Ketika ditanya, soal ia akan mendukung perubahan kebijakan Amerika yang akan mempengaruhi bantuan militer, Haris hanya berkata, "Tidak."
5. Sindiran dari Trump
Dalam pidatonya di Michigan pada Kamis, 29 Agustus Trump menyebut Kamala Harris seorang penganut paham Marxis dan menyebutnya radikal, karena menjanjikan pengendalian harga gaya komunis serta pelayanan kesehatan gratis yang didanai pembayar pajak.
Trump menyatakan tujuannya berada di Michigan untuk membawa pesan sederhana bagi para pekerja otomotif dan pekerja Amerika. "Mimpi buruk ekonomi panjang Anda akan segera berakhir... Ubahlah dengan suara Anda. Kita akan mengalahkan kamerad Kamala Harris, dan kita akan mengembalikan impian Amerika -- lebih besar, lebih baik, lebih kuat, pokoknya lebih baik,” ujarnya.
Trump juga mengomentari janji yang dibuat Harris. "Sekarang dia bilang 'kami ingin membangun perbatasan yang kuat.' Ke mana saja dia selama tiga setengah tahun, saat kita menerima 20 juta orang, yang sebagian besar adalah penjahat yang mengerikan?"
SITA PLANASARI | CHANNEL NEWS ASIA | ANTARA