Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Evakuasi warga Indonesia di Ukraina melibatkan KBRI Warsawa dan Kyiv.
Orang-orang diangkut 12 mobil melalui jalur selatan ke Moldova.
Semua sampai dengan selamat di Jakarta, termasuk sembilan kucing.
TAK ada keraguan di benak Zaqky Amani ketika hendak ke Kyiv, Ukraina, pada Senin, 21 Februari lalu. Peternak kucing di Bekasi, Jawa Barat, itu beberapa kali ke kota itu untuk berburu kucing dan tak mengira kali ini akan dievakuasi. Negeri itu, bersama Rusia, Cina, dan Thailand, dikenal piawai menernakkan hewan berbulu lebat tersebut. Zaqky berbisnis kucing sejak awal masa pandemi Covid-19 setelah keluar dari pekerjaannya di sebuah perusahaan kontraktor pipa gas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zaqky mendengar perihal ketegangan antara Ukraina dan Rusia sejak tahun lalu, tapi tak mengira akan berkembang menjadi perang. Lelaki 40 tahun itu menghubungi beberapa temannya di Ukraina dan semua menyatakan negeri itu aman-aman saja. “Ukraina dan Rusia itu saudara. Biasalah saudara sering bertengkar,” kata Zaqky menirukan komentar rekannya, seorang Rusia di Ukraina, kepada Tempo pada Jumat, 1 April lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemilik Arunika Amani Cattery, rumah kucing di Pekayon, Bekasi, itu akhirnya menghadiri pameran dan pelatihan ternak kucing di Kyiv. Dia membawa seekor kucing jenis British shorthair dan seekor kucing eksotik. Di acara itu dia juga membeli seekor kucing Maine Coon, yang dikenal berasal dari Amerika Serikat tapi diternakkan di Ukraina. Belakangan dia membeli lagi tiga ekor kucing.
Zaqky sempat berkeliling kota itu, termasuk ke Arena City, pusat belanja populer di sana, dan kawasan kota tua. “Suasananya ramai. Tak ada tanda-tanda akan terjadi perang,” tuturnya.
Keadaan berubah pada Kamis, 24 Februari lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus yang memicu perang Rusia-Ukraina. Bandar udara ditutup dan penerbangan ke luar negeri dibatalkan. Zaqky berkonsultasi dengan beberapa temannya, yang menyarankan agar dia pergi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Ukraina di Kyiv, empat kilometer dari hotel tempatnya menginap.
Hotel Zaqky dekat dengan stasiun kereta api. Pagi itu, dia menyaksikan orang sudah berbondong-bondong ke stasiun untuk mengungsi. Dia lalu menumpang mobil Grab menuju kantor kedutaan dan menjadi warga negara Indonesia pertama yang sampai di sana. Tak lama kemudian baru beberapa orang lain berdatangan. Kedutaan memang telah menghubungi warga Indonesia di seluruh negara itu untuk berkumpul di sana sebagai bagian dari persiapan evakuasi.
Kucing-kucing milik Zaqky Amani yang dievakuasi ke Kedutaan Indonesia di Kyiv, Ukraina. Dok Pribadi
Kebetulan kantor kedutaan punya sebuah ruang kecil semacam bar mini. Zaqky menggunakan ruang itu untuk menaruh kucing-kucingnya dan tidur di sana bersama mereka. Zaqky terus berusaha menenangkan piaraannya. “Setiap memberi mereka makan, saya selalu mengatakan, ‘Kita lagi evakuasi, ya. Kalian harap bersabar’,” ucapnya. Kucing-kucing itu ternyata dapat bekerja sama. Tak ada yang sakit atau mengalami masalah lain selama tinggal di sana, meskipun suara tembakan dan ledakan terdengar di kejauhan.
Bantuan evakuasi datang dari KBRI untuk Polandia di Warsawa. Menurut anggota staf KBRI di sana yang enggan disebut namanya, tim KBRI Warsawa berangkat dengan tiga mobil kedutaan. Rombongan menempuh jalur Lviv untuk mencapai Kyiv. Namun arus pengungsi dari Ukraina sudah sampai di perbatasan dua negara. “Antrean kendaraan mencapai 30 kilometer ke arah Polandia,” katanya kepada Tempo pada Rabu, 30 Maret lalu.
Kemacetan itu membuat perjalanan ke Kyiv menjadi tersendat. Waktu tempuh Warsawa-Kyiv yang biasanya hanya sembilan jam kini menjadi seharian. Mereka juga harus menginap di daerah antara Lviv dan Kyiv karena Ukraina memberlakukan jam malam.
Esoknya mereka tiba di KBRI Kyiv dan mempersiapkan evakuasi sekitar 60 warga Indonesia yang sudah berkumpul. Pada mulanya evakuasi akan dilakukan melalui Lviv menuju Polandia, tapi karena pemberlakuan jam malam dan kerusakan jalan akibat perang, mereka mengubah rute ke selatan melewati Kota Vinnytsia menuju Bucharest, Rumania, melalui Moldova.
Kedutaan menyiapkan 12 mobil untuk evakuasi ini. “Kami sebenarnya mengevakuasi manusia. Asalkan ada ruang, kucing Anda boleh dibawa,” ucap salah satu direktur kedutaan kepada Zaqky. Untunglah masih ada ruang di bagasi sehingga Zaqky dapat menaruh kucing-kucingnya dalam dua keranjang di sana. Dia memberi mereka makan yang banyak agar kenyang dan berharap mereka tidak berulah selama di perjalanan.
Rombongan berangkat pada Senin siang, 28 Februari lalu, dan melewati jalan-jalan alternatif untuk menghindari kemacetan di jalur utama. Mereka bersua dengan banyak pos penjagaan, tapi tak menemui banyak masalah. “Pos yang dijaga tentara Ukraina sudah tahu tentang rombongan kedutaan sehingga tidak ada masalah. Yang kami khawatirkan adalah pos-pos yang dijaga milisi. Untunglah, semua pos bisa kami lewati dengan aman,” kata anggota staf Kedutaan Warsawa.
Kucing-kucing Zaqky tidur tenang di keranjang mereka. “Tak ada yang berulah atau ribut. Tak ada yang pup meski ada yang kencing. Tak begitu mengganggu,” tutur Zaqky.
Rombongan tiba di gerbang dekat perbatasan Ukraina-Moldova pada pukul 22.00 dan mereka berjalan kaki sekitar satu kilometer menuju gerbang Moldova. Duta Besar RI untuk Ukraina, Georgia, dan Armenia, Ghafur Akbar Dharmaputra, mengantar mereka sampai perbatasan dan kemudian kembali ke Vinnytsia.
Tim dari KBRI Rumania sudah menyiapkan dua bus yang membawa mereka ke Bucharest. Di kota itu mereka menginap semalam. Esoknya, mereka bersama beberapa orang lain yang dievakuasi dari Lviv dan Odessa menumpang pesawat Garuda Indonesia untuk pulang ke Jakarta. Menurut Kementerian Luar Negeri, hari itu sebanyak 99 warga Indonesia dan lima warga negara asing yang merupakan bagian dari keluarga mereka telah berada di luar Ukraina. Sebanyak 24 warga Indonesia memilih tinggal di Ukraina agar tetap bersama anggota keluarga mereka yang warga negara Ukraina.
Sembilan kucing Zaqky masuk angin karena tidak makan selama 24 jam di pesawat. Tiba di Jakarta, ia memeriksakan mereka ke dokter hewan dan dinyatakan sehat semua. Pada Rabu, 27 Maret lalu, beberapa kucingnya bahkan dia tampilkan di sebuah pameran kucing di Surabaya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo