Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Makanan Cepat Saji Mengancam Kesehatan Generasi Muda di Prancis

Gaya hidup yang kurang aktif yang akan semakin memperparah situasi. Fenomena ini semakin diperburuk dengan maraknya konsumsi makanan cepat saji.

21 September 2024 | 10.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Prancis menjadi salah satu negara yang terkenal dengan kulinernya yang enak. Negara menara Eiffel ini kini menghadapi masalah kesehatan yang serius. Yaitu obesitas di kalangan anak muda, disinyalir efek serbuan makanan cepat saji..

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari laman Psychology Today, penyakit akibat pola makan berlebih ini telah memangkas harapan hidup generasi mudanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apalagi ditambah dengan gaya hidup yang kurang aktif yang akan semakin memperparah situasi ini. Fenomena ini semakin diperburuk dengan maraknya konsumsi makanan cepat saji. Makanan instan ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari para pemuda Prancis.

Perkembangan global yang semakin cepat, termasuk dalam produksi makanan membuat penurunan kualitas kesehatan para remaja Prancis. Beberapa indikasi penyebab penurunan kesehatan lainnya adalah lingkungan yang cenderung mempromosikan gaya hidup pasif gerak.

Ditambah dengan maraknya konsumsi makanan berkalori tinggi menjadikan masalah ini melebar. Dalam beberapa dekade terakhir, Prancis sering kali meremehkan pola makan khas Amerika yang dianggap menyebabkan kegemukan. Namun, kini negara tersebut seolah menjilat ludahnya sendiri. Kenyataannya kini, restoran hamburger yang dulu mereka tolak telah menginvasi kuliner mereka.

Perubahan Pola Makan dan Budaya Kuliner Prancis

Dulu, orang Prancis terkenal karena kebiasaan makannya yang sehat. Mereka juga kerap menjaga tubuh agar tetap langsing. Program makan siang sekolah di Prancis bahkan dirancang sebagai pendidikan kuliner, di mana anak-anak diperlakukan seperti klien restoran bintang tiga.

Di sana, makanan yang disajikan dengan kualitas tinggi dan dipercaya dapat mendukung kesehatan anak-anak hingga dewasa. Namun, invasi makanan cepat saji mulai menggoyahkan tradisi kuliner Prancis yang dulu sangat mereka banggakan.

Restoran cepat saji kini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan di Prancis. Padahal, pada awalnya, masyarakat Prancis memandang sinis turis Amerika yang gemuk dengan pola makan mereka yang dianggap tidak sehat. Namun, saat ini, mereka harus menghadapiharus menelan kenyataan bahwa mereka pun mulai mengalami masalah yang sama.

Pada tahun 2020, setengah dari penduduk Prancis tercatat mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Peningkatan drastis jika dibandingkan dengan beberapa dekade sebelumnya.

Gaya Hidup Modern

Salah satu faktor utama yang memicu peningkatan obesitas di Prancis adalah gaya hidup yang semakin tidak aktif, terutama di kalangan anak muda. Anak-anak dan remaja sekarang lebih senang menghabiskan banyak waktunya di depan layar. Baik itu menonton televisi, bermain gim elektronik, atau menggunakan media sosial.

Kurangnya aktivitas fisik membuat mereka lebih rentan mengonsumsi makanan dengan kalori yang tinggi dari makanan cepat saji dan camilan yang dikonsumsi setiap hari.

Pada tahun 1997, hanya 1 dari 50 pemuda Prancis yang mengalami obesitas. Namun, pada tahun 2020, angkanya melonjak menjadi 1 dari 11 orang, dengan tingkat obesitas di kalangan pemuda mencapai 9,2 persen.

Meski Prancis masih belum setinggi Amerika Serikat dalam hal obesitas, tren ini terus meningkat seiring dengan semakin populernya makanan cepat saji di kalangan generasi muda.

Masalah Global

Fenomena obesitas di kalangan pemuda Prancis bukanlah masalah lokal semata, tetapi sudah global. Negara-negara maju lainnya juga mengalami peningkatan serupa dalam angka obesitas di kalangan remaja, yang disebabkan oleh gaya hidup modern yang minim aktivitas fisik. Kurangnya olahraga, ditambah dengan konsumsi makanan cepat saji yang berlebihan, menjadi penyebab utama masalah kesehatan ini.

Kondisi ini berbeda jauh dari kehidupan nenek moyang sebagai pemburu-pengumpul, yang mengharuskan mereka untuk aktif secara fisik setiap hari. Tubuh manusia pada dasarnya dirancang untuk melakukan aktivitas berat tanpa mengalami cedera. Namun, kehidupan modern yang cenderung minim gerak membuat tubuh manusia rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk obesitas.

Selain itu, industri hiburan seperti televisi, game, dan media sosial semakin mendorong gaya hidup yang tidak aktif. Sebagian besar orang, terutama di kota-kota besar, menghabiskan sebagian besar waktunya duduk. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap kenaikan berat badan dan berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas, seperti radang sendi, infeksi, alergi, dan bahkan demensia dini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus