Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang salah satu negara yang mengalami krisis populasi. Penyebab krisis populasi tersebab beberapa faktor demografi dan sosial yang mempengaruhi jumlah penduduk di negara tersebut. Apa saja?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut rangkuman krisis populasi di Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Populasi Jepang turun dalam 12 tahun belakangan
Data pemerintah Jepang menunjukkan, selama 12 tahun berturut-turut penurunan populasi di Jepang jumlahnya menjadi 124,95 juta jiwa pada 2022. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mulai berfokus peraturan yang berkaitan dengan anak-anak.
2. Banyak rumah kosong
Masalah rumah kosong di Jepang diperkirakan akan lebih buruk pada 2023. Pada 2018 sebanyak 8,49 juta unit rumah telah sia-sia ditelantarkan pemiliknya. Lembaga Riset Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional memperkirakan jumlah rumah tangga akan berada di puncak dengan angka 64,19 juta pada 2023. Angka ini terus meningkat meski populasi di Jepang turun karena banyak orang lebih memilih hidup sendiri daripada menikah.
3. Fenomena childfree
Menurunnya populasi manusia di Jepang juga dilatarbelakangi oleh masyarakat yang memilih tidak punya anak atau childfree, dikutip dari Majalah Tempo. Alasan orang Jepang memilih tidak punya anak salah satunya makin mahalnya biaya pendidikan, kesehatan, dan harga properti. Pasangan yang menikah di Jepang kesulitan membiayai kehidupan rumah tangga lebih dari dua orang.
Jika memiliki anak juga harus mengeluarkan ongkos lebih untuk membiayai sekolah. Para orang tua yang memiliki anak ingin menyekolahkan buah hatinya di lembaga pendidikan berfasilitas lengkap. Sedangkan subsidi yang diberikan pemerintah dianggap masih tidak cukup.
4. Banyak rumah dijual
Seiring menyusutnya populasi di Jepang, banyak rumah kosong kemudian dijual. Kurangnya populasi menyebabkan fenomena yang tidak biasa, seperti banyak rumah daripada orang yang menghuni.
Situasi itu dipengaruhi banyaknya orang yang meninggalkan desa dan memilih ke kota untuk bekerja. Makin banyak rumah kosong di desa. Fujitsu Research Institute memperkirakan jumlah tempat tinggal kosong melampaui 20 persen dari total rumah di Jepang pada 2033.
TIM TEMPO | MAJALAH TEMPO
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.