Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) berupaya menyediakan layanan pendidikan darurat untuk masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, mengatakan bencana alam ini mengganggu 66 satuan pendidikan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura. Ada sedikitnya 458 guru dan 5.383 siswa yang terdampak langsung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kemendikdasmen berkomitmen untuk memastikan anak-anak yang terdampak bencana tetap mendapatkan akses pendidikan, walaupun dalam situasi darurat,” ujar Suharti di Jakarta, dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan pada Ahad, 17 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Suharti, gedung dan sarana pendidikan pada 17 dari 66 satuan pendidikan tersebut rusak. Sebanyak 11 sekolah di Kecamatan Titehena digunakan sebagai lokasi pengungsian, sehingga belum bisa dipakai untuk belajar mengajar.
Kemendikdasmen kini menyebar layanan pendidikan dan psikososial darurat di beberapa titik pengungsian bersama pemerintah setempat. Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Flores Timur sudah mengadakan kegiatan belajar darurat di 8 lokasi pengungsian secara bertahap mulai 9 November lalu.
Ada juga tiga tenda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Sosial yang juga digunakan untuk kelas darurat. Tim dari Kemendikdasmen mendampingi proses belajar darurat melalui Balai Penjaminan Mutu Pendidikan NTT, Balai Guru Penggerak NTT, dan Sekretarat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana.
Bantuan yang disalurkan kepada meliputi 15 unit tenda ruang kelas darurat, 1.570 paket perlengkapan belajar, paket masker dan family kit, 3.646 eksemplar buku bacaan non teks pelajaran, serta bantuan dana yang belum disebutkan jumlahnya.
“Sejumlah organisasi mitra pun turut serta dalam menyediakan layanan dukungan psikososial, distribusi perlengkapan sekolah, serta pendataan,” tutur Suharti.