Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Curah hujan akan semakin berkurang memasuki semester dua tahun ini dampak fenomena El Nino dari Samudera Pasifik dan dan Indian Ocean Dipole (IOD) dari Samudera Hindia. Dampak datang di periode musim kemarau yang sudah lebih dulu datang di sejumlah wilayah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II memberi peringatan bagi warga Banten mengenai potensi cuaca yang akan datang tersebut. Menurut Hartanto, Kepala BBMKG, sebagian wilayah Banten akan mengalami curah hujan yang lebih kering dalam tiga dekade terakhir atau terhitung sejak 1990-an
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Masyarakat agar jangan panik menghadapi fenomena El Nino atau musim kemarau,” kata Hartanto dalam keterangan tertulis yang dibagikan, Selasa 30 Mei 2023.
Masih Mungkin Hujan Meski Kategori Rendah
Berdasarkan monitoring Dasarian II Mei ini, dia mengungkapkan, Provinsi Banten bagian utara sudah memasuki musim kemarau. Daerah yang dimaksud yakni Kota Cilegon, Kabupaten Serang bagian utara, Kota Serang bagian utara, Kota Tangerang bagian selatan, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang bagian tenggara, Kabupaten Tangerang bagian utara, dan Kota Tangerang bagian utara.
Meskipun demikian, Hartanto menambahkan, wilayah yang sudah maupun belum memasuki musim kemarau masih dimungkinkan terjadi hujan dalam skala harian hingga mingguan. Hujan ini dipengaruhi oleh aktifnya variabilitas iklim sub-musiman berupa penjalaran gelombang tropis ekuatorial.
"Selain itu juga disebabkan suhu permukaan laut sekitar yang masih hangat dan ketersediaan uap air di atmosfer masih cukup," kata dia.
Kondisi hujan bulanan pada periode Juni hingga Oktober untuk wilayah Banten diprakirakan berada pada kategori rendah (0-100 mm/bulan). Puncak musim kemarau tahun ini diprediksi akan terjadi pada Agustus dengan peluang kejadian curah hujan di bawah normal atau kategori lebih kering dari biasanya.
Hartanto memperingatkan, pada periode musim kemarau, khususnya pada puncak musim kemarau, harus diwaspadai adanya potensi kekeringan di wilayah Banten. Upaya yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana kekeringan harus disiapkan oleh pemerintah dan masyarakat sebagai bentuk mitigasi.
Ia mencontohkan, bahwa kekurangan air bersih dan gagal panen yang bisa memicu terganggunya ketahanan pangan. Pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah yang rawan kekurangan air bersih diharapkan dapat melakukan penyimpanan air pada masa peralihan musim hujan ke musim kemarau untuk memenuhi danau, waduk, embung kolom retensi dan penyimpanan air buatan lainnya.
Pilihan Editor: Perusahaan Galangan Kapal di Batam Gandeng Perusahaan Italia untuk Bikin Kapal Selam Mini yang Bisa Menyusup di Perairan Selat Sempit