Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Krisis Pangan Mendekat, Kepala BMKG Minta Petani Milenial Melek Cuaca dan Iklim

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta petani di era modern memiliki pemahaman lebih soal cuaca dan iklim. Butuh persiapan menghadapi krisis pangan.

2 Juli 2024 | 15.42 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, meminta petani di era millenial lebih sadar iklim agar bisa menggenjot produktivitas dan efisiensi biaya produksi pertanian. Pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting untuk ketahanan pangan di tengah ancaman krisis iklim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Salah satu langkah mitigasi dan antisipasi yang dilakukan BMKG adalah terus membangun kesadaran iklim di kalangan petani, utamanya petani milenial," ujar Dwikorita melalui keterangan tertulis, Senin, 1 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Dwikorita, sektor pertanian berhubungan erat dengan keadaan cuaca dan iklim. Cuaca ekstrem dapat menurunkan kuantitas dan kualitas produksi. Iklim buruk, misalnya yang memicu banjir dan kekeringan, berisiko memperluas gagal panen atau puso. Gagal panen itu dikaitkan juga dengan potensi gangguan kestabilan harga, bahkan inflasi.

Hama penyakit juga bisa berkembang akibat pola tanam yang tidak baik. Merujuk perkiraan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), dunia akan mengalami krisis pangan pada 2050 bila tidak ada mitigasi yang serius.

Organisasi yang sama sebelumnya menyatakan 2023 sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pengamatan instrumental. Anomali suhu rata-rata global mencapai 1,45 derajat Celcius di atas zaman pra industri. Rekor suhu global harian juga terpecahkan pada tahun lalu. Ada pula bencana gelombang panas atau heat wave yang melanda berbagai kawasan di Asia dan Eropa.

Untuk menghadapi krisis tersebut, Dwikorita menegaskan soal pentingnya penggunaan teknologi. Petan modern diminta menyiapkan rencana dan strategi untuk menghadapi kekeringan atau kondisi ekstrem lainnya.

“Petani millenial ini harus mendapat pemahaman yang cukup tentang cuaca dan iklim,” tutur Dwikorita.

Dwikorita memastikan BMKG selalu menyediakan informasi cuaca dan iklim yang dapat dimanfaatkan dengan mudah oleh petani maupun tenaga penyuluh pertanian. Layanan itu juga membantu adaptasi iklim bagi pertanian lokal.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus