Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Legenda sepak bola Brasil, Pele, menyatakan bahwa kekerasan tak mempunyai tempat dalam olahraga saat ia menanggapi tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang, termasuk di antaranya 32 anak-anak.
“Pekan ini, kita menyaksikan salah satu bencana terbesar dalam sejarah sepak bola. Ada 32 anak-anak dari 125 orang yang meninggal dunia,” kata Pele dalam sebuah unggahan melalui media sosialnya, Selasa.
“Kekerasan tak punya tempat dalam olahraga. Tidak ada kekecewaan dari kekalahan yang dapat membenarkan kita kehilangan cinta kasih kepada sesama manusia. Olahraga seharusnya menjadi wujud cinta,” kata dia.
Tragedi Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022. Kerusuhan pecah setelah laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya yang menyebabkan sedikitnya 125 orang meninggal dunia.
Saat ini sedang dalam investigasi oleh tim pencari fakta yang dibentuk pemerintah dan dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia Mahfud MD.
Presiden Joko Widodo meminta tim pencari fakta dapat menuntaskan tugasnya dalam kurun waktu satu bulan.
Sementara itu, PSSI telah memutuskan untuk memberhentikan sementara seluruh kompetisi Liga 1 musim 2022/2023 hingga waktu yang tidak dapat ditentukan sembari menunggu hasil investigasi insiden di Stadion Kanjuruhan. Sedangkan Liga 2 Indonesia ditangguhkan selama dua pekan dimulai Senin, 3 Oktober 2022.
Selain itu, Komite Disiplin PSSI juga telah menjatuhkan sanksi terhadap Arema FC sebagai tim tuan rumah berupa larangan menyelenggarakan pertandingan di Malang. Arema FC juga diberikan sanksi denda sebesar Rp 250 juta akibat tragedi tersebut.
Baca Juga: Penjelasan Komdis PSSI Soal Penggunaan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini