Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sepakbola

Melihat Kedekatan Paus Fransiskus dan Sepak Bola, Hingga Kontroversi soal Diego Maradona dan Lionel Messi

Paus Fransiskus menilai Pele yang terbaik dibandingkan Lionel Messi dan Diego Maradona. Bagaimana ia dan Paus Yohanes Paulus II mendekati sepak bola?

4 September 2024 | 22.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus adalah penggemar berat sepak bola. Klub favorit pemimpin tertinggi Gereja Katolik di dunia tersebut adalah klub asal Argentina, San Lorenzo de Almagro. Klub ini telah ia ikuti sejak masih kecil hingga menjadi tokoh terpenting di Gereja Katolik. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kita hanya bisa membayangkan betapa Paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio menikmati kemenangan Argentina di Piala Dunia 2022 di Qatar. Meski begitu, sejauh ini, satu-satunya Paus yang pernah menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion adalah seorang pecinta sepak bola lainnya: Santo Yohanes Paulus II.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada bulan Oktober 2000, Paus bernama asli Karol Wojtyla pergi ke Stadion Olimpiade Roma untuk menikmati pertandingan antara Timnas Italia dan tim para bintang pada laga bertajuk Yubileum Atlet. Tim ini diisi pemain bintang seperti Gabriel Batistuta dari Argentina, Cafu dari Brasil, Pavel Nedved dari Republik Ceko, dan Andriy Shevchenko dari Ukraina.

Yohanes Paulus II adalah penggemar berat olahraga secara umum. Dalam ratusan pidatonya, ia berbicara tentang relevansi olahraga dan manfaat fisik, mental, dan spiritual dari praktik olahraga. Selain itu, ia sendiri bermain sepak bola saat masih muda, sebelum mengabdikan dirinya pada kehidupan religius. Konon dulunya ia adalah seorang penjaga gawang yang hebat.

Salah satu mantan rekan setimnya, sahabatnya sekaligus dokter Yahudi, Jerzy Kluger, bahkan mengatakan bahwa mereka sering kali memainkan pertandingan sepak bola antara kelompok Kristen melawan Yahudi. “Dan ketika tim Yahudi tidak memiliki cukup pemain, Wojtyla akan bermain bersama mereka,” ujar Kluger.

Ia juga memberkati bola yang digunakan untuk pertandingan pembukaan Piala Dunia 1990 di Italia. Santo Yohanes Paulus II mengungkap nilai-nilai yang dapat dipelajari siapa pun dari olahraga ini. Ia percaya bahwa, “sepak bola adalah sarana yang sangat baik untuk mempromosikan solidaritas yang sangat dibutuhkan di dunia yang sangat terpengaruh oleh ketegangan etnis dan ras.”  

Gagasan yang selalu ingin ia sampaikan di acara-acara olahraga besar. Termasuk acara Olimpiade hingga Piala Dunia.

Paus Fransiskus (kanan) saat berpartisipasi bersama ribuan anak penggila sepak bola dalam sebuah proyek untuk mempromosikan nilai-nilai olahraga dan sepak bola, di Vatikan, 24 Mei 2019. REUTERS.

Pada Desember 2022, Paus Fransiskus juga menyampaikan pesan yang sangat mirip dengan pendahulunya. Saat itu, ia berharap, “Piala Dunia di Qatar akan menjadi kesempatan untuk pertemuan dan keharmonisan antarbangsa, yang menumbuhkan persaudaraan dan perdamaian di antara masyarakat."

Jauh sebelum itu, setelah pengangkatannya pada 13 Maret 2013, Paus Fransiskus dikenal rajin menjamu tim dan pemain sepak bola di Vatikan sekaligus menerima beberapa jersey bola bertuliskan namanya dari klub dan tim nasional di seluruh dunia. 

Ia mengungkap dukungannya secara terbuka terhadap San Lorenzo di Buenos Aires pada 24 Mei 2011. Paus Fransiskus diberi jersey bola San Lorenzo saat menyapa umat Katolik sebelum pemberkatan pertamanya 'Urbi et Orbi' dari balkon Basilika Santo Petrus selama Misa Paskah pada 31 Maret 2013 di Kota Vatikan.

Itu adalah contoh kedekatan Paus Fransiskus di sepak bola. Setelah menjadi pemimpin tertinggi Gereja Katolik Dunia, ia juga pernah menjamu rombongan Juventus di Kota Vatikan pada 21 Mei 2013. Saat itu, Presiden Juventus Andrea Agnelli hadir bersama Antonio Conte, pelatih klub saat itu. 

Kehadiran dan doa Paus mungkin menjadi harapan baru para penggemar Argentina pada Piala Dunia 2014.  Para penggemar Argentina memegang poster Lionel Messi, Paus Fransiskus, dan Diego Maradona sebelum pertandingan babak 16 besar Piala Dunia FIFA 2014 antara Argentina dan Swiss di Arena de Sao Paulo pada tanggal 1 Juli 2014 di Sao Paulo, Brasil. La Albiceleste menang, tetapi gagal menjadi juara setelah kalah dari Jerman pada laga final.

Spanduk bergambar Paus Fransiskus tergantung di tribun stadion Pedro Bidegain di Buenos Aires, Argentina, pada tanggal 13 Agustus 2014 selama pertandingan final kedua Copa Libertadores 2014 antara klub Argentina San Lorenzo dan klub Paraguay Nacional. Paus Fransiskus juga pernah menerima trofi Copa Libertadores dari Matias Lammens saat bertemu dengan anggota tim San Lorenzo selama audiensi publik mingguannya pada tanggal 19 Agustus 2014 di Kota Vatikan. 

Tak lama setelahnya, ia menerima kaus dari Diego Maradona. Itu terjadi saat keduanya bertemu dengan para pemain 'Partita Interreligiosa Della Pace' di Aula Paul VI sebelum Pertandingan Antaragama Untuk Perdamaian di Stadion Olimpico pada tanggal 1 September 2014 di Roma.

Kontroversi Pernyataan soal Lionel Messi dan Diego Maradona

Setiap kali ditanya tentang sepak bola, Paus Fransiskus menjawab dengan pengetahuan yang mendalam. Banyak pesepak bola terhebat yang masih hidup mengunjunginya di Vatikan. 

Dalam hal pemain terbaik yang pernah hidup, ia memiliki kewarganegaraan yang sama dengan dua pemain bintang sekaligus yang terbaik dalam sejarah sepak bola dunia: Lionel Messi dan Diego Maradona.

Dua pemain lain yang bukan berasal dari Argentina dan selalu menjadi bagian dari percakapan adalah Cristiano Ronaldo dan Edson Arantes do Nascimento, atau Pele.  Ketika ditanya tentang pemain terbaik dalam sejarah sepak bola, Paus Fransiskus punya jawaban sendiri.

“Bagi saya, pria sejati di antara mereka bertiga adalah Pele. Ia adalah pria dengan hati yang besar. Saya berbicara dengan Pele, saya pernah bertemu dengannya di pesawat saat saya berada di Buenos Aires. Kami berbicara dan dia adalah seorang pria dengan begitu banyak kemanusiaan.”

“Maradona adalah salah satu pemain hebat tetapi ia gagal sebagai seorang pria. Kasihan dia, ia terpeleset dan mereka yang memujanya tidak pernah membantunya. Banyak atlet yang berakhir seperti dia. Messi juga seorang pria sejati, meskipun ketiganya hebat. Masing-masing dengan spesialisasinya sendiri,” ucap Paus Fransiskus pada November 2023.

 Pemain timnas Argentina, Lionel Messi memegang tropi Piala Dunia saat tiba di Bandara Internasional Ezeiza di Buenos Aires, Argentina, 20 Desember 2022. REUTERS/Agustin Marcarian.

Paus Fransiskus juga menganggap Cristiano Ronaldo sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah ada. Namun, pernyataan bahwa ia lebih memilih Pele daripada Lionel Messi dan Maradona memang mengejutkan bagi orang-orang dari Argentina yang berharap ia akan memilih salah satu dari dua legenda La Albiceleste tersebut. 

Selain itu, perlu dicatat bahwa Paus selalu memperhitungkan semua aspek kehidupan seorang atlet. Tidak hanya apa yang mereka lakukan dalam lapangan. Pele adalah tokoh hak asasi manusia selama bertahun-tahun dan membantu memerangi ketidakadilan setelah ia pensiun dari olahraga tersebut. Dalam hal aspek kemanusiaan, Pele dapat dianggap sebagai yang terbaik. 

MARCA | SPORTS ILUSTRATED | ALITEIA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus