Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mereka umumnya tak membaca media konvensional. Mereka menerima informasi sebagian besar melalui media sosial dan Internet.
Sedangkan di Internet kita tak bisa membedakan berita kredibel dan berita palsu karena media massa yang masuk ke dunia maya juga memproduksi berita-berita clickbaiting. Judul berita dibuat bombastis dan cenderung tak sesuai dengan isinya. Sudut pandang yang diambil dibuat untuk memancing perdebatan dan keriuhan.
Maka yang terjadi di Internet adalah chaos informasi. Anak-anak muda yang mengkonsumsi informasi dari sana akan imun membedakan antara berita palsu dan berita yang benar-benar menyampaikan fakta. Sama seperti buoy yang dicuri dan menjadi alarm. Karena sering dikacaukan untuk bercanda, ketika alarm tersebut berbunyi karena menangkap sinyal dari getaran gempa, masyarakat menjadi imun dan seolah-olah menganggap sirene itu kelakar belaka.
Jika sudah begini, keriuhan yang terjadi di media sosial akan merembet ke dunia nyata. Masyarakat akan terbelah karena perbedaan pandangan politik yang dibakar terus-menerus di media sosial. Keterbelahan itu, pada akhirnya, akan menumbuhkan rasa saling tidak percaya. Sungguh keadaan yang sangat mengerikan karena rasa saling percaya adalah prasyarat utama sebuah bangsa.
Saatnya aktivis pers dan media turun gelanggang mengedukasi publik agar lebih awas membedakan berita dengan bualan belaka.
A. Priyatna, Bandung, Jawa Barat
Penerbangan Kita
JATUHNYA pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkalpinang di perairan Karawang, Jawa Barat, menambah panjang daftar kecelakaan penerbangan kita. Turut berduka atas musibah ini.
Kejadian ini menjadi potret pengelolaan aviasi kita. Dari berita-berita tentang kejadian ini, agaknya bukan faktor alam yang menyebabkannya, melainkan kesalahan manusia yang berhubungan dengan mesin pesawat.
Kita belum tahu pasti apa yang terjadi karena investigasi masih berjalan. Tapi satu hal yang bisa dilihat adalah abainya perhatian kita terhadap keselamatan penumpang. Kata pepatah, kematian 200 orang adalah statistik; kematian 1 orang adalah tragedi. Tapi, dalam hal ini, 200 orang yang meninggal karena kecelakaan pesawat tetap saja sebuah tragedi.
Aviasi sebenarnya bisa dikelola. Maskapai Indonesia perlu melihat cara pengelolaan maskapai lain yang tergolong kecil angka kecelakaannya. Sebab, di negara lain penerbangan murah juga ada. Tapi penerbangan murah bukan alasan mengabaikan keselamatan. Keselamatan penumpang harus tetap menjadi nomor satu apa pun strategi bisnis dalam pengelolaan perusahaan penerbangan.
Miftah Husein, Bogor, Jawa Barat
Tentang Korupsi
KORUPSI adalah perbuatan yang sangat tidak terpuji, tindakan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang bisa mengakibatkan kerugian negara. Pelakunya bukan hanya politikus, tapi juga pengusaha, pejabat negara, penegak hukum, bahkan pelaku seni.
Sebab, korupsi sejatinya tidak bisa dilakukan sendiri. Korupsi selalu diikuti dengan kolusi dan nepotisme. Kolusi itu persekongkolan, persekutuan, untuk urusan yang tidak baik. Biasanya awalnya adalah korupsi, yaitu penyalahgunaan wewenang yang dimiliki salah satu pihak atau pejabat negara.
Untuk mencegahnya, diperlukan peran masyarakat. Publik bisa mencegah dan memberantas korupsi dengan, antara lain, mencari, memperoleh, dan memberikan data atau informasi tentang tindak pidana korupsi, juga menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab mengenai pencegahan dan pemberantasan korupsi.
Dian Furgani Mar’ib, Malang, Jawa Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo