Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Bak Cuci Tangan Portabel

Fasilitas praktis untuk mencuci tangan di tempat umum dan fasilitas pelayanan publik bisa membantu kebutuhan warga di tengah kondisi darurat wabah Covid-19. Bisa digunakan juga di daerah yang terkena bencana untuk memenuhi keperluan sanitasi.

28 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Universitas Indonesia membuat unit cuci tangan praktis dengan tiga bak untuk membantu warga di tengah wabah Covid-19.

  • Fasilitas mencuci tangan bisa dipindahkan dengan didorong tenaga manusia.

  • Dikombinasikan dengan teknologi penjernih air, bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sanitasi di daerah yang dilanda bencana.

TIM Universitas Indonesia membuat tempat mencuci tangan yang bisa dipindah-pindah (moveable hand washer). Perangkat ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan warga di tempat umum dan fasilitas pelayanan publik di tengah kondisi darurat wabah Covid-19. Menjaga kebersihan tangan menjadi salah satu upaya memutus rantai penularan penyakit menular yang dipicu oleh virus corona tersebut.

Produk ini adalah hasil kolaborasi Fakultas Teknik, Fakultas Kedokteran, dan Ikatan Alumni Universitas Indonesia. Pembuatan bak cuci tangan ini berasal dari ide Dekan Fakultas Teknik UI Hendri D.S. Budiono. Desainnya dibuat oleh alumnus FTUI, Irfan Ferdiansyah, dan didukung oleh guru besar FTUI, Yandi Andri Yatmo, dan Ponco Birowo dari FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. “Dirancang agar mudah didorong dengan tenaga manusia ke mana-mana,” kata Hendri pada Selasa, 24 Maret lalu.

Menurut Hendri, bak cuci tangan yang praktis dan mudah dipindahkan dapat menjadi alternatif solusi dalam kondisi darurat di tempat umum atau fasilitas pelayanan publik. Alat itu bisa dipakai masyarakat yang belum bisa memenuhi permintaan pemerintah untuk tinggal di rumah selama pandemi ini. “Dalam kondisi seperti ini lebih baik memang tinggal di rumah, tapi kami memahami ada masyarakat dan tempat yang membutuhkan alat seperti ini,” ujarnya.

Fasilitas itu dilengkapi dengan tiga bak mencuci tangan yang dipasang mengelilingi tandon air. Jarak antarbak cuci, menurut Hendri, sesuai dengan aturan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menganjurkan minimal satu meter. Adapun sumber airnya bisa menggunakan pasokan dari jaringan yang sudah ada atau suplai dari truk pengangkut air. “Saluran pembuangan juga harus terkoneksi agar tidak becek dan malah menimbulkan risiko penyakit lain,” kata Hendri.

Unit cuci tangan ini ditempatkan di lokasi strategis, seperti rumah sakit, pasar, stasiun, dan terminal. Dalam satu lokasi dipasang setidaknya dua unit atau bisa ditambah sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan produk. Tim UI sudah membuat lebih dari 50 unit pesanan. “Ada beberapa tempat yang meminta banyak, tapi kami membuat sistem prioritas agar tidak terpusat di tempat tertentu,” ucap Hendri.

Hendri mengatakan desain fasilitas cuci tangan itu telah dikirimkan ke jaringan alumnus FTUI berbagai daerah. Merekalah yang nanti akan membantu pembuatan perangkat tersebut. “Desain tinggal dicetak dan dibangun sendiri di daerah yang memerlukan,” katanya.

Tim UI berencana menambahkan panel surya ke dalam rancangan fasilitas cuci tangan tersebut. Energi listrik dari matahari nanti bisa digunakan untuk menggerakkan radar pelampung air di dalam tandon. Energi listrik juga bisa digunakan untuk menyalakan penerang sehingga fasilitas cuci tangan bisa digunakan pada malam hari. Tim Fakultas Kedokteran juga meminta agar tuas keran air bisa diaktifkan dengan kaki untuk meminimalkan kontak tangan.

 Perangkat cuci tangan ini juga bisa dipakai di daerah yang terkena bencana alam. Dalam kondisi darurat bencana alam, fasilitas sanitasi biasanya menjadi langka karena sulitnya mendapatkan pasokan air bersih. “Bisa digabung dengan teknologi penjernih air yang sebelumnya sudah dibuat tim Fakultas Teknik,” ujar Hendri. 

 

 

 

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus