Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

sains

Trauma Pelajar Usai Gempa Cianjur dan Sistem Belajar Diubah 3 Pola

Dinas Pendidikan Jawa Barat memberikan penyembuhan trauma bagi pelajar korban gempa Cianjur. Mereka juga mengubah metode belajar jadi 3 pola.

23 November 2022 | 06.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan setempat memberikan penyembuhan trauma kepada pelajar yang terdampak gempa bumi di Kabupaten Cianjur. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan hal itu dilakukan guna membantu siswa dan siswi terbebas dari gangguan psikologis seperti kecemasan setelah bencana gempa Cianjur.
 
Dedi mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengani Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak, (P2TP2A) Jawa Barat untuk melakukan trauma healing bagi siswa. "Upaya memberikan penyembuhan trauma ini dilakukan bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Jawa Barat," ujarnya pada Selasa, 22 November 2022
 
Dedi mengatakan dirinya sempat meninjau kerusakan bangunan di sejumlah sekolah di lokasi gempa. Berdasarkan pantauannya, terdapat 26 sekolah baik itu SMA dan SMK yang terdampak. "Dari 26 sekolah tersebut ada yang masuk dalam kategori rusak ringan, sedang dan berat,"ujarnya.
 
Bahkan, Dedi menyampaikan sebanyak 12 siswa di SMKN 1 Cugenang harus mendapatkan perawatan hingga dilarikan ke puskesmas. "Jadi total dari 26 itu hampir di 138 ruang kelas, termasuk ruang guru di antaranya rusak berat. Dari pantauan kami yang terberat di daerah Cugenang dan di daerah Cilaku, termasuk juga saya memantau di SMAN 1 Cianjur," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Metode Belajar Diubah 3 Pola

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dedi menambahkan ada tiga pola yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan dalam proses kegiatan belajar mengajar setelah gempa, pola tersebut sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri. Adapun tiga pola itu, yakni daring, hybrid (luring dan daring) dan sistem sif yakni pagi dan siang. "Dan kewenangan itu saya serahkan kepada satuan pendidikan atau sekolah sekolah untuk membuat kebijakan mana yang kira kira bisa memudahkan dalam proses belajar mengajar tersebut," katanya.
 
Tiga pola KBM di wilayah Kabupaten Cianjur yang masuk dalam lingkungan Kantor Cabang Dinas (KCD) Wilayah VI Jawa Barat ini akan dipantau selama dua pekan. Selain itu, Dedi berpesan khusus kepada Kepala Sekolah dan KCD Wilayah VI Jabar agar menerapkan pola yang lebih ramah dalam Ujian Akhir Semester (UAS) di tanggal 5 Desember 2022.
 
"Kepala sekolah dan cabang dinas agar tolong dalam rangka ujian akhir semester ada pola yang lebih ramah anak karena masih dalam kondisi trauma," katanya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus