Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

teroka

5 Pelajaran dari Drama A Good Day to Be a Dog yang Dibintangi Cha Eun Woo

Drama A Good Day to be a Dog bergenre komedi romantis, namun ada beberapa pelajaran yang bisa diambil

19 Desember 2023 | 21.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Drama A Good Day to be a Dog bergenre komedi romantis. Diangkat dari webtoon berjudul sama, ceritanya cukup ringan dan menghibur. Namun ada beberapa pelajaran hidup yang bisa diambil drama ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

A Good Day to Be a Dog menceritakan perjuangan Han Hae Na yang diperankan Park Gyu Young, berusaha untuk menghilangan kutukan yang diwariskan dari keluarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap anggota keluarganya akan berubah menjadi anjing jika mencium seseorang. Dan untuk menghilangkan kutukan itu, mereka harus mencium orang yang sama, saat berwujud anjing, dalam waktu 100 hari. Jika tidak, mereka akan selamanya menjadi anjing. 

Han Hae Na akhirnya mengalami kutukan itu, karena secara tidak sengaja mencium Jin Seo Won, yang diperankan Cha Eun Wo. Sejak itu, setiap tengah malam hingga jam enam pagi, dia berubah wujud menjadi seekor anjing mungil. Dia pun berusaha mematahkan kutukan, namun keadaannya makin rumit karena Jin Seo Won trauma dengan anjing. 

Berikut ini beberapa pesan dan pelajaran yang bisa diambil dari drama A Good Day to Be a Dog, seperti dilansir dari keteranga pers Viu.

1. Cinta sejati menerima dengan tulus

Kutukan ini membuat keluarga Han Hae Na sangat berhati-hati dalam menjalani hubungan asmara. Mereka juga selalu khawatir dan ragu untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Hae Na terpaksa kehilangan pacar karena ragu pria itu bisa menerima kondisinya. Jika beruntung mereka menemukan seseorang yang mencintai dengan tulus tanpa mempedulikan kutukan itu, seperti ibu Hae Na menemukan ayahnya. 

2. Berbuat baik kepada semua makhluk hidup

Setiap makhluk hidup, termasuk anjing memiliki perasaan. Bahkan jika anjing itu bukan jelmaan manusia. Berbuat baiklah karena niat baik bukan sekadar punya maksud tersembunyi. Seperti yang ditunjukkan Hae Na kepada murid-muridnya. Sebaliknya, jangan berbuat jahat dan merasa punya kuasa terhadap makhluk yang lebih lemah. 

3. Jangan langsung berburuk sangka dan menghakimi kondisi seseorang

Jin Seo Won semula dianggap membenci Han Hae Na karena selalu menghindarinya. Rupanya itu karena Hae Na selalu menarik perhatian anjing sehingga hampir selalu ada anjing di dekatnya. Sementara, Jin Seo Won memiliki trauma yang membuatnya takut pada anjing.

4. Orang terlihat selalu ceria mungkin menyimpan kesedihan.

Pernah mendengar kalau orang yang tertawa paling sering dan keras itu mungkin saja orang yang memiliki kesedihan paling dalam? Ini yang terjadi pada Lee Bo Gyeom. Saat di sekolah dan di tengah masyarakat ia terlihat seperti orang yang baik-baik saja, ramah, dan ceria.

Namun di luar itu dia lebih memilih menyendiri. Di kemudian hari diketahui kalau ia adalah dewa gunung. Penjaga alam ini memiliki kekuatan besar, tetapi ia selalu kesepian karena manusia. Meski sering berdoa memohon sesuatu pada dewa, akan lari ketakutan jika tahu wujud aslinya.

5. Jangan sembarangan mengutuk

Kutukan yang dialami keluarga Han Hae Na terjadi karena kutukan dewa gunung yang salah paham. Karena sudah terlanjur terjadi, dewa gunung ini kemudian dihukum untuk menjaga keturunan keluarga yang dikutuknya itu.

Berhati-hatilah dengan ucapan yang kamu sampaikan pada seseorang. Kata-kata baik yang jika diucapkan terus-terus dapat memberi sugesti positif, dan perkataan buruk juga yang tertancap dalam pikiran juga bisa memberi sugesti negatif.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus