Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Lima personel Dream Theater puaskan ribuan pencinta musik metal.
Sebanyak 9.000 tiket laku terjual.
PETIKAN gitar Dewa Budjana, gitaris band GIGI, mengiringi “Indonesia Raya” yang mengawali konser Dream Theater di area parkir Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu malam, 10 Agustus lalu. Ribuan orang serempak menyanyikan lagu kebangsaan ini. Selepas itu, lampu di panggung konser seluas 30 x 18 meter sengaja dipadamkan. Sejenak suasana menjadi hening.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teriakan penonton mulai riuh ketika suara musik terdengar membahana seiring dengan ditampilkannya video ilustrasi pada layar LED raksasa yang menjadi backdrop panggung konser Dream Theater. Grup musik asal Massachusetts, Amerika Serikat, itu mengawali tur dunia bertajuk “The Top of the World Tour” tersebut. Tur keliling dunia mereka sempat tertunda karena pandemi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itulah empat personel grup musik legendaris beraliran metal progresif ini satu per satu naik ke panggung: Michael “Mike” Mangini (drum), John Myung (bas), John Petrucci (gitar), dan Jordan Rudess (keyboard). Kehadiran mereka disambut tepuk tangan dan teriakan histeris para penggemar yang memadati bagian depan panggung. Mangini dan personel lain langsung menggebrak konser dengan lagu pembuka berjudul “The Alien”. Penonton makin histeris ketika sang vokalis, James LaBrie, menyanyikan lagu sambil setengah berlari menuju tengah panggung.
Lagu “The Alien” dari album terbaru A View from the Top of the World ini mengantarkan Dream Theater meraih penghargaan tertinggi dalam Grammy Awards 2022 untuk kategori Best Metal Performance. Lagu ini mampu memanaskan suasana konser. Setelah itu, Dream Theater langsung menggeber tiga lagu berikutnya secara berturut-turut, yaitu “Six O’Clock” dari album Awake, “Awaken the Master” dari album A View from the Top of the World, dan “Bridges in the Sky” dari album A Dramatic Turn of Events.
John Petrucci di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, 10 Agustus 2022. Rajawali Indonesia
Selanjutnya LaBrie dan kawan-kawan membawakan “Endless Sacrifice” dari album Train of Thought, yang tergolong sebagai lagu paling populer Dream Theater. Lagu ini mampu membuat suasana makin panas. Banyak penonton tak ragu ikut berjingkrak mengikuti dentuman musik metal yang dimainkan.
“Solo! Sangat senang bisa kembali ke sini. Apakah Anda bersama kami? Malam ini sangat luar biasa!” kata LaBrie menyapa penonton yang berjejal di depan panggung.
Aksi panggung Dream Theater berlanjut dengan dibawakannya sejumlah lagu, yakni “Invisible Monster”, “About to Crash”, “The Ministry of Lost Souls”, “A View from the Top of the World”, dan “The Count of Tuscany”. Ya, dalam konser tersebut, Dream Theater rupanya sengaja mengkombinasikan lagu dari album anyar dengan lagu dari beberapa album lawas mereka. Penampilan gahar mereka didukung tata cahaya dan sistem suara berkekuatan 120 ribu watt.
Selain satu layar LED raksasa sebagai backdrop panggung, terdapat dua layar LED di kanan dan kiri panggung yang menampilkan gambar animasi dan ilustrasi selama para personel Dream Theater beraksi. Sayangnya, layar raksasa sempat padam sehingga membuat kecewa penonton di bagian belakang.
Meski terbilang sudah berumur, para personel Dream Theater tetap mampu tampil prima dengan kepiawaian masing-masing dalam bermusik. John Petrucci malam itu mampu membius penonton dengan melodi gitar khas metal progresif, baik saat dia bermain tunggal maupun ketika beradu cepat dengan harmoni keyboard yang dimainkan Jordan Rudess.
Gebukan drum Mike Mangini pun terasa mengentak, seolah-olah turut membakar semangat para pencinta musik cadas yang tengah menikmati permainan musik band tersebut malam itu. Performa John Myung membetot senar bas pun tak kalah menawan saat berkolaborasi dengan keempat rekannya. Ribuan penonton yang memadati area parkir Stadion Manahan ikut terhanyut dalam suasana saat mendengarkan lagu-lagu yang dibawakan. Mereka bernyanyi mengikuti suara sang vokalis dan alunan musik yang dimainkan.
Setelah dua jam penuh Dream Theater beraksi, konser harus berakhir. Grup musik itu hanya memainkan satu lagu ketika para penonton berteriak meminta bonus lagu. Sang vokalis pun menutup konser dengan menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat malam kepada para penggemar mereka. “Terima kasih, Solo! Selamat malam,” ujar James LaBrie mengakhiri konsernya.
Konser Dream Theater yang dihelat di Kota Solo ini memang sudah ditunggu para pencinta musik metal. Bukan hanya kawula muda, banyak dari mereka yang sudah berusia di atas 50 tahun. Antusiasme para penggemar terlihat beberapa jam sebelum konser digelar. Sejak Rabu pagi, area di depan Stadion Manahan dipadati ratusan orang yang ingin mendapatkan tiket konser yang dijual secara langsung di lokasi. Mereka bahkan rela antre sejak sebelum loket penjualan tiket dibuka. Saat loket dibuka pada pukul 10.00 WIB, hanya dalam tempo satu jam tiket konser Festival A yang berharga Rp 1,8 juta ludes terjual.
Penampilan para musikus gaek ini juga memuaskan penggemarnya. Misalnya Siko, 61 tahun, yang jauh-jauh datang dari Surabaya. Siko mengaku sudah lama menjadi penggemar Dream Theater. Lagu yang menjadi favoritnya adalah “Under a Glass Moon”. Dia juga mengidolakan gitaris grup itu, John Petrucci.
“Karena main gitarnya wow, keren!” tutur Siko, yang malam itu sengaja mengajak keluarganya menonton konser. Sebagai penggemar setia Dream Theater, Siko mengaku juga menonton aksi panggung band itu saat mereka menggelar konser di Yogyakarta pada 2017.
Penonton lain, Anastasia, 66 tahun, warga Kota Solo, datang ke Stadion Manahan bersama anaknya untuk melihat aksi panggung para personel Dream Theater. Penampilan John Myung dan kawan-kawan malam itu mengobati kerinduannya sebagai penggemar musik cadas. “Saya ngefan semenjak band ini muncul, ya. Senang sekali bisa menonton penampilan mereka di sini,” ujar Anastasia.
Tak sia-sia Uu Suhardi datang dari Jakarta ke Solo menonton konser Dream Theater. Bersama putranya yang masih kuliah, Uu sangat menikmati penampilan para pemusik gaek itu. Sayangnya, tembang-tembang kesukaannya, seperti “This Dying Soul”, “Honor Thy Father”, dan “As I Am”, tak dimainkan James LaBrie dan kawan-kawan. “Kebanyakan memang lagu baru, tapi masih tetap enak dinikmati,” kata Uu kepada Tempo.
Drummer Dream Theatre saat konser di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, 10 Agustus 2022. Rajawali Indonesia
Uu masih mengingat penampilan Dream Theater pada 21 April satu dasawarsa lalu di MEIS, Ancol, Jakarta Utara. Kendati sudah 10 tahun lewat, penampilan mereka masih prima. “Gelegar musiknya masih stabil. Cukup puas melihat mereka, cuma kurang lama, he-he-he...,” ucapnya. Meski begitu, ia tetap kurang sreg dengan gebukan drum Mike Mangini, yang dinilainya “terlalu rapi”, kurang liar layaknya gebukan penabuh drum lama Dream Theater, Mike Portnoy.
Bukan hanya mereka yang sudah setengah baya, penggemar muda seperti Wira, 38 tahun, asal Salatiga, Jawa Tengah, juga cukup puas menikmati penampilan Dream Theater. Ia sengaja datang menonton setelah terlewat saat Dream Theater manggung di Yogyakarta pada 2017. Ia bertekad melihat grup musik kesukaannya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas ini secara langsung meski harus melanggar aturan kantornya agar tidak berada di area kerumunan. “Pengen lihat langsung. Saya paksain takutnya mereka keburu bubar,” kata Wira kepada Tempo melalui sambungan telepon.
Wira sebenarnya berharap Dream Theater memainkan lagu kesukaannya, seperti “Spirit Carries On”, “Pull Me Under”, dan “The Dance of Eternity”. Sayangnya, lagu-lagu itu tak ada dalam daftar tembang yang dilantunkan. Kendati demikian, ia tetap menikmati lagu baru seperti “Bridges in the Sky, “The Ministry of Lost Souls”, dan “The Count of Tuscany”. Wira cukup puas atas penampilan Dream Theater dengan tata suara yang jernih serta tata panggung dan set drum yang dinilainya cukup minimalis.
CEO Rajawali Indonesia Communication, selaku promotor konser Dream Theater, Anas Syahrul Alimi, senang konser yang dihelatnya sukses digelar. “Hampir 9.000 yang hadir, termasuk undangan. Sukses sekali malam ini,” ujar Anas seusai konser yang juga dihadiri Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka itu.
SEPTHIA RYANTIE
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo