Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini tahun 2016, sutradara terkemuka asal Iran, Abbas Kiarostami, meninggal dunia. Sepanjang kariernya, ia dikenal senang bereksperimen dengan batas-batas antara kenyataan dan fiksi.
Kiarostami lahir di Teheran pada tahun 1940. Dilansir dari Far Out Magazine, kecenderungan artistiknya sudah muncul bahkan sejak usia dini.
Saat berusia 18 tahun, Kiarostami memenangkan kompetisi melukis. Ia kemudian melanjutkan pendidikan desain grafis di Fakultas Seni Rupa Universitas Teheran.
Kiarostami memulai kariernya dengan mendesain poster dan mengarahkan pembuatan iklan. Pada tahun 1969, bersamaan dengan momentum new wave di Iran, ia bekerja dengan Ebrahim Forouzech untuk mendirikan divisi film di Institute for the Intellectual Development of Children and Young Adults.
Dengan bantuan institut tersebut, Kiarostami berhasil menghasilkan karya sinematik pertamanya di tahun 1970. Ia merilis film pendek berdurasi 10 menit yang berjudul The Bread and Alley. Dalam film itu Kiarostami menunjukkan pandangan luar biasa tentang psikologi anak dengan elemen neorealisme.
Pada tahun 1974, Kiarostami merilis fitur pertamanya yang berjudul The Traveler. Fitur ini menceritan kisah kedewasaan seorang anak laki-laki yang mengatasi penindasan domestik dengan melarikan diri ke dalam fantasi sepak bola.
Periode paling menonjol dalam perjalanan karier Kiarostami sebagai sutradara berlangsung pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Selama periode itu ia merilis trilogi Koker yang terdiri dari Where Is the Friend's Home? (1987), Life, and Nothing More… (1992) dan Through the Olive Trees (1994).
Pada tahun 1990, Kiarostami mendapat pengakuan internasional lewat film berjudul Close-Up. Film ini bercerita tentang persidangan seorang pria yang dituduh meniru pembuat film terkenal.
Sebagaimana dikutip dari laman IFC, Close-Up adalah film pertama yang berfokus pada sinema itu sendiri, sehingga mengaburkan batas antara dokumenter dan fiksi. Film ini kemudian terpilih sebagai film Iran terbaik.
Taste of Cherry, film berikutnya yang rilis tahun 1997, menjadi film Iran pertama yang memenangkan Grand Prize festival Palme d’Or. Film tersebut bercerita tentang upaya seorang pria untuk mendapat bantuan dalam melakukan bunuh diri. Film terakhirnya di periode ini, The Wind Will Carry Us (1999), juga memenangkan Silver Lion di Festival Film Venesia.
Pada tahun 2000-an, Kiarostami memperluas fokus kreatifnya ke fotografi, seni instalasi, puisi, dan pengajaran. Ia membuat film digital beranggaran rendah berjudul Ten (2000), dokumenter ABC Africa (2001), 10 on Ten (2004), Five Dedicated to Ozu (2003), Shirin (2008), dan beberapa film pendek lainnya.
Pada akhir dekade, Kiarostami pergi ke luar negeri untuk membuat fitur yang berfokus pada hubungan pria dan wanita, yakni Certified Copy (2010) dan Like Someone in Love (2012). Saat tengah mengerjakan 24 Frames pada Maret 2016 di China, ia jatuh sakit dan harus menjalani dua operasi.
Kiarostami dipindah ke Paris pada akhir Juni dan meninggal di negara tersebut pada 4 Juli. Kematiannya diduga disebabkan oleh malpraktik medis oleh dokter di Iran. Ia lalu dimakamkan di Teheran dan karyanya 24 Frames ditayangkan perdana di Festival Film Cannes pada Mei 2017.
SITI NUR RAHMAWATI
Baca juga : Iran Ingin Masuk BRICS, Rusia: Bukti Barat Gagal Mengisolasi Moskow
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini