Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hari libur adalah waktu yang tepat untuk menghilangkan penat. Melakukan aktivitas menyenangkan seperti berlibur dan mengunjungi tempat menarik bisa menjadi pilihan. Mengunjungi pameran seni bisa menjadi salah satu opsi menarik, terutama bagi orang-orang yang butuh inspirasi dan sudut pandang unik.
Di Surabaya, ada pameran seni berskala nasional. Pameran akan berlangsung mulai 26 Oktober hingga 24 November 2024. Setelah sebelumnya digelar di Jakarta sebagai Art Jak pada 4-6 Oktober dan Yogyakarta sebagai Art Jog pada 28 Juni hingga 1 September. ARTSUBS 2024 diprakarsai oleh Chief Director Rambat dan tim.
Pameran ini menghadirkan 200-an karya dari 154 seniman kontemporer nasional antara lain; Andra Matin, Benny Wicaksono, Ugo Untoro. Diselenggarakan di ruang pamer dengan total luas 3900 meter persegi di Pos Bloc, Jalan Kebon Rojo, di sekitar area Kota Lama dan Jembatan Merah yang kental akan nilai historis. Selain itu bangunan Pos Bloc dulunya adalah sekolah Hoogere Burgerschool (HBS) tempat Presiden Sukarno sekolah.
Acara ini dibuka oleh Sunarjo Sampoerna, kolektor dan pemilik Esa Art Center dan Eri Cahyadi pada Sabtu, 26 Oktober 2024 pukul 16.30 waktu setempat di plataran Pos Bloc. Pameran yang dikuratori oleh Nirwan Dewanto ini menyadur tema Ways of Dreaming pada penyelenggaraan perdananya.
Dilansir dari siaran pers Artsubs, Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia ternyata masih belum pernah menyelenggarakan pameran seni rupa kontemporer berskala nasional. Padahal di negara maju, seni rupa kontemporer dianggap penting karena merupakan representasi dan refleksi kritis pada segenap persoalan manusia dan lingkungannya. Artsubs diharapkan menjadi salah satu jalan ikhtiar untuk memberikan kekuatan kritis dan bermimpi untuk merangsang kesadaran dan imajinasi masyarakat.
Para seniman di pameran ini diambil dari mereka-mereka yang bereputasi tinggi, yang sedang tumbuh pesat dan yang mulai meraih reputasi, maupun yang pendatang baru. Lalu, proses penyeleksian dan kurasi karya terbilang betul-betul diperhatikan. Terlebih lagi terkait medium dan objek yang tidak terbatas karena ruang lingkup seni rupa kontemporer sangat luas.
“Namun, kami menyadari bahwa jangkauan seni rupa kontemporer cukup luas, beraneka, dan berlapis-lapis. Maka medium, material dan objek yang kami pilih adalah bisa saja tak terbatas. Tapi yang diarahkan oleh si penggubah sebagai karya seni,” ujar Nirwan.
Lebih lanjut Nirwan memberitahu asal para seniman peserta, “Ramuan ini kami anggap penting untuk merangsang pertumbuhan seni rupa kita ke arah-arah yang baru. Para seniman itu berkarya di wilayah-wilayah yang ditengarai sangat giat dewasa ini, yaitu Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Malang (dan beberapa kota di Jawa Timur), Yogyakarta, dan daerah-daerah lain.”
Luasnya lingkup seni rupa kontemporer ini termaktub dalam ruang lingkup gelaran pameran ke dalam beberapa jenis, antara lain, (1) lanskap kontemporer; (2) pasca-tradisi dan pasca-orientalisme; (3) materialitas dan terobosan medium; (4) arus pop dan low brow; (5) objek dan kebendaan; (6) irisan arsitektur; (7) abstraksi dan selebihnya (8) kesosokan baru; (9) fotografi dan cetak grafis, (10) jangkauan ekologi; dan (11) kolektif seni.
Konsep penataan cahaya dan rangka pameran yang tepat semakin menggugah khidmat melihat karya seni. Selain itu konsep ini diadaptasi dan diramu dari museum seni rupa, Biennale di Italia dan art fair. Selain pameran, Artsubs juga menyelenggarakan berbagai sub kegiatan yang dapat diikuti selama pameran berlangsung, antara lain, lokakarya (workshop), pentas wicara, tur pameran, dan diskusi publik.
Seni rupa kontemporer sendiri merujuk pada karya seni yang diciptakan mulai pertengahan abad ke-20 hingga saat ini, mencerminkan isu-isu sosial, budaya, dan politik yang relevan dengan zaman modern. Berbeda dengan seni tradisional, seni rupa kontemporer sering mengaburkan batasan antara berbagai medium seperti lukisan, instalasi, fotografi, video, dan seni digital, serta mendorong eksplorasi konsep-konsep baru. Ciri khasnya adalah kebebasan berekspresi, keragaman bentuk, serta keterlibatan kritis terhadap realitas global dan teknologi.
Tiket masuk pameran ini dapat dipesan melalui laman daring tiket.com atau pembelian luring langsung di lokasi dengan dibanderol harga Rp 100 ribu untuk 1 tiket dewasa. Pelajar dan mahasiswa bisa mendapatkan potongan hingga 50 persen hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Pameran ini dibuka satu bulan penuh dari pukul 10.00 hingga 21.00 WIB dan direncanakan akan digelar setiap tahunnya.
Pilihan Editor: Izinkan Pameran Rokok Internasional, Surabaya Dinilai Gagal Sebagai Kota layak Anak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini