Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Keliling Kampung

Sha Ine Febriyanti berkeliling kampung selama Ramadan. Ia mengorganisasi seniman berbagi teknik seni kepada anak-anak.

30 April 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Selama Ramadan ini aktris Sha Ine Febriyanti serta komunitas seni dan budaya yang ia dirikan menggelar program keliling kampung.

  • Komunitas itu rutin berbagi keceriaan bersama anak-anak dengan menampilkan berbagai pentas seni.

  • Mengenalkan seni kepada anak-anak untuk melatih mereka berimajinasi sebebas mungkin.

BERBALUT kain batik dan kaus hitam, aktris Sha Ine Febriyanti dengan gesit membagikan tas jinjing berisi kertas, alat gambar, dan paket takjil untuk berbuka puasa kepada 50 anak di Kampung Nalo, Pademangan, Jakarta Utara, pada Ahad, 10 April lalu. Di permukiman padat penduduk itu, Ine berbaur bersama 10 seniman yang menjadi relawan komunitas seni dan budaya Huma Rumil dalam program “Ramadan Keliling Bersama Huma Rumil”.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ine adalah salah seorang pendiri Huma Rumil. Komunitas itu rutin berbagi bersama anak-anak kurang mampu dengan menampilkan berbagai pentas seni, seperti menyanyi, mendongeng, menggambar, dan sulap. “Setiap Minggu selama Ramadan sejak 2012, kami mengadakan acara keliling dengan mendatangi komunitas-komunitas yang dikelola oleh relawan pengasuh anak-anak marginal,” tutur Ine, 46 tahun, kepada Gunawan Wicaksono dari Tempo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sony Kusbiyono alias Kakek Uban sore itu mendongengkan cerita Raja Ikan dan Nelayan, yang mengajarkan anak-anak untuk tidak serakah dalam hidup. Adapun Romie el Anwar, salah seorang pendiri komunitas itu, mengajari mereka menggambar. Ia menggambar bentuk segitiga, lingkaran, dan bujur sangkar lalu meminta anak-anak berimajinasi agar bentuk-bentuk tersebut menjadi bermacam sosok.

Anak-anak tersebut kemudian menjadikannya berbagai gambar, seperti binatang, monster, dan wajah manusia. Semua gambar tersebut diwarnai dengan krayon. “Mengenalkan seni kepada anak-anak itu untuk melatih mereka berimajinasi sebebas mungkin agar terbentuk karakter berani mengungkapkan pendapat,” ujar pria yang akrab disapa Kak Romie itu.

Ine merasa senang dapat kembali menggelar acara tersebut setelah dua tahun terhenti karena pandemi Covid-19. Pekan berikutnya, Ine menggelar acar serupa di Kampung 99, Meruyung, Kota Depok, dan di Rumah Anak Bumi, Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 24 April lalu. “Sebenarnya acara ini bukan semata untuk berbagi, tapi kami pun mendapatkan bagian kebahagiaan dari kegiatan ini,” kata Ine.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus