Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok penyokong Aksi 212 pada 2 Desember 2016 di Monas kembali menggelar aksi reuni, yang disebut Reuni 212.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencananya, Reuni 212 akan diadakan di Masjid At-Tin yang berada di dalam kawasan Taman Mini Indonesia Indah pada Jumat, 2 Desember 2022. Acara ini dimulai sejak Jumat dini hari, pukul 02.00 WIB hingga pagi pukul 09.00 WIB. Acara bakal diisi dengan tahajud, subuh berjamaah, dan bermusahabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi nanti tajahud dulu, abis tahajud bersama, muhasabah. Kita subuh berjamaah, abis itu zikir, langsung istigosah bermunajat. Abis munajat kemudian kita langsung Indonesia bersalawat. Kurang lebih kita satu jam bersalawat. Kemudian setelah itu langsung tausiah, satu atau dua ulama kita yang nanti hadir. Abis itu doa penutup, selesai," jelas ketu Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif pada 30 November 2022 di Masjis At-Tin.
Slamet Maarif menegaskan para peserta Reuni 212 tidak diperbolehkan membawa atribut yang berhubungan dengan politik. Namun, panitia mengizinkan organisasi massa atau ormas yang ingin membawa atribut, seperti bendera.
"Pokoknya tidak boleh ada yang berbau politik praktis. Jadi, diharapkan semuanya pakai putih tanpa atribut politik praktis. Kalau ada yang bawa bendera ormas silakan," ujarnya.
Namun, penempatan atribut seperti bendera hanya diperbolehkan di luar Masjid At-Tin. Mengingat, area dalam masjid akan difokuskan untuk agenda peribadatan dan berdoa.
"Tapi begitu masuk masjid engak boleh. Kalau di luar boleh, di masjid gak boleh ada bendera apapun karena kita mau munajat," katanya.
Adapun soal pengaturan lalu-lintas sekitar area masjid, PA 212 sudah berkoordinasi dengan Polres Metro Jakarta Timur. "Kalau acara keagamaan memang undang-undangnya enggak perlu izin. Apalagi kita di masjid, yang penting dapat izin dari tempat, dan itu sudah kita dapatkan dari Masjid At-Tin," tutur Slamet.
Penanggung jawab pelaksana Reuni 212, Muhammad Yusuf Martak, mengatakan acara tersebut bakal berfokus untuk aktivitas peribadatan. Tokoh nasional yang berhubungan dengan politik juga tidak diundang dalam acara ini. Termasuk, eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan--yang sebelumnya pernah hadir dalam acara aksi 212 tersebut.
Undangan diutamakan adalah sejumlah tokoh agama yang merupakan ulama, kiai, habib, dan ustaz. "Enggak, karena kita tidak mengundang orang yang kaitannya dengan politik. Politik praktis, politik taktis tidak kita undang," kata Yusuf pada waktu yang sama.
MUHSIN SABILILLAH