Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat penurunan jumlah penumpang kereta rel listrik atau KRL Jabodetabek mencapai 80 persen. Angkanya merosot signifikan dari satu juta penumpang per hari menjadi rata-rata 162 ribu orang per hari karena pandemi Covid-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penurunan yang paling rendah," kata Direktur Utama PT KCI Wiwik Widayanti dalam dialognya di tayangan Metro TV, Senin, 14 September 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, volume penumpang KRL Jabodetabek kemudian mulai tumbuh setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB dilonggarkan. Kegiatan ekonomi sedikit demi sedikit bergerak, karyawan pun berangkat kantor lagi dengan naik kereta.
Penambahan ini, Wiwik melanjutkan, tampak dari volume penumpang sepanjang Agustus yang berkisar 345 ribu orang per hari. Dia memperkirakan jumlahnya bakal berubah lagi setelah PSBB Jakarta diperketat mulai hari ini.
Namun, menurunnya lagi volume penumpang tak jadi masalah. Wiwik menyebut, pihaknya bukan bertujuan menarik orang sebanyak-banyaknya naik kereta selama pandemi ini, melainkan mengangkut penumpang dengan protokol kesehatan yang ada.
"Sehingga diharapkan orang yang masih harus keluar rumah tetap dapat bergerak dengan aman dan sehat," ujarnya.
Jakarta resmi memperketat PSBB mulai 14 September. Sebab, jumlah pasien Covid-19 terus menanjak, bahkan per hari bisa ada tambahan lebih dari seribu kasus baru.
Pengetatan ini berimbas pada penutupan kembali tempat rekreasi, jumlah orang di kantor maksimal 25 persen dari kapasitas, ganjil genap tak berlaku, pembatasan di transportasi publik, dan lainnya.