Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Koper Terbang Sendirian

Rizieq Syihab menerima tamu-tamu politik selama menetap di Arab Saudi. Kerap mengumpulkan orang dalam jumlah besar.

14 November 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Rizieq Syihab memiliki pelayan dan penjaga yang menyaring dan melayani tamu.

  • Rombongan jemaah umrah asal Indonesia kerap datang ke rumahnya.

  • Pemerintah Arab Saudi tak pernah menegur Rizieq Syihab yang kerap mendatangkan kerumunan ke rumahnya.

ABDUL Khoir kerap terheran-heran saat akan keluar dari rumah Rizieq Syihab di Sari’ Sittin, Mekah, Arab Saudi. Beberapa kali bertandang ke sana, moncong sandalnya yang menghadap ke pintu rumah berputar ke arah jalan. Belakangan, Direktur Habib Rizieq Center itu mengetahui para penjaga rumah merapikan dan mengubah arah sandal tersebut. “Sandal bisa langsung dipakai tanpa perlu berlama-lama,” katanya kepada Tempo, Kamis, 12 November lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Di Mekah, Rizieq menyewa rumah dua lantai yang jarak tempuhnya sekitar 15 menit berkendara dari Masjid Al-Haram. Rizieq dan keluarganya tinggal di lantai dua. Lantai satu yang hanya beralaskan karpet dan tak memiliki meja dan kursi digunakan untuk menerima tamu. Tak semua orang bisa bertemu dengan sahibulbait. Menurut Abdul Khoir, Ketua Front Pembela Islam Arab Saudi, Abdul Wahid, menyeleksi ketat tetamu yang hadir. Wahid pun mengatur durasi waktu bertemu dengan Rizieq dan memastikan penganan untuk tamu tercukupi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Para tamu memarkir kendaraan mereka di tanah kosong seluas lapangan futsal di belakang rumah Rizieq. Mereka lalu masuk lewat pintu belakang. Di bagian belakang rumah itu, menurut Abdul Khoir, seseorang pernah memasang bendera kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Fotonya sempat viral di media sosial. Khoir bercerita, tamu yang akan pulang akan dilayani oleh penjaga rumah. Jika mereka membawa kendaraan, penjaga itu akan memanggil sopir atau mengantarkan mobil. Penjaga itu juga siap memanggil taksi jika tamu membutuhkannya. Pengaturan itu, ucap Khoir, merupakan instruksi langsung dari Rizieq Syihab.

Rizieq menetap di Saudi setelah meninggalkan Indonesia pada April 2017. Memboyong sejumlah anggota keluarganya, dia berangkat umrah ke Mekah. Sebulan sebelumnya, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya menetapkan Rizieq sebagai tersangka kasus percakapan bermuatan pornografi dengan Firza Husein. Polisi berkali-kali memeriksa Firza dan sempat menahannya pada akhir Januari 2017. Pada pertengahan Juni 2018, Markas Besar Kepolisian RI menyatakan penyidikan kasus tersebut dihentikan.

Menetap di Saudi, kegiatan Rizieq terpantau melalui media sosial atau unggahan tamu yang menemuinya. Sejumlah tokoh politik sempat menyambanginya. Pendiri Partai Amanat Nasional, Amien Rais, bertemu dengan Rizieq di sebuah hotel pada 14 Juni 2017. Kuasa hukum Rizieq, Sugito Atmo Pawiro, mengatakan kliennya hampir setiap hari menerima kunjungan tokoh Indonesia dan luar negeri. Menurut dia, tamu yang pernah datang ke rumah Rizieq antara lain Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Salim Segaf Al-Jufri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. “Hampir setiap hari. Beliau jarang punya waktu istirahat,” kata Sugito.

Sejumlah anggota rombongan umrah asal Indonesia pun ikut mengunjungi rumah Rizieq. Abdul Khoir mengatakan mereka umumnya dibawa oleh pengusaha umrah yang kenal dengan pengurus FPI. Rizieq pun kerap menggelar tahlilan atau perayaan maulid di rumahnya. Meski ada keramaian, kata Khoir, Pemerintah Saudi tak pernah menegur pentolan Front Pembela Islam itu.

Dosen Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana ini mengatakan Rizieq berkali-kali hendak pulang ke Indonesia. Setidaknya tiga kali Rizieq membeli tiket pesawat. Suatu kali, ujar Khoir, Rizieq sudah melewati pos check-in. Koper dan barang bawaan pun sudah masuk ke lambung pesawat. Namun, di imigrasi, ia ditahan oleh petugas. “Mereka menyatakan Rizieq tak bisa keluar dari Arab Saudi.” Akibatnya, hanya koper milik Rizieq yang terbang ke Tanah Air.

Salah satu rencana kepulangan Rizieq mencuat pada Desember 2017 saat reuni alumni 212, unjuk rasa yang menuntut Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta saat itu, dipenjarakan karena penistaan agama. Rencana ini dia sampaikan saat berbicara melalui konferensi jarak jauh di Kongres Alumni 212 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Belakangan, Rizieq batal pulang dan hanya menyampaikan orasi lewat video yang diunggah di saluran YouTube Ustadz Lover dengan judul “Ini Jawaban Habib Rizieq Datang Reuni 212? Langsung dari Makkah Almukaromah”. Video itu kini tak terlihat lagi di YouTube.

Abdul Khoir menduga pencegahan Rizieq keluar dari Arab Saudi adalah adanya permintaan dari pemerintah Indonesia. Namun Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly mengatakan nama Rizieq tak pernah masuk daftar cegah tangkal. “Kalau mau masuk (Indonesia), ya masuk saja,” kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu dalam rapat dengan Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat pada 25 Februari lalu. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md. juga mengatakan tak pernah melarang Rizieq pulang.

Dalam acara reuni 212 pada Desember 2019, lewat rekaman video Rizieq mengatakan telah mengontak Duta Besar Indonesia di Riyadh, Agus Maftuh, terkait dengan statusnya di Arab Saudi. Kala itu, Rizieq baru saja mendapat surat pencekalan dari pemerintah Saudi. Setelah itu, Duta Besar Indonesia mengirim Kepala Pos Badan Intelijen Negara yang bertugas di negara tersebut. Petugas itu meminta keterangan dan sejumlah berkas keimigrasian dalam bentuk fotokopi.

Rizieq pun memberikan salinan paspor dan visa. Melalui petugas intelijen itu, Rizieq mengaku sempat berbicara dengan Agus Maftuh lewat telepon. Agus berpesan agar Rizieq memberikan keterangan selengkap-lengkapnya. Rizieq juga berterima kasih karena Agus mengirimkan petugas ke rumahnya. “Saya sempat menawari Pak Dubes untuk mampir ke Mekah,” ujar Rizieq.

Agus Maftuh mengatakan pemerintah Indonesia memperoleh lima lembar dokumen dari Kantor Kerajaan Arab Saudi. Menurut dia, visa Rizieq seharusnya sudah habis masa berlakunya pada 20 Juli 2018. Akibatnya, Rizieq pun berstatus overstay karena tak memperoleh perpanjangan visa. Dalam sistem imigrasi Arab Saudi, status Rizieq juga masih tercatat dalam sijil al-mukhalif atau daftar pelanggar undang-undang keimigrasian. Selain itu, nama Rizieq tercatat dengan jelas masuk ke tasjil murahhal atau daftar orang dideportasi.

Pada 2 November lalu, pemerintah Saudi memberikan izin menetap bagi Rizieq selama sembilan hari. Saat itu, Rizieq mengurus kepulangannya di Kantor Deportasi Syumaisi. Rizieq pun tak perlu membayar denda overstay. Sebab, kata Agus Maftuh, pemerintah Saudi menghapus denda overstay bagi warga negara asing yang menetap di negara itu. Rizieq mewanti-wanti bakal menuntut secara hukum siapa pun yang menyebut dia melanggar izin tinggal. “Jangan sembarangan menyebut saya overstay,” ujar Rizieq dalam siaran di Front TV.

WAYAN AGUS PURNOMO, DEWI NURITA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus