Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SURAT tanpa kop itu dibuka dengan kalimat yang jauh dari kesan formal: "Dear DIS." Gunawan Hadi Saputro, si pengirim surat, memakai inisial untuk menyapa Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Bahasanya santai dan kalimatnya tidak rapi. Banyak kata yang disingkat, seperti "yang" diganti dengan "yg", atau "saya" ditulis "sy". Gunawan memberi judul surat yang dikirimkan pertengahan Juli lalu itu: "Ngasak di 200K Project".
Dalam surat tiga lembar, Gunawan mengumbar unek-unek kepada Dahlan. General Manager Geo Minergy Sungai Lilin ini mengkritik sistem pengelolaan data sejarah dan profil sumur migas Pertamina. Intinya, penyediaan data yang terlalu lama menyebabkan penyusunan rencana pengembangan lapangan molor. "Agar bisa kerja cepat, saya sarankan ada perbaikan internal management antara PEP dengan PARTNER…," seperti tertulis dalam dokumen tersebut. PEP merujuk pada PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi, anak perusahaan Pertamina.
Gunawan juga menyampaikan rencana anak perusahaan Geo Corporation Limited, Hong Kong, ini mengembangkan tujuh lapangan Pertamina, sesuai dengan kontrak head of agreement yang diteken 20 Desember 2012. Empat lapangan di antaranya ada di Cepu, yakni Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi. Ini adalah wilayah kerja PT Pertamina EP. Lokasinya bersebelahan dengan ladang yang dikelola ExxonMobil, yaitu di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Gunawan dan Dahlan rupanya sudah lama berkawan. Pada 2003-2005, dia menjadi general manager di PT Petrogas Wira Jatim. Perusahaan daerah Jawa Timur ini memiliki lima persen saham di Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Oil Indonesia. Sedangkan Dahlan menjabat Direktur Utama Panca Wira Usaha—perusahaan induk Petrogas Wira—pada periode 1999-2009.
Tak mengherankan, meskipun bersifat pribadi, Dahlan menanggapi serius surat Gunawan. Mantan Direktur Utama PT PLN (Persero) ini membubuhkan disposisi di pojok kanan surat Gunawan, persis seperti yang diminta Gunawan. "Bu Karen, untuk bahan perbaikan," demikian tulisan tangan Dahlan. Tanda tangan Dahlan dan tulisan "22 Juli 2013" tertoreh di bawahnya.
Oleh Karen, "perintah" tersebut langsung ditindaklanjuti hari itu juga. Dalam dokumen disposisi Direktur Utama Pertamina, dia meneruskan surat Gunawan yang sudah diteken Dahlan itu kepada Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Afdal Bahaudin serta Direktur Hulu Muhamad Husen. "Masukan dari Pak Dahlan. Bahas di BOD yang akan datang bersama-sama dengan PT Pertamina EP," begitu bunyi disposisi Karen.
Surat Gunawan tersebut terbukti ampuh. Perjalanan pembahasan kontrak kerja sama Geo Corp dengan Pertamina, yang sempat tersendat, langsung melaju kencang. Sepekan setelah disposisi Dahlan, ditekenlah kesepakatan rencana kerja sama peningkatan produksi melalui enhanced oil recovery (EOR). Ini adalah teknik pengangkatan atau pengurasan minyak tahap lanjut (tersier) dengan menginjeksikan air atau zat kimia tertentu di sumur-sumur minyak tua.
Sehari kemudian, Husen memberikan disposisi yang isinya menyetujui proposal final kerja sama peningkatan produksi Cepu yang diajukan Geo Corp. Dua hari berikutnya, mereka membahas model bisnis kerja sama operasi (KSO).
Kejanggalan semakin terasa ketika Pertamina tiba-tiba mengubah pedoman kerja sama usaha hulu pada wilayah kerja PT Pertamina EP pada 2 Agustus lalu. Perubahan mendasar adalah membolehkan mekanisme penunjukan langsung mitra KSO dalam kondisi darurat atau mendesak. Padahal, berdasarkan pedoman sebelumnya, pemilihan mitra KSO harus dilakukan melalui penawaran terbuka atau beauty contest. Penunjukan langsung hanya boleh dilakukan untuk lapangan yang pengelolaannya dapat dilakukan dengan teknologi sangat sederhana oleh Koperasi Unit Desa.
Tak sampai sebulan setelah surat curhat Gunawan, Geo Corp resmi mendapat hak untuk mengelola empat lapangan di Blok Cepu. Perjanjian KSO Cepu diteken antara Pertamina EP dan Geo Corp pada 16 Agustus 2013. Malah sumber Tempo menyebutkan revisi pedoman KSO sebenarnya dilakukan setelah penandatanganan perjanjian. "Tapi penanggalannya dibikin mundur menjadi 2 Agustus," katanya.
Husen membantah kabar bahwa Geo Minergy adalah titipan Dahlan. "Saya tidak menerima titipan apa pun dari siapa pun. Tidak ada peran apa-apa dia di situ. Kami tidak diarahkan oleh siapa pun, dan kami tidak bisa diarahkan," ujarnya kepada Tempo. Dia memastikan kebijakan KSO Cepu dibuat tidak di bawah tekanan pihak lain.
Senada, Karen Agustiawan juga menyangkal ada surat, memo, atau disposisi dari Dahlan. "Salah itu. Tidak pernah ada surat dan disposisi dari Pak Dahlan," katanya kepada Tempo, Kamis pekan lalu.
Sehari kemudian, bantahan kembali terlontar dari Karen saat salinan dokumen itu diperlihatkan. Dia juga mengatakan tidak pernah membuat disposisi. "Saya sudah bilang tidak ada surat ini," ujarnya kepada Galvan Yudistira dari Tempo.
Gunawan berusaha meyakinkan bahwa dia bekerja profesional dan memiliki kemampuan mengembangkan lapangan tua. Sejak 2007, Geo Minergy menjadi mitra KSO Pertamina untuk menggarap lapangan Sungai Lilin di Sumatera Selatan.
Sebagai kolega lama, Gunawan tak menampik kedekatannya dengan Dahlan. "Saya dengan beliau seperti sahabat pena." Ia mengaku kerap berkiriman surat elektronik dengan Dahlan, ngobrol tentang berbagai hal. Tapi masalah proposal pengembangan lapangan Cepu, kata Gunawan, tak pernah didiskusikan. "Selama beliau menjadi pejabat negara, orang Jawa Pos mampir ke kantornya saja tidak boleh," katanya.
Gunawan mengaku pernah berdiskusi dengan Dahlan tentang bisnis migas. Dia memaparkan proyek peningkatan produksi dengan teknologi EOR di Sungai Lilin. "Lalu saya minta berbagi resep mengurus lapangan tua," ujarnya. "Knowledge itu yang beliau teruskan juga ke Pertamina."
GEO Minergy berniat ngasak di proyek 200K Pertamina. Dalam bahasa Jawa, ngasak berarti memungut sisa-sisa panen di sawah. Gunawan menganalogikan lapangan tua sebagai sawah yang menyimpan sisa-sisa berkah.
Proyek 200K adalah program Pertamina untuk menggenjot produksi minyak sebesar 200 ribu barel per hari. Huruf "K" singkatan dari kilo, yang berarti ribu. Upaya peningkatan produksi antara lain dilakukan melalui pengaktifan kembali sumur atau lapangan minyak tua dengan menerapkan teknologi. Misalnya teknologi EOR atau IOR—improved oil recovery.
Pertamina juga menargetkan kenaikan produksi panas bumi untuk listrik sebesar 100 ribu barel setara minyak per hari, disingkat 100K. Kedua proyek—minyak dan panas bumi—digabung menjadi 300K. Pertamina menamai program ini Brigade 300K, yang akan mendongkrak produksi perusahaan pelat merah itu menjadi 800 ribu barel setara minyak per hari.
Ide agresif ini dicetuskan Dahlan Iskan dalam Rapat Koordinasi BUMN di Yogyakarta, 10 Oktober 2012. Maka dibentuklah Brigade 300K, yang terdiri atas anak-anak muda berusia maksimum 29 tahun. "Tiap bulan saya mengikuti perkembangan Brigade 300K ini. Termasuk ikut mencarikan solusi kalau terjadi hambatan," kata Dahlan.
Dalam suratnya kepada Dahlan, Gunawan mengaku diundang Direktur Hulu Pertamina untuk berpartisipasi di proyek 200K. Pada 20 Desember 2012, Geo Corporation menandatangani head of agreement untuk mengevaluasi 7 dari 60 lapangan yang ditawarkan Pertamina di program ini. Selanjutnya, calon mitra harus membuat usul rencana pengembangan lapangan.
Gunawan kecewa lantaran proposal tak bisa segera disusun. Pasalnya, data profil ketujuh lapangan tersebut baru ia terima 14 Februari 2013. "Dua bulan Pertamina menyiapkan data tujuh lapangan yang sudah bertahun-tahun dalam pengelolaan mereka, menurut saya, terlalu lama."
Gunawan membandingkannya dengan kantor lama dia, dua perusahaan multinasional, Arco dan BP, yang juga mengelola banyak lapangan dan ratusan sumur di Indonesia. "Data terkait reservoir, sejarah, dan profil dapat disiapkan dalam hitungan hari karena sudah tertata rapi," ujarnya.
PENUNJUKAN Geo Minergy memicu protes dari serikat pekerja di setiap unit Pertamina sejak Oktober lalu. Protes mereka sampaikan dengan memasang spanduk berisi penolakan KSO Cepu yang merugikan perseroan.
Para pekerja keberatan karena kerja sama operasi dilakukan di lapangan andalan alias backbone. Pertamina EP menjadikan Cepu salah satu target peningkatan produksi. Manajemen memperbaiki sumur dan membuka kembali tujuh sumur yang ada di struktur tersebut. Hasilnya, sumur lama yang sebelumnya dianggap tidak produktif ternyata mampu memproduksi 100-170 barel minyak per hari. Perolehan lapangan Cepu pun meningkat menjadi 3.387 barel per hari per 1 Oktober lalu.
Peningkatan produksi Cepu mendapat apresiasi dari komisaris. Berdasarkan memorandum hasil kunjungan dinas lapangan para komisaris Pertamina—Sugiharto, Nurdin Zainal, Mahmuddin Yasin, Edy Hermantoro, dan Bambang Brodjonegoro—kepada direksi, 15 Agustus 2013, komisaris menilai positif pencapaian tersebut. Dalam memorandum itu, tak ada pembahasan ataupun rekomendasi untuk menyerahkan lapangan tersebut kepada pihak lain, apalagi tanpa tender.
Bambang Brodjonegoro mengaku tak bisa menyemprit karena kewenangan soal ini tidak sampai ke komisaris pusat. Alasannya, kebijakan itu terkait dengan anak perusahaan, yakni Pertamina EP, yang komisarisnya ditunjuk oleh direksi Pertamina pusat.
Karen menolak menjelaskan soal ini. "Itu teknis, tidak di saya. Tanya sama direktur hulu." Husen beralasan proyek seperti ini susah ditenderkan secara terbuka karena pemainnya tidak banyak. "Jadi kami yang mendatangi mereka satu per satu. Justru yang datang membawa proposal tidak dilayani." Ia mengaku telah meminang sejumlah perusahaan, dan lima di antaranya dinilai lulus. Kebijakan ini masih mengacu pada pedoman lama, bukan hasil revisi.
Husen yakin Geo Minergy perusahaan unggul karena telah membuktikan penerapan EOR di Cina. "Kami menawarkan kepada perusahaan yang berteknologi. Ada tim khusus yang menangani. Kami ingin menjamin jangan sampai salah menentukan mitra." Soal EOR, kata Husen, saat ini di Indonesia belum ada yang mampu, termasuk Pertamina EP.
Pertimbangan lain diambil dari penilaian konsultan independen asal Singapura, Gaffney, Cline & Associates. Husen meyakinkan, proposal Geo Minergy lebih menarik. Tapi hasil audit Gaffney yang diperoleh Tempo menunjukkan hal yang sebaliknya. Proposal Pertamina EP menjanjikan produksi 75 juta barel selama 20 tahun, sementara Geo hanya 18 juta.
Merujuk pada harga rata-rata minyak Indonesia (ICP) pada Oktober sebesar US$ 109,25 per barel, rancangan Pertamina bisa menghasilkan duit US$ 8 miliar atau sekitar Rp 92 triliun dalam 20 tahun. Jika menggarapnya sendiri, Pertamina bisa mengantongi sekitar Rp 37 triliun—formula pembagian minyak saat ini adalah 60 persen pemerintah dan sisanya operator. Namun pendapatan yang sungguh menggiurkan itu terbang jauh ke Hong Kong.
Retno Sulistyowati, Gustidha Budiartie, Iqbal Muhtarom (Jakarta), Diananta P. Sumedi, Agita Sukma Listyanti (Surabaya)
Berebut Sumur Tua
DI tengah geliat upaya meningkatkan produksi minyak, PT Pertamina malah menyerahkan pengelolaan empat ladang tua di Blok Cepu ke pihak lain. Pemilihan Geo Minergy sebagai mitra mengabaikan keinginan anak usahanya, PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP), untuk terus mengelola sendiri ladang minyak yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur itu. Sejumlah prosedur dituding telah dilanggar dalam penunjukan langsung tersebut.
Naskah: Retno Sulistyowati, Bahan: Laporan Keuangan PT Pertamina 2012, PDAT
Pertamina Versus Geo
Konsultan independen Gaffney, Cline & Associates ditunjuk menguji proposal bisnis Geo Minergy dan Pertamina EP dalam pengelolaan Blok Cepu.
Pertamina EP
Proyeksi produksi:
Aktivitas produksi:
Target pengeboran: 86 titik
Biaya produksi:
Geo Minergy
Proyeksi produksi:
Aktivitas produksi:
Target pengeboran: 33 titik
Biaya produksi: -
Kinerja PT Pertamina (miliar US$)
Penjualan | Laba usaha | Laba bersih | |
2012 | 70,92 | 67,29 | 47,55 |
2011 | 4,76 | 5,35 | 3,06 |
2010 | 2,76 | 2,39 | 1,84 |
Cadangan
Minyak mentah dan kondensat (juta barel per hari)
Gas bumi (miliar kaki kubik)
Bookmarks
Dioperasikan Sendiri
Pertamina menggarap sendiri pengelolaan lapangan minyak dan gas.
Kontrak Asistensi Teknis (TAC)
Pola ini diterapkan di lapangan yang sudah tidak ekonomis, tapi dengan penerapan teknologi maju masih berpotensi menguntungkan untuk dikembangkan kembali.
Kerja Sama Operasi (KSO)
Menjalin kerja sama pengelolaan dan kegiatan operasi dengan mitra kerja.
Joint Operating Body
Pertamina bersama investor menanggung biaya investasi dan operasi (eksplorasi dan eksploitasi) di lapangan yang sedang berproduksi. Kontraktor mendapat fee menurut kesepakatan.
Produksi | 2012 | 2011 | 2010 |
Minyak mentah juta barel/hari) | 71,7 | 70,6 | 70,0 |
Gas bumi (miliar kaki kubik) | 563,1 | 558,6 | 532,8 |
Panas bumi (juta ton) | 67,7 | 67,4 | 67,0 |
Profil Ladang Minyak
Nglobo
Produksi 220 barel per hari
Semanggi
Produksi naik dari 95 barel per hari (tahun 2010) menjadi 685Â barel (2013)
Ledok
Produksi 110 barel per hari
Kawengan
Produksi 880 barel per hari
Total wilayah kerja 113.613,9 kilometer
(di dalamnya terdapat 27 kontrak TAC, 25 kontrak KSO)
Total produksi 3.900 barel minyak per hari (Desember 2013)
Jejak Geo di Cepu
2012
10 Oktober
Menteri BUMN Dahlan Iskan mencetuskan ide Brigade 300K dalam rapat koordinasi BUMN di Yogyakarta, yakni program peningkatan produksi minyak 200 ribu barel per hari dan geotermal untuk listrik 100 ribu barel setara minyak per hari.
20 Desember
Penandatanganan head of agreement antara PT Pertamina (Persero) dan Geo Corporation Limited (Geo Corp).
2013
22 Juli
Dahlan Iskan memberikan disposisi dan meneruskan surat pribadi Gunawan Hadi Saputro untuk dirinya kepada Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan.
22 Juli
Karen juga memberikan disposisi dan meneruskan surat tersebut kepada Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Afdal Bahaudin serta Direktur Hulu Muhamad Husen untuk dibahas dalam rapat direksi.
23 Juli
Rapat direksi Pertamina membahas disposisi Dahlan Iskan.
29 Juli
Penandatanganan kesepakatan rencana kerja sama peningkatan produksi melalui EOR antara Pertamina dan Geo Corp.
30 Juli
Direktur Hulu Pertamina Muhammad Husen memberikan disposisi, menyetujui proposal final atas kerja sama peningkatan produksi Cepu yang diajukan Geo Corp.
31 Juli
Pembahasan model bisnis kerja sama operasi (KSO).
1 Agustus
Direktur Hulu memerintahkan Ketua Tim KSO melanjutkan proses negosiasi dengan calon mitra Brigade 200K.
2 Agustus
Pertamina mengubah pedoman kerja sama usaha hulu (KSO) pada wilayah kerja PT Pertamina EP. Salah satu isinya, membolehkan mekanisme penunjukan langsung mitra KSO dalam kondisi darurat atau mendesak. Sebelumnya, mitra KSO harus dipilih lewat tender (beauty contest).
2 Desember
Rencana serah-terima aset Cepu dari Pertamina EP ke Geo Minergy kembali ditunda hingga waktu yang tidak ditentukan.
10 November
Rencana serah-terima aset/properti Cepu dari Pertamina EP kepada Geo Corp ditunda.
16 Agustus
Penandatanganan perjanjian KSO Cepu antara Pertamina EP dan Geo Corp. Dengan demikian, Geo Corp Ltd resmi mendapat hak untuk mengelola empat lapangan di Blok Cepu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo