Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Budi Waseso membantah kabar kedekatannya dengan PT Suri Nusantara Jaya.
Bulog berdalih penunjukan distributor daging kerbau impor bertujuan menjaga margin.
Daging kerbau yang diimpor Indonesia lebih mahal ketimbang negara lain.
DIREKTUR Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso menjawab kabar tentang tuduhan monopoli distribusi daging kerbau dari India oleh satu perusahaan. Menurut dia, Perum Bulog hanya menerapkan sistem jual putus agar daging kerbau impor bisa terdistribusi. "Dengan sistem jual putus juga ada kepastian margin," katanya pada 24 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pensiunan jenderal polisi bintang tiga ini pun membantah kabar kedekatannya dengan PT Suri Nusantara Jaya, perusahaan yang menjadi distributor utama daging kerbau asal India.
Siapa yang bisa menjadi distributor daging kerbau yang diimpor Bulog?
Siapa saja boleh beli asalkan punya kemampuan dan memenuhi persyaratan. Kami terapkan aturan bayar di muka 40-50 persen. Begitu daging datang dan dia enggak mau ambil, gugur. Uang muka tidak kembali. Barangnya kita jual ke orang lain selain yang memesan di awal.
Bagaimana penunjukan distributor ini? Bulog yang menawarkan?
Pembelian itu terbuka. Yang penting saya beli putus. Siapa yang beli asalkan memenuhi persyaratan, silakan.
Distribusi daging kerbau menguntungkan Bulog?
Iya betul, karena ada kepastian yang diputuskan oleh sistem. Dulu kami merugi terus. Begitu saya buat sistem itu, dengan menentukan margin, harga harus tetap murah. Beli putus supaya tidak ada permainan lagi. Itu yang bikin Bulog untung dari daging karena stabil. Dulu kadang untung kadang rugi. Saya enggak pinter jualan, saya cuma bikin peraturan supaya Bulog tidak rugi.
Anda mengatur perjanjian dengan distributor tentang kewajiban menjual daging sesuai dengan harga acuan?
Ada, saya yang pastikan. Perjanjian itu juga ada di tangan Satgas (Satuan Tugas Pengawasan Pangan). Jadi yang bertanggung jawab mengawasi ya Satgas.
Kami mendapat informasi tentang monopoli distribusi daging kerbau impor oleh Suri Nusantara Jaya, yang membuat harga retail melebihi harga acuan. Apa tanggapan Anda?
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) juga menanyakan itu kepada saya. Saya jawab, harga kami mengacu pada nilai dolar. Tapi kami ada perjanjian dengan distributor. Ia harus menjamin harga jual sampai ke konsumen Rp 80-85 ribu.
Bagaimana Anda mengenal Suri Nusantara Jaya?
Saya enggak kenal. Yang ada saya pernah maki-maki mereka lewat telepon.
Kapan itu?
Sudah lama, mungkin tahun 2018, ya, awal-awal saya di Bulog. Sampai hari ini pun saya enggak mau dekat sama dia, karena enggak mau ada pikiran negatif. Saya enggak mau, lah. Bukan hanya Suri, semua yang berhubungan sama Bulog langsung, saya enggak mau ketemu.
Kami mendapat informasi bahwa PT Suri juga ikut menentukan spesifikasi daging yang akan diimpor....
Tidak. Dia hanya mau membeli yang sesuai dengan spesifikasi yang dia mau. Pembeli lain juga begitu. Bukan cuma daging, pasti pembeli minta sesuai dengan spesifikasi karena dia yang punya pasar. Tidak benar kalau mereka ikut menentukan. Kami punya standar sendiri, dengan spesifikasi yang kami tentukan. Spesifikasi itu kami tawarkan ke calon pembeli. You mau beli enggak? Kami tidak akan mendatangkan barang yang tidak ada pembelinya walau kini punya cold storage.
Dibanding Malaysia dan negara lain, Bulog kabarnya membeli daging dengan harga yang lebih mahal di India....
Karena kualitasnya beda. Kami enggak ambil tetelan, jeroan. Hanya paha atas yang memang harganya mahal. Kami menjamin kualitas juga supaya kontrolnya mudah.
Kabarnya pedagang-pedagang hanya bisa membeli dari Suri Nusantara Jaya. Mengapa mereka tidak bisa membeli dari Bulog?
Wah, saya enggak tahu. Karena mungkin dia yang punya stok banyak.
Distributor terdaftar di Bulog ada belasan, tapi para pedagang kecil tidak bisa beli ke sana. Harus melalui Suri Nusantara Jaya.…
Saya enggak tahu apakah mereka ada kerja sama di antara perusahaan, atau di dalam pemasarannya, saya enggak tahu. Silakan ditelusuri saja. Bebas saja, bukan hak saya.
Kuota distributor dibagi rata atau berdasarkan kapasitas cold storage?
Enggak bisa saya bagi rata. Yang jelas sesuai dengan pesanan. Dia mau tanggung jawab, dia lanjut. Saya hanya beli putus. Ancaman Bulog rugi jadi tidak ada. Dulu ada kerja sama, mafia dalam tubuh Bulog dan di luar. Makanya semua mata rantai peluang seperti itu saya potong. Tujuan saya cuma itu. Enggak ada tujuan lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo