Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Apa saja dampak kembalinya Taliban menguasai Afganistan?
Apakah akan membangkitkan konsolidasi gerakan teroris Indonesia?
Wawancara Kepala BNPT Boy Rafli Amar
PEMERINTAH mengantisipasi dampak kemenangan Taliban di Afganistan terhadap gerakan kelompok teroris di dalam negeri. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Boy Rafli Amar menyatakan kemenangan Taliban bisa memberi inspirasi, terutama kepada simpatisan Jamaah Islamiyah yang terafiliasi dengan Al-Qaidah yang berkembang di Afganistan. Kepada Tempo pada Kamis, 26 Agustus lalu, Boy memberi penjelasan soal dampak kemenangan tersebut dan antisipasi oleh pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa dampak kemenangan Taliban terhadap gerakan organisasi teroris di Indonesia?
Kemenangan itu berkorelasi dengan organisasi terorisme di Indonesia. Al-Qaidah itu punya hubungan kuat dengan Taliban. Di Indonesia ada Jamaah Islamiyah yang terafiliasi dengan Al-Qaidah. Kemenangan ini bisa jadi inspirasi kelompok radikal untuk meraih kekuasaan dengan jalan kekerasan seperti yang ditampilkan Taliban. Ini harus kami waspadai dan terus kami pantau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa hasil pemantauan BNPT terhadap jaringan teroris tersebut?
Kami belum masuk tahap penindakan, tapi memaksimalkan deteksi dini. Kami bekerja sama dengan komunitas intelijen untuk mendeteksi gelagat, simpati, atau ajakan. Di dunia maya memang ada respons terhadap kemenangan Taliban. Kami juga melakukan edukasi agar masyarakat tak terpengaruh dengan apa yang dilakukan Taliban.
Dari deteksi itu, apakah sudah ada yang berangkat atau berminat ke Afganistan?
Kami belum mendapat data itu. Tapi kalau simpati di media sosial itu ada. Kita punya pengalaman pahit, ada saudara kita yang terpengaruh ISIS (kelompok Negara Islam Irak dan Suriah) dari media sosial. Mereka menjual aset di Indonesia dan berangkat bersama keluarganya.
Di kalangan alumnus Afganistan sendiri seperti apa reaksinya?
Ada hubungan emosional yang cukup lama karena mereka pernah berlatih di sana. Tapi ada perbedaan misi dengan Taliban. Kalau jaringan terorisme di sini berafiliasi dengan Al-Qaidah atau ISIS. Sedangkan Taliban punya misi meraih kekuasaan di Afganistan.
Apa upaya BNPT agar simpatisan Jamaah Islamiyah dan ISIS tak melakukan teror atau pergi ke Afganistan?
Kami lakukan komunikasi dengan terpidana atau mantan terpidana. Kami mendekati entitas yang pernah berangkat ke Afganistan agar tidak menjadikan momentum kemenangan Taliban sebagai inspirasi gerakan radikal terorisme. Komunikasi itu juga bagian dari program deradikalisasi.
Berdasarkan pemantauan BNPT, apakah Afganistan menjadi negara yang diminati simpatisan Al-Qaidah atau ISIS?
Kami masih memverifikasi. Ada namanya relocator, awalnya ingin gabung dengan ISIS di Suriah. Ketika ISIS terdesak, mereka mencari wilayah misi lain. Ada yang ke Yaman, Filipina Selatan, dan Afganistan. Ada, lah, 100-200 relocator yang berangkat dalam konteks mendukung ISIS.
Kami mendapat informasi, ada sebelas warga negara Indonesia bergabung dengan ISIS Khorasan yang ditangkap oleh otoritas Afganistan sebelum kemenangan Taliban. Benarkah?
Informasi itu sudah kami dapatkan. Tapi belum ada pembicaraan membawa mereka kembali. Ada tahapan yang belum kami laksanakan dan tidak bisa membawa mereka langsung. Datanya harus diverifikasi dulu.
Ada simpatisan ISIS bernama Saefullah yang kabarnya menjadi penghubung pendukung di Indonesia dengan kelompok di Afganistan. Seperti apa peran dia?
Perannya seperti Bahrun Naim, merekrut simpatisan ISIS. Dia berhasil merekrut. Ketika dia tiba di daerah misi, makin kencang propaganda untuk mengajak bergabung. Banyak juga bagian kelompoknya yang dipulangkan ketika tiba di Malaysia atau Thailand. Mereka sudah dideportasi.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo