Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KAPAL selam KRI Nanggala 402 diduga tenggelam di perairan utara Bali karena berbagai faktor. Salah satunya kerusakan komponen lantaran sudah uzur. Melalui sambungan telepon pada Jumat, 30 April lalu, Asisten Perencanaan dan Penganggaran Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Laksamana Muda Muhammad Ali mengatakan kapal itu layak beroperasi hingga September 2022. Ia pun menyatakan Angkatan Laut rutin merawat kapal buatan Jerman tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KRI Nanggala 402 ditengarai mengalami gangguan teknis sebelum latihan di perairan Bali. Apa tanggapan Anda?
Komandan kapal selam mengecek dan mengevaluasi kondisi teknis. Posisi terakhir, komandan KRI Nanggala menandatangani rencana pernyataan pelayaran setebal dua halaman yang lazim dilakukan sebelum berlayar. Dengan meneken dokumen itu, artinya KRI Nanggala siap berlayar.
Kami mendapat informasi bahwa kesiapan Nanggala berlayar hanya 50 persen saat itu.
Kalau kesiapannya cuma segitu, pasti sudah tak diizinkan beroperasi. Apakah informasi itu bisa dipertanggungjawabkan? Komandan KRI Nanggala sudah menandatangani rencana pelayaran dan menyatakan siap beroperasi.
Kabarnya sistem kemudi kapal juga bermasalah. Benarkah?
Dari pengalaman saya, sistem kemudi yang error pernah saja terjadi dan termasuk kerusakan minor. Perbaikannya tak terlalu sulit. Apalagi kalau ada masalah elektrik, biasanya dengan cepat langsung ditangani dan dapat dicarikan gantinya.
Benarkah KRI Nanggala juga sempat mengalami blackout beberapa waktu lalu?
Itu terjadi pada 2020 di sekitar Pulau Bawean. Waktu itu kapal tidak punya dorongan sehingga harus ditarik. KRI Nanggala saat itu langsung masuk PT PAL Indonesia. Ibaratnya, dokter pribadi kapal itu PT PAL.
Kapan KRI Nanggala terakhir kali masuk galangan untuk diservis?
Pada Desember 2019 sampai Januari 2020. Itu adalah docking rutin dua tahunan. Semuanya dicek kelayakannya, dari komponen sampai ketebalan badan. Setelah dicek, KRI Nanggala dinyatakan layak beroperasi sampai 8 September 2022.
Bagaimana dengan perawatan di Korea Selatan?
KRI Nanggala di-overhaul di sana pada 2011-2012. KRI Nanggala menjalani perawatan dan penggantian ataupun penambahan komponen, seperti pemotongan badan tekan, penggantian baterai, serta perbaikan generator. Pokoknya semua dicek sesuai dengan prosedur perawatan.
Perbaikan di Korea Selatan disebut-sebut gagal. Apa tanggapan Anda?
Saya datang langsung ke Korea pada waktu itu untuk melaksanakan tes pasca-perawatan. Kami melakukan uji nominal diving depth dan saya ada di dalam kapal itu. Semua indikator bagus. Kalau disebut gagal, berarti sejak 2012 KRI Nanggala tidak bisa berlayar lagi. Buktinya, kapal selam itu masih aktif sehingga kesimpulannya retrofit berjalan sukses dan tak ada masalah. Banyak isu yang menyudutkan Nanggala dengan informasi yang tidak berdasar.
Lantas, bagaimana rencana TNI Angkatan Laut meremajakan alat utama sistem persenjataan?
Kami akan mengikuti program minimum essential force yang sudah ditetapkan Kementerian Pertahanan. Kami akan mencoba memprioritaskan alutsista (alat utama sistem persenjataan) mana saja yang perlu segera dimodernisasi sesuai dengan anggaran yang dimiliki. Karena dengan anggaran itu kami harus membagi antara pos perawatan dan pembelian alat baru, seperti kapal selam, fregat, dan kapal patroli. Yang paling penting juga adalah kapal penyelamat untuk kapal selam, yang sudah kami rencanakan sejak 2019.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo