Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua minggu menjelang lengser dari kursi DKI 1, Anies Baswedan dipinang Partai NasDem sebagai calon presiden. Dalam acara sederhana itu, Anies yang mengenakan setelan jas hitam menerima ajakan partai pimpinan Surya Paloh tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dengan segala kerendahan hati, bismillah kami terima dan siap menjawab tantangan itu,” kata Anies saat menyampaikan pidatonya di NasDem Tower, Senin, 3 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nama Anies terpilih dari tiga calon yang diumumkan NasDem dalam Rapat Kerja Nasional pada Juni lalu. Selain Anies, NasDem saat itu mengumumkan nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Andika Perkasa.
Nama Anies Baswedan mencuat di sejumlah survei sebagai Capres yang menempati posisi 3 besar bersama Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Kendati begitu, Anies tidak pernah menyatakan secara gamblang jika ia berkenan maju di kontestasi Pilpres 2024.
Alih-alih menyatakan kesiapannya nyapres di Indonesia, Anies malah mengungkapkannya kepada media Reuters saat singgah di Singapura. Kepada Reuters, dia mengaku siap maju dalam Pemilu 2024. Nihilnya kendaraan politik, kata Anies, membuatnya memiliki ruang untuk berkomunikasi dengan semua partai politik.
“Saya siap maju sebagai presiden jika ada partai yang menominasikan saya,” kata Anies dilansir dari Reuters, Kamis, 15 September 2022.
Anies menyebut hasil survei yang kerap memposisikan namanya dalam tiga besar Capres sudah muncul sebelum dia mulai berkampanye. Menurutnya, hasil survei ini bakal memberikan kredibilitas lebih baginya.
Mantan Menteri Pendidikan tersebut mengaku Partai NasDem mengajaknya berjalan beriringan dalam meneruskan pembangunan di Indonesia. Ia turut menyebut partai ini menggaetnya untuk memperbaiki pekerjaan yang kurang dan menuntaskan yang belum sempat diselesaikan oleh rezim sebelumnya.
Namun, Anies menegaskan jika dirinya masih bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta. Masa jabatan Anies bakal resmi usai pada 16 Oktober 2022 mendatang.
“Di masa tersisa tepat 2 minggu sejak hari ini, izinkan kami menuntaskan yang di Jakarta sampai tuntasnya tanggung jawab yang diamanahkan rakyat Jakarta,” ujar Anies.
Deklarasi Mendadak Partai NasDem
Keputusan Partai NasDem mengusung Anies sebagai Capres 2024 diumumkan langsung oleh Ketua Umum, Surya Paloh. Surya mengaku telah menerima berbagai masukan, saran, serta berkontemplasi sebelum menjatuhkan pilihannya pada Anies.
Selanjutnya, Surya Paloh soal alasan pilih Anies...
“Kenapa Anies? Jawabannya adalah why not the best?” kata Surya dalam pidatonya di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin, 3 Oktober 2022.
Menurut Surya, Anies merupakan sosok yang mampu meneruskan pembangunan di Indonesia. Ia juga menilai prinsip dan perspektif Anies sejalan dengan apa yang diyakini oleh Partai NasDem.
“Inilah mengapa akhirnya NasDem memilih sosok Anies Baswedan. Kami memikirkan masa depan bangsa ke depan. Insya Allah jika Anies terpilih jadi Presiden, pimpinlah bangsa ini jadi bangsa yang lebih bermartabat, yang mampu membentuk karakter daripada bangsa ini sejatinya,” ujarnya.
Sedianya, agenda deklarasi Capres digelar pada 10 November 2022, sehari sebelum ulang tahun Partai NasDem. Namun, dugaan kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Anies disebut-sebut membuat partai ini memajukan jadwal deklarasi. Anies menjadi salah satu pejabat yang diperiksa oleh KPK dalam mengusut kasus Formula E.
Dalam laporan Koran Tempo bertajuk “Siasat Firli Menjerat Anies” edisi Sabtu, 1 Oktober 2022, sejumlah sumber Tempo mengungkapkan adanya upaya sistematis untuk menetapkan Anies sebagai tersangka dalam kasus Formula E. Ketua KPK, Firli Bahuri, disebut berkali-kali mendesak satuan tugas penyelidik agar menaikkan kasus Formula E ke tahap penyidikan, kendati masih minim bukti.
Upaya menetapkan Anies sebagai tersangka ini mesti dilakukan sebelum parpol mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai Capres. Sebab, jika penyelidikan KPK digelar saat parpol sudah mengusung Anies, maka berpotensi membuat gaduh kondisi politik nasional dan hanya bisa dilanjutkan usai Pilpres 2024.
Namun, dugaan ini ditampik oleh Surya. Menurutnya, perubahan tanggal deklarasi semata-mata karena ia menilai hari tersebut adalah hari yang tepat.
“Yang didengar 10 November, kenapa hari ini? Saya melihat ini hari yang baik. Melihat cahaya bulan bintang, ini hari baik. Sesungguhnya itulah ya. Yang saya tahu gak ada kaitannya. Artinya syukur-syukur saya tidak lihat antara NasDem, pencalonan Anies, dan KPK, semua berjalan masing-masing. Itu sudah jelas,” kata Surya.
Mencari Pendamping Anies
Surya memberikan otoritas kepada Anies untuk memilih sendiri Cawapresnya. Ia meminta kepada calon mitra koalisi legawa dan memberikan Anies kesempatan memilih. Adapun calon mitra koalisi Partai NasDem adalah Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Surya mengatakan jika sudah hakulyakin menunjuk Anies sebagai Capres, maka harus yakin juga untuk memberikan Anies kesempatan memilih wakil. Ia menyatakan baik Partai Demokrat maupun PKS tidak akan keberatan dengan hal ini.
“Soal PKS dan Demokrat, dari apa yang saya pahami sebagai praktisi politisi, insya Allah semua menyatukan pikiran, semangat, tekad, bersama dengan NasDem,” kata dia.
Selanjutnya soal pendamping Anies...
Nama Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, digadang-gadang bakal disodorkan oleh partainya untuk mendampingi Anies. Keduanya juga telah bertemu di Kantor DPP Partai Demokrat pada Jumat, 7 Oktober 2022 lalu.
Saat berkunjung ke Kantor DPP Partai Demokrat, Anies menceritakan kedekatan dan persahabatannya dengan AHY. Dia menyebut hubungannya dengan AHY sebenarnya sudah terjalin sedari dulu.
Ketika AHY masih menjadi prajurit TNI, kata Anies, dirinya masih berada di kampus. Saat itulah Anies sudah berinteraksi satu sama lain, termasuk dengan pengurus Partai Demokrat.
"Kami berinteraksi panjang, tapi justru karena interaksi panjang itu terbangun intimacy, terbangun trust. Ketika ada kepercayaan, ada kedekatan maka perjalanan panjang bisa kita lewati bersama-sama," kata Anies di Kantor DPP Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 7 Oktober 2022.
AHY membenarkan pernyataan Anies tersebut. Ia juga menceritakan bahwa Anies merupakan salah satu peserta konferensi Capres Partai Demokrat di tahun 2013 - 2014. "Jadi, kebersamaan ini bukanlah baru saja kami jalin, tapi sudah cukup lama," kata AHY.
Sementara itu, Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, menilai persoalan Cawapres baiknya diserahkan pada Anies. Menurutnya, yang terpenting adalah pasangan Capres dan Cawapres saling percaya dan memiliki niat lurus.
Dia menyebut lumbung suara terbesar Anies berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera, dan Banten. Ia mengatakan pasangan Anies mesti memiliki basis suara yang kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Mas Anies kuat di Jabar, DKI, Sumatera, Banten. Pasangannya harus yang kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau nggak ada Jateng dan Jatim berat,” kata Mardani.
Dia mengatakan pasangan yang bisa mendampingi Anies adalah AHY, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurutnya, sosok ini bisa membantu mengangkat suara Anies di Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga peluang menang lebih besar.
Adapun internal PKS disebut Mardani menyodorkan nama Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan alias Kang Aher, sebagai Cawapres. Ia turut menawarkan nama dari Majelis Syura PKS lainnya, yakni Hidayat Nur Wahid.
“Kita mengajukan Kang Aher, ada juga Ustadz Hidayat Nur Wahid. Dan kita ingin otoritas Capres harus dihargai, dan formasi yang berpotensi menang. Kalau memaksa nanti akhirnya belum tentu menang,” kata dia.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menilai deklarasi Anies sebagai sebagai capres oleh NasDem bakal membuat poros politik yang eksis semakin mengerucut.
Ia menyebut minimal 3 poros politik, yakni Poros Gondanglia, KIR, dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Meski NasDem, Partai Demokrat dan PKS belum meneken kesepakatan untuk koalisi namun arahnya akan ke sana.
“Karena secara institusional baik NasDem, Demokrat, dan PKS memiliki komunikasi yang baik dan secara personal, sosok Anies diterima pula oleh Demokrat dan PKS,” kata Agung dalam keteranganya Selasa 4 Oktober 2022.
Namun konstelasi tiga poros itu juga bisa berubah dengan manuver PDIP. PDIP memang memiliki tiket emas untuk maju di Pilpres secara mandiri, namun kemungkinannya kecil mengingat Puan Maharani intensif berkomunikasi dengan partai lain. Saat ini, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang terdiri atas Partai Gerindra-PKB telah mengusung Prabowo. Adapun Koalisi Indonesia Bersatu masih belum menetapkan capresnya.
Puan belakangan terlihat wara wiri bertemu dengan beberapa ketua umum partai politik. Pertemuan pertama dilakukan dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Kemudian dia menyambangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Langkah Puan berlanjut dengan bertemu Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Cak Imin bahkan saat itu menyatakan siap menjadi pendamping Puan sebagai calon wakil presiden. Padahal sebelumnya Muhaimin kukuh ingin jadi calon presiden.
Apalagi sebelumnya Muhaimin sudah teken kesepakatan dengan Prabowo membentuk Koalisi Indonesia Raya. Di koalisi itu, Gerindra terang benderang menyatakan Prabowo sebagai calon presiden untuk Pilpres 2024.
Terakhir Puan bertemu dengan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto. Mereka jalan sehat bersama di area Tugu Monas. Setelahnya, Airlangga mengajak Puan mengelilingi Monas menggunakan mobil listrik. Airlangga bahkan memberikan mobil listrik tersebut sebagai hadiah kepada Puan.
Puan menyebut kehadirannya bertemu Partai Golkar untuk menyamakan pendapat ihwal apa yang terbaik bagi bangsa. Sebagai partai nasionalis yang sudah mengarungi asam garam dalam perjalanannya, ia bersepakat dengan Airlangga untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara.
“Apalagi situasi ekonomi pasca pandemi Covid yang hari ini masih dirasakan, belum terlalu kondusif. Sebagai Menko Pak Airlangga sangat paham apa yang harus dilakukan untuk bisa menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia ini menjelang perhelatan Pemilu 2024,” kata Puan, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Dia menyebut pertemuannya dengan Airlangga bakal berlanjut untuk menyamakan pemikiran dan persepsi. Sebab, kata dia, gelaran Pemilu 2024 masih panjang. Sehingga, dalam kurun waktu tersebut baik PDIP maupun Partai Golkar bakal membangun dan membuka ruang komunikasi.
Kendati Partai Golkar telah tergabung dalam KIB bersama PAN dan PPP, Puan mengatakan hal tersebut tidak akan menghalanginya untuk berkomunikasi dengan Golkar. Menurutnya, Partai Golkar akan membuka diri untuk menyamakan persepsi demi Indonesia yang lebih baik.
“Walapun saya memahami Pak Airlangga sebagai Ketum dengan KIB yang sudah punya komitmen bersama, namun yang bisa saya tangkap untuk membangun bangsa dan negara ini tidak perlu kemudian kita menutup diri. Kita harus tetap membuka diri, membuka ruang pemikiran, menyamakan persepsi. Semakin banyak ruang itu dibuka untuk bergotong royong akan semakin baik,” ujarnya.
Airlangga membenarkan pernyataan Puan jika partainya bakal membuka ruang selebar-lebarnya untuk kerja sama. Menurutnya, untuk membangun negeri diperlukan andil dari anak bangsa, termasuk para partai politik.
“Langkah-langkah yang diambil baik oleh Golkar maupun PDIP sudah dipahami bersama, ruang-ruang untuk kerja samanya sangat luas dan terbuka lebar,” kata Airlangga.
Di tengah hiruk pikuk langkah para calon presiden itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Istana Batu Tulis, Bogor. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengakui dalam pertemuan dua jam itu juga dibahas mengenai agenda Pemilu 2024 tak luput dari pembahasan di antara Jokowi dan Megawati. Ia menyebut keduanya bersepakat agar Pemilu 2024 dapat menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya sekaligus menjadi ajang untuk meneruskan estafet kepemimpinan sejak Bung Karno hingga Jokowi.
“Hal-hal terkait agenda Pemilu 2024 juga tidak luput dari pembahasan agar Pemilu 2024 benar-benar menjadi momentum kebangkitan Indonesia Raya dan sekaligus ada kesinambungan kepemimpinan sejak Bung Karno, Bu Mega, Pak Jokowi, hingga kepemimpinan nasional ke depan,” kata Hasto dalam keterangannya, Sabtu, 8 Oktober 2022.
IMA DINI SHAFIRA | FAJAR PEBRIANTO | NUGROHO CATUR | ANT