Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Pratikno: Kedekatan Saya dengan Presiden Profesional

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menjawab berbagai tudingan, dari lobi-lobi ke Mahkamah Konstitusi hingga kasus korupsi BTS.

28 Januari 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRATIKNO sebetulnya bukan pilihan pertama Presiden Joko Widodo untuk menduduki kursi Menteri Sekretaris Negara. Menurut sejumlah narasumber, Jokowi semula menginginkan guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Cornelis Lay, berada di posisi itu. Cornelis membawa Pratikno kepada Jokowi menjelang pemilihan Wali Kota Solo 2005.

Setelah menjadi Menteri Sekretaris Negara, Pratikno tak tergantikan selama sepuluh tahun. Ia menjadi orang kepercayaan Jokowi dan ikut menyukseskan berbagai agenda pemerintah. Tapi ia ditengarai juga berupaya mengegolkan berbagai agenda politik Jokowi, seperti perpanjangan masa jabatan presiden.

Pratikno pun disebut melobi hakim Mahkamah Konstitusi agar menyetujui permohonan uji materi tentang batas usia calon presiden-wakil presiden. Lewat putusan yang dibacakan pada 16 Oktober 2023, MK membuka jalan bagi Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, untuk maju dalam pemilihan presiden atau pilpres 2024.

Tempo berupaya mewawancarai Pratikno secara langsung. Namun ia memilih memberikan jawaban tertulis kepada wartawan Tempo, Daniel A. Fajri, pada Jumat, 26 Januari 2024. Pratikno tak mau menanggapi pertanyaan lanjutan untuk mendalami jawabannya. “Saya kerja,” ujarnya. Berikut ini petikan jawaban tertulis Pratikno.

Anda punya peran sentral dalam berbagai operasi politik Presiden Joko Widodo. Apa tanggapan Anda?
Tugas Menteri Sekretaris Negara meliputi pemberian dukungan teknis, administrasi, dan analisis urusan pemerintah untuk membantu presiden dan wakil presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan. Untuk itu, Mensesneg perlu aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan semua menteri, kepala lembaga, kepala daerah. Termasuk dengan mitra kerja pemerintah sesuai dengan ketentuan.

Kami mendapat informasi bahwa Anda menjadi jembatan komunikasi dengan bekas ketua hakim Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman, saat gugatan syarat usia calon presiden dan calon wakil presiden berlangsung. 
Saya berkomunikasi dengan pejabat negara sesuai dengan koridor peraturan dan tentunya sesuai dengan penugasan Presiden. Soal komunikasi dengan hakim Mahkamah Konstitusi, kami menghormati independensi Mahkamah Konstitusi dan tidak pernah melakukan upaya-upaya untuk mempengaruhi keputusan MK. 

Kapan terakhir kali berkomunikasi dengan Anwar Usman?
Saya termasuk minim komunikasi dengan hakim Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman, karena memang tidak ada urusan kedinasan yang perlu dibahas. Terakhir bertemu saat ada pelantikan pejabat negara yang dihadiri beliau di Istana Negara. Tidak ada pembicaraan apa pun saat itu.

Anda juga disebut ikut dalam penunjukan pejabat di kementerian ataupun lembaga negara.
Sudah ada mekanisme baku dalam penunjukan pejabat negara. Seperti sidang tim penilai akhir (TPA) yang dipimpin presiden untuk pimpinan tinggi madya eselon I melalui panitia seleksi yang dibentuk presiden. Untuk level menteri, itu merupakan hak prerogatif presiden. Jadi Mensesneg bertugas mengadministrasikan sebagian keputusan pengangkatan tersebut.

Seperti apa kedekatan Anda dengan Presiden Jokowi?
Meskipun beda fakultas, kami satu angkatan kuliah di Universitas Gadjah Mada. Tapi interaksi saya dengan Pak Jokowi terjadi saat saya menjadi dosen dan peneliti di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM dan beliau sebagai Wali Kota Solo. Kedekatan saya dengan Presiden Jokowi adalah kedekatan profesional, kedekatan antara atasan dan bawahan. Kedekatan hubungan sekarang ya begitu-begitu saja, sesuai dengan tugas dan penugasan yang diberikan Presiden. 

Sejauh mana peran Anda dalam memberikan masukan kepada Presiden Jokowi dalam pemilihan kepala badan, menteri, dan pejabat negara?
Pemberian masukan kepada presiden bisa dari menteri yang mengkoordinasikan atau bersinggungan langsung dengan badan atau lembaga tersebut. Bisa dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, kejaksaan, kepolisian, Badan Intelijen Negara, Komisi Pemberantasan Korupsi, hingga pemberitaan di media massa. Di sidang TPA, saya hanyalah anggota seperti menteri terkait lainnya, dan sebagai sekretaris TPA adalah Sekretaris Kabinet.

Kami mendapat informasi berbeda dari penjelasan Anda. Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, misalnya, disebut terpilih atas peran Anda. Ada juga Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi yang disebut-sebut terpilih karena jasa Anda. Apa tanggapan Anda?
Menpora Dito adalah politikus Partai Golkar yang diusulkan resmi oleh partainya. Dia menggantikan Zainudin Amali, politikus Golkar yang mundur dan memilih fokus di PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). Dokumen keputusan presiden soal pengangkatan menteri memang disiapkan oleh Kementerian Sekretaris Negara. Sedangkan pemilihan kepala badan melalui sidang TPA yang dipimpin presiden. Setahu saya, Presiden Jokowi mengenal secara pribadi Pak Arief saat beliau masih menjabat Gubernur Jakarta dan Pak Arief di Food Station Cipinang. Saya menilai Kepala Bapanas Pak Arief seorang profesional yang paham betul urusan pangan dan logistik.
(Pada Jumat, 26 Januari 2024, Dito Ariotedjo membantah jika disebut terpilih karena jasa Pratikno. “Saya jadi menteri karena diusulkan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto,” katanya. Sedangkan Arief Prasetyo Adi mengaku tak mengetahui adanya rekomendasi Pratikno sehingga ia dipilih sebagai Kepala Bapanas. “[Ditunjuk] Presiden. Kalau rekomendasi, saya enggak tahu,” ujar Arief.)

Pejabat yang terpilih atas peran Anda sering dijuluki “Pratikno’s Boys”.
Saya punyanya Pratikno’s girls karena tiga anak saya adalah perempuan. Pejabat-pejabat yang terpilih itu tentu atas dasar kompetensi dan profesionalitas. Keputusan akhir ada di Presiden.


Kami membaca dokumen dalam kasus korupsi base transceiver station (BTS) yang perkaranya ditangani Kejaksaan Agung. Dalam dokumen itu ada nama Anda.
Saya tidak tahu dan tidak paham dokumen apa itu. Tapi, yang jelas, saya dan keluarga tidak ada sangkut paut apa pun dengan kasus BTS. Bahkan saya tidak tahu kasus ini sama sekali kecuali dari pemberitaan media. Jadi saya tidak ada hubungan sama sekali dengan kasus tersebut.

Informasi yang kami dapat, Anda aktif menemui pengusaha dan tokoh politik, seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, sebelum keduanya dicalonkan sebagai kandidat presiden. Benarkah?
Pertemuan dengan tokoh-tokoh nasional tentu pernah terjadi. Ada yang untuk membahas persiapan acara kepresidenan, seperti groundbreaking proyek-proyek swasta nasional di Ibu Kota Nusantara atau di lokasi lain. Ada juga untuk membahas kehadiran presiden atas undangan kepala daerah seperti Pak Ganjar saat masih Gubernur Jawa Tengah dan Pak Anies ketika masih Gubernur Jakarta. 

Apa hal lain di luar kedinasan yang Anda diskusikan dengan Ganjar dan Anies?
Di luar itu, memang sekali-dua kali pernah bertemu di acara sosial. Seperti reuni, kondangan, dan tentunya kami hanya membicarakan hal-hal ringan, nostalgia, atau sekadar bersilaturahmi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Kedekatan Saya dengan Presiden Profesional"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus