Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Penyelenggara Piala Presiden Esport 2020, Giring Ganesha, mengaku telah kecanduan game mobile Free Fire, salah satu game yang ditandingkan di Piala Presiden Esport 2020.
"Sekarang saya lagi kecandungan banget main Free Fire, saya dan anak saya, saya juga diajari anak saya,” kata dia di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, Senin, 27 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Game yang dikembangkan oleh Garena itu merupakan salah satu game dengan genre battle royal yang dikombinasikan third person shooter (TPS). Sekilas, game tembak-tembakan itu dimainkan oleh hingga 50 orang di sebuah peta luas, setiap pemain harus saling membunuh dan bertahan sampan menjadi pemenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut bekas vokalis grup band Nidji itu, Free Fire juga salah satu game yang paling banyak digunakan di Indonesia, bahkan turnamen dari tingkat nasional, Asia sampai kelas dunia sudah diadakan. “Saya diajari anak saya bagaimana bisa lebih scoop sama nembaknya, dan pengaturannya juga,” tutur Giring.
Dia menceritakan, anaknya, Abraham Zhafir Ganesha, cukup menggemari dunia esport. Sang Putra juga sering diajak dalam turnamen yang digelar oleh ayahnya, salah satunya pada saat kualifikasi Piala Presiden Esport 2020 yang dilaksanakan di Surabaya dan Bandung.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia itu juga mengungkapkan alasan game tersebut dipilih menjadi salah satu game yang ditandingkan dalam Piala Presiden Esport 2020. Menurutnya alasannya simpel, Garen membuat game itu lebih bisa diterima oleh banyak orang.
Garena, kata Giring, merupakan perusahaan yang memiliki komitmen di dunia esport. Begitu dipilih masuk ke turnamen yang memperebutkan piala presiden, Garena membuat Free Fire menjadi ramah anak dari segi visual.
“Contoh yang paling simpel adalah ada beberapa hal yang harus dihilangkan, karena menyangkut nama besar presiden dan mereka meng-iyakan. Darah dalam permainan bisa dihilangkan, yang muncul hanya angkanya saja, kalau ada yang mati biasanya muncul tengkorak kita ubah menjadi helm saja,” kata Giring.