Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan sedikitnya ada empat goncangan global yang mengancam perekonomian Indonesia terjadi dalam kurun 2018 hingga 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama, ia menjelaskan, pada periode tahun 2018-2019, terjadi perang dagang antara Amerika dan Cina. “Hal ini sangat terasa dampaknya pada ketidakstabilnya perekonomian Indonesia," ujarnya saat memberi orasi ilmiah di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang disiarkan di YouTube BKPM, Rabu, 5 September 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua, kata Bahlil, ketika perang dagang tersebut belum usai, muncul suatu musibah besar bagi dunia yaitu pandemi Covid-19. Hampir semua negara terkena dampaknya. "Diawali dari krisis kesehatan, berdampak pada krisis ekonomi, bahkan politik, dan krisis sosial,” tuturnya.
Pandemi belum selesai, muncul masalah baru ketiga yakni konflik global karena perang Rusia dan Ukraina, yang berimbas pada krisis pangan dan energi di Indonesia. Oleh karena itu, ia menyatakan, stabilitas ekonomi global hari ini sangat gelap.
Indonesia juga tetap harus waspada, menurut Bahlil, karena negara ini sedang dihadapkan dengan konflik baru antara Cina dengan Taiwan.
“Hati-hati akan masuk ke babak ke-4, yaitu ketegangan antara Cina dan Taiwan. Ini menjadi potret variabel yang akan mempengaruhi ekonomi global," ujar Bahlil.
Tingginya tensi perekonomian global sudah mulai terasa dampaknya di Indonesia. Salah satunya terlihat dari lonjakan harga minyak Indonesia terkerek oleh harga minyak dunia.
Harga minyak yang dipatok pada APBN 2022 sebesar US$ 63-170 per barel, sekarang rata-ratanya selama Januari hingga Agustus sudah melonjak jadi US$ 100-104 per barel. Kurs rupiah pun melemah dari yang ditetapkan pada APBN 2022 sebesar Rp 14.500, kini berada di level Rp 14.750-15.200 per dolar AS.
NABILA NURSHAFIIRA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.