Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom sekaligus Director of Digital Economy Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menanggapi soal pengumuman salah satu perusahaan teknologi edukasi atau startup edutech, Zenius, yang menutup sementara operasional perusahaannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, perkembangan edutech ini melejit ketika pandemi. “(Saat pandemi) banyak startup edutech yang kebanjiran pendanaan, termasuk Zenius, yang digunakan untuk akuisisi salah satu bimbel offline besar,” kata Nailul ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 6 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendanaan tersebut, kata Nailul, menjadi masalah karena tidak mampu dimanfaatkan dengan baik pada tahun-tahun berikutnya. “Strategi leverage usaha menjadi beban di tahun berikutnya. Ketika aliran pendanaan mulai seret, kelabakan lah mereka mencari pendanaan,” tuturnya.
Terlebih dengan masa post-pandemic, di mana masyarakat sudah kembali lagi berkegiatan offline. Nailul mengatakan, fenomena ini ditambah dengan masyarakat yang mencari ilmu dengan memanfaatkan situs gratis seperti YouTube.
“Ditambah lagi kehadiran AI (artificial intelligence atau kecerdasan buatan). Edutech terdisrupsi oleh teknologi yang lebih canggih,” kata dia.
Ekonom itu kemudian mengatakan bahwa startup edutech harus adaptif dengan teknologi baru tersebut. “Karena saingannya adalah ilmu gratis di YouTube, plus AI,” ujarnya.
Terbaru, Zenius baru saja mengumumkan untuk menutup sementara operasional perusahaannya setelah 20 tahun beroperasi. Sebelumnya, sempat beredar kabar bahwa platform teknologi edukasi ini bangkrut.
Dalam keterangan resmi, Zenius mengungkap bahwa pihaknya sedang mengalami tantangan operasional dan sangat menyesal atas kejadian ini. “Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara,” tulis keterangan resmi itu, Kamis, 4 Januari 2024.
Manajemen pun meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan pagi para pengguna. “Kami menyadari bahwa keputusan ini akan mengecewakan banyak pihak, terutama para pengguna setia kami, yang telah mendukung dan mempercayai kami selama ini,” katanya.